CARITAU SAO PAULO – “Suatu hari nanti, saya berharap kami bisa main bola bersama di surga,” tulis pesan emosional Pele saat menyikapi kepergian Legenda Argentina, Diego Maradona yang wafat pada 25 November 2020 silam.
Dan kini, Pele menyusul kepergian sahabatnya itu. Kendati berkarier di era yang berbeda, Pele dan Maradona kerap disandingkan karena begitu hebatnya.
Baca Juga: Ronaldo Catatkan Penampilan ke-200 Bersama Portugal, Turut Sumbang Satu Gol ke Gawang Islandia
Adapun, Legenda asal Brazil tersebut menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Albert Einstein, Sao Paolo, Kamis (29/12/2022) setelah berjuang cukup tangguh melawan gangguan kesehatan, setidaknya dalam setahun terakhir.
Kepergian 'Raja Sepak Bola' ini disampaikan lewat instagram pribadi yang dikelola oleh agennya dan sang putri, Kely Nascimento. Kesedihan pun membuncah di seluruh penjuru dan dipenuhi belasungkawa untuk mendiang Pele.
Sekarang, Pele dapat mewujudkan mimpi itu. Dia mungkin saja menciptakan sejarah-sejarah yang berkilau bersama Diego Maradona, di surga.
Kilau Gemilang Raja Sepak Bola
Edson Arantes do Nascimento, atau akrab yang disebut Pele lahir pada 23 Oktober 1940. Dia lahir dari pasangan Dondinho dan Dona Celeste yang tinggal di kawasan kumuh Bauru, Brazil.
Darah sepak bola Pele mengalir kuat dari ayahnya yang pernah memperkuat Fluminense. Namