CARITAU JAKARTA - Survei Litbang Kompas Oktober 2022 yang dirilis Kamis (27/10/2022) menyebutkan, para pemilih Jokowi-Ma'ruf Amin dalam Pemilu 2019 lalu menjadi kelompok yang relatif potensial untuk menjadi golongan putih (golput).
Kemungkinan ini setelah Tim Litbang Kompas menganalisis, jika dalam pemilu 2024 mendatang, hanya Prabowo Subianto dan Anies Baswdan yang maju sebagai capres dalam Pilres 2024 mendatang.
Baca Juga: Prabowo Sebut Sosok Pemimpin yang Pantas Pimpin Indonesia
"Pemilih Jokowi dalam Pemilu 2019 adalah kelompok yang paling rentan untuk golput jika yang maju hanya Prabowo dan Anies," demikian analisa Litbang Kompas, dengan prediksi jumlah golput mencapai angka 15,8-21,4 persen.
"Pemilihan presiden dengan hanya menyandingkan dua pasangan dapat berpengaruh pada penggunaan hak suara, terlebih jika ada kelompok besar calon pemilih yang merasa tidak terwakili oleh kandidat yang ada," papar analisis Litbang Kompas.
Dalam analisis itu juga digambarkan, dari simulasi berhadap-hadapan antara Ganjar Pranowo, Prabowo, dan Anies pada Pemilu 2024, golput akan tetap ada dan berpotensi naik.
Jika capres hanya tinggal dua nama, yakni Ganjar dan Prabowo, potensi golput bisa mencapai 14,5 persen.
"Jika yang maju hanya dua kandidat, yaitu Ganjar dan Prabowo, potensi golput dalam pemilu bisa berada di kisaran 8,9-14,5 persen."
Namun, lanjut laporan itu, potensi itu membesar menjadi 10,9-16,5 persen jika yang maju hanya Ganjar dan Anies.
"Potensi golput terbesar adalah jika hanya ada Prabowo dan Anies dalam kontestasi pemilu, yaitu 12,2-17,8 persen," lanjut laporan itu.
Sementara pada kelompok yang pada pemilu lalu sudah golput atau belum memberikan suaranya, sebanyak seperempatnya diprediksi tidak akan ikut mencoblos semua capres pada Pemilu di 2024 mendatang.
"Sebanyak seperempatnya juga mungkin tidak akan menggunakan hak suaranya," tutup laporan itu.
Survei Litbang Kompas terbaru dilaksanakan pada 24 September-7 Oktober 2022. Survei sebelumnya sejak Oktober 2019.
Sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak melalui metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi Indonesia.
Menggunakan metode ini, tingkat kepercayaan 95 persen dengan margin of error lebih kurang 2,8 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.
Meskipun demikian, kesalahan di luar pemilihan sampel dimungkinkan terjadi. (DID)
Baca Juga: Paparkan Visi dan Program Kerja, Gibran Inginkan Pemerataan Pembangunan yang Tak Lagi Jawa Sentris
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...