CARITAU MASAMBA – Haji Arsyad Kasmar, calon bupati (cabup) Luwu Utara, Sulsel, menggelar sayembara berhadiah Rp3 miliar bagi masyarakat yang memiliki bukti bahwa Arsyad pernah menerima uang Rp3 miliar dari Muhammad Fauzi, cabup Lutra usungan Partai Golkar, atau dari Bupati Lutra Indah Putri Indriani yang juga kader Golkar, demi kepentingan Pilkada Lutra 2024.
Arsyad Kasmar yang merupakan tokoh masyarakat Luwu dan dipercaya menjadi Ketua Kerukunan Keluarga Luwu Raya (KKLR) itu, difitnah melalui selebaran bahwa dia telah menerima uang Rp3 miliar dengan tudingan: maju menjadi calon bupati hanya bagian dari strategi paslon lain untuk memecah suara.
Baca Juga: DKPP Lantik 228 Tim Pemeriksa Daerah untuk Pilkada 2024
“Ada yang mengatakan, Arsyad Kasmar maju menjadi bupati karena diberi uang… Tahun 2024 ini saya dikabarkan diberi Pak Fauzi Rp3 miliar untuk memecah suara. Hal itu tidak benar,” kata Arsyad Kasmar, di Masamba, Lutra, Selasa (10/9/2024).
Munculnya selebaran hoaks yang kini beredar kencang di media sosial itu sebenarnya bisa dipahami, mengingat Pilkada Lutra tergolong dinamis dengan majunya empat pasangan calon (paslon).
Paslon pertama adalah Muhammad Fauzi- Ajie Saputra (MAJU) diusung Partai Golkar, PDIP, PKS, dan Perindo. Fauzi yang lebih dikenal sebagai Abang fauzi, merupakan anggota DPR RI dari Partai Golkar yang juga suami dari Bupati Indah. Fauzi menggandeng Ajie, Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UMKM Lutra yang juga anak dari H Arifin Junaidi, mantan Bupati Lutra dan Ketua DPD II Golkar Lutra.
Paslon kedua Andi Abdullah Rahim-Jumail Mappile (AMAN-JI) didukung NasDem, Gerindra, dan Gelora. Andi Rahim seorang pengusaha, sementara Jumail mantan Kadis Pariwisata Lutra.
Paslon ketiga Suaib Mansur-Triyono Kusnan (SMART) diusung Demokrat, Hanura dan PPP. Suaib Mansyur tak lain petahana Wakil Bupati yang kini berpasangan dengan Triyono Kusnan, pengusaha properti dan perhotelan di Lutra.
Sementara pasangan keempat, Arsyad Kasmar-Muhammad Fajar Jabir (AKAR) yang diusung PAN dan PKB, keduanya seorang pengusaha dan politisi. Arsyad Kasmar dikenal sebagai pengusaha besar tambang dan sawit yang malang-melintang di peta politik nasional, sedangkan Fajar yang baru berusia 31 tahun adalah tokoh muda Lutra yang aktif berpolitik di Sulsel.
Selain didukung dua partai, AKAR juga didukung Team Relawan Dozer yang merupakan relawan pemenangan paslon Andi Sudirman Sulaiman dan Hj Fatmawati Rusdi (Andalan Hati) di Pilgub Sulsel 2024.
Selebaran hoaks yang menyasar Arsyad berbunyi: “Berdasarkan informasi orang dalam, majunya Haji Arsyad merupakan strategi Abang Fauzi untuk memecah belah suara… Maka dibuatlah sekenario oleh Abang Fauzi melalui Golkar. Golkar dibuat seolah-olah mengusung Basir (Ketua DPRD Lutra 2019-2024) di Pilkada Lutra, sebagai pengecoh kandidat lain, seperti Andi Rahim dan Suaib Mansur. Abang Fauzi sadar betul, jika kekuatan Andi Rahim dan Suaib Mansur bersatu, maka Golkar akan kalah.”
“Skenario pun berjalan, di ujung pendaftaran Andi Rahim ternyata tak bersatu dengan Suaib. Keuntungan bagi Muhammad Fauzi. Dibuatlah Basir seolah elektabilitas rendah. DPP (Golkar) pun mengeluarkan rekomendasi untuk Abang Fauzi.”
