CARITAU JAKARTA - Oktober tahun ini melahirkan dua duka mendalam. Dua negara di Asia berduka lantaran insiden yang menewaskan ratusan warganya.
Tadi malam, sedikitnya 146 orang meninggal dan 150 lainnya terluka karena berdesakan dalam kerumunan besar selama perayaan Halloween di kawasan, Itaewon Seoul pada Sabtu malam (29/10/2022).
Baca Juga: Bantah Pernyataan Aden Wong di Podcast Richard Lee, Amy: Saya Punya Harga Diri
Para saksi menyebut peristiwa nahas itu bermula sekitar pukul 20.00 WIB, saat ribuan orang memadati jalanan di Itaewon.
Baca juga: Kronologi Petaka di Pesta Halloween Korsel, Antusias Peserta hingga Berujung Maut
Semakin malam situasi makin tak terkendali. Ditambah lagi, dengan adanya kabar jika pesta ini akan dihadiri artis, membuat antusias peserta membludak pada perhelatan tersebut.
Waktu terus berjalan hingga akhirnya beberapa orang yang sudah berada di atas jalan akhirnya terjatuh dan mengenai orang yang masih berada di bawah.
Hingga ini berita ini diturunkan, pihak berwenang setempat masih menyelidiki apa yang menyebabkan insiden itu.
Kepala Departemen Pemadam Kebakaran Yongsan-gu, Choi Seong-bum mengatakan insiden ini diduga akibat banyaknya orang yang terinjak-injak.
Merujuk berita yang diturunkan media setempat, sekitar 100.000 orang berbondong-bondong ke jalan-jalan Itaewon untuk perayaan Halloween.
Jumlah ini merupakan yang terbesar sejak awal wanah corona setelah pelonggaran pembatasan.
Duka mendalam juga dirasakan Indonesia. Pada awal 1 Oktober lalu, di Tanah Air terjadi insiden Stadion Kanjuruhan yang juga meregang ratusan nyawa warganya.
Sebanyak 135 korban meninggal dunia dan ratusan orang lain harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan serius.
Pasca kerusuhan usai pertandingan lanjutan Liga 1 Indonesia 2022-2023, antara Arema FC vs Persebaya Surabaya tersebut, beberapa beberapa pihak lantas dimintai pertanggungjawaban atas kejadian tersebut.
Tragedi ini menjadi insiden maut terburuk, baik dalam dunia sepak bola Indonesia dan dunia.
Baca juga: Buntut Tragedi Kanjuruhan, Aremania Tuntut Proses Hukum yang Transparan dan Adil
Presiden Joko Widodo meminta jajaran kepolisian, dan membentuk tim khusus untuk mencaritahu apa sebenarnya yang terjadi malam itu dan meminta Liga 1 Indonesia dihentikan sementara waktu.
Selain itu, Presiden Joko Widodo juga terbang ke Malang untuk mengunjungi korban yang masih dirawat. (RIO)
Baca Juga: Antisipasi Aksi Protes Dokter, Pemerintah Korsel Perluas Layanan Telemedis
BPBD Luwu: Tujuh Meninggal dan Ribuan Rumah Terdam...
BNPB Kirim Taruna TNI AL Bantu Penanganan Dampak E...
Tim Piala Thomas dan Piala Uber Indonesia Lolos Se...
Jepang Juarai Piala Asia U-23 Qatar, Tekuk Uzbekis...
Sekolah Berjalan Anak Bajo di Wakatobi