CARITAU JAKARTA – Peleburan Lembaga Eijkman -- lembaga penelitian pemerintah yang bergerak di bidang biologi molekuler dan bioteknologi kedokteran -- ke Badan Risest dan Inovasi Nasional (BRIN) berdampak pada keterlambatan proses pengembangan vaksin Merah Putih.
Hal itu disampaikan Amin Soebandrio, mantan Kepala Lembaga Eijkman saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan pimpinan dan anggota Komisi VII DPR RI, di Ruang Rapat Komisi VII, Gedung DPR, Senin sore (17/1/2022). Turut hadir Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dan Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir.
Baca Juga: EUA untuk Vaksin InaVac terbit awal Oktober 2022, Begini Kata BPOM
Menurut Amin, pengembangan vaksin Merah Putih yang direncanakan dimulai pertengahan 2022 menjadi terhambat, dan diperkirakan baru akan mendapat izin penggunaan dari Emergency Use Authorization (UEA) pada 2023.
"Kelambatan penyelesaian vaksin Merah Putih oleh Eijkman disebabkan oleh banyak faktor dan beberapa proses yang belum selesai, sehingga vaksin Merah Putih tidak akan selesai pada pertengahan tahun ini. Kemungkinan baru dapat diselesaikan pada akhir tahun 2023, tergantung prosesnya," kata Amin.
Amin memaparkan bahwa proses pengembangan vaksin Merah Putih telah dimulai pada akhir 2020 bersama Bio Farma dan BPOM. Namun awal 2021 saat muncul proses peleburan Eijkman dengan BRIN, serta anggaran yang tidak kunjung cair menjadi penghambat proses pengembangan vaksin Merah Putih.
Saat ini Bio Farma dan BRIN akan mempersiapkan proses untuk pra uji klinik fase 1-3, sehingga vaksin Merah Putih diperkirakan baru akan selesai tahun depan.
Saat ditanya vaksin BUMN, Amin mengatakan pihaknya mengetahui informasi soal vaksin BUMN dan menganggap tidak akan menjadi saingan vaksin Merah Putih.
"Apakah vaksin BUMN ini mematikan Vaksin Merah Putih? Tentu tidak. Kami akan memastikan kualitas vaksin Merah Putih yang Eijkman kembangkan lebih berbeda dan tentunya bisa menangani kasus Covid-19," papar Amin.
Dia juga memastikan dan yakin jika Lembaga Eijkman diberi fasilitas oleh otoritas dalam menangani vaksin Merah Putih, proses pengembangannya akan selesai sesuai target.
"Kalau Lembaga Eijkman diberikan kesempatan, fasilitas dan diberi anggaran seperti waktu kami ditugaskan di tahun 2020 lalu, makan vaksin Merah Putih akan lebih cepat (selesai)," pungkasnya. (GIBS)
Baca Juga: Vaksin Merah Putih Didaftarkan ke WHO, BPOM: Bisa Diekspor
Pj Teguh Instruksikan Perangkat Daerah Bersinergi...
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...