“Setelah rekomendasi keluar, Muhammad Fauzi ditengarai kembali menjalankan taktiknya dengan Arsyad. Muhammad Fauzi ditengarai bertemu Arsyad di Jakarta, kemudian menyerahkan uang senilai 3 milyar rupiah ke Arsyad untuk pembayaran partai dan dana kampanye… Taktik menggunakan Arsyad sebagai pemecah suara di basis Sabbang Raya dan Baebunta Raya sangat efektif. Menurut info orang dalam, hanya Arsyad yang bisa menjalankan misi tersebut.”
Ujung dari konspirasi versi hoaks itu, Golkar dan PAN telah sepakat untuk bagi-bagi tugas untuk merebut kekuasaan, di mana PAN menjalankan taktik menggunakan Arsyad sebagai pemecah suara, sementara Golkar bakal fokus memenangkan Abang Fauzi.
Hoaks terakhir ini tampaknya membuat Arsyad gerah dan melakukan klarifikasi. Dia menyatakan maju menjadi cabup semata-mata karena dia mencintai kampung halamannya dan tidak pernah ada uang sepeserpun yang diterima dari Abang Fauzi atau isterinya Bupati Indah.
Arsyad bahkan menegaskan, sejak Indah Putri Indriani menjadi wakil bupati Lutra (2010-2015) dan kemudian menjadi Bupati Lutra dua periode (2016-2021 dan 2021-sekarang), dirinya tidak pernah bertemu Indah atau Fauzie.
“Saya tidak pernah bertemu keduanya, baik di Jakarta atau Makassar. Apalagi saya diberi uang segitu banyak,” katanya.
Sebagai penegasan, Arsyad pun membuat sayembara berhadiah Rp3 miliar bagi siapa saja yang memiliki bukti, bahwa dirinya pernah bertemu Indah dan Fauzie, atau bukti dirinya menerima uang dari keduanya.
“Saya membuat sayembara buat masyarakat, apabila punya bukti saya menerima uang 1 sen atau pernah melihat saya ketemu Pak Fauzie atau Ibu Indah, maka saya akan beri hadiah Rp3 miliar,” katanya.
Sebenarnya wajar jika Arsyad geram, karena keputusannya untuk maju di Pilkada Lutra dia putuskan hanya sehari menjelang batas pendaftaran di KPU Lutra pada Kamis 29 Agustus 2024, setelah dukungan muncul bergelora di injury time.
Arsyad yang telah tiga kali menjadi kandidat bupati Lutra itu, memutuskan maju setelah dia disodorkan berpasangan dengan pengusahan muda Muhammad Fajar Jabir yang tak lain Koordinator Relawan Team Dozer untuk Kabupaten Lutra.
Maka tak perlu heran, ketika pasangan AKAR melakukan deklarasi di halaman Masjid Nur Maryam di Baebunta yang dijejali simpatisan Arsyad, kader PAN, dan relawan Team Dozer Lutra, Arsyad Kasmar secara tegas menyatakan dia dan Fajar akan ikut memenangkan Andi Sudirman Sulaiman (Andalan), yang merupakan adik dari mentan Andin Amran Sulaiman.
“Jangan lupa, penting bagi Bupati dan Wabup Lutra terpilih untuk menjalin koordinasi erat dengan Gubernur Sulsel, karena provinsi sentral untuk mendatangkan APBN dan APBD. Makanya kita harus memenangkan Pak Andi Sudirman,” tegas Arsyad.
Arsyad bahkan mengatakan bahwa jika Andalan menang jadi gubernur, maka sangat bisa diharapkan untuk mendatangkan berbagai bantuan dari pusat untuk memajukan sektor pertanian, peternakan dan perikanan di Lutra, demi meratakan kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan pernyataan dukungan terbuka Arsyad kepada Andalan itu, beredar kabar bahwa sebenarnya Andi Amran Sulaiman ikut memberi restu bagi Arsyad Kasmar untuk maju menjadi bupati Lutra. Ketokohan Arsyad di masyarakat Luwu Raya, tidak hanya Lutra, dan statusnya sebagai pengusaha nasional yang sukses melalui Kasmar Group, tampaknya menjadi perhatian Amran Sulaiman.
Nah, jika melihat peta dukungan paling mutakhir terhadap paslon AKAR, muncul pertanyaan besar: apakah benar Haji Arsyad Kasmar hanya merupakan bagian dari strategi pemecah suara untuk kepentingan pihak tertentu? Atau jangan-jangan, paslon AKAR justru menjadi kuda hitam di Pilkada Lutra.(BIM)
Baca Juga: Cagub 02 Andi Sudirman Ikuti Jalan Sehat Anti Mager HUT Sulsel ke-355 di Soppeng
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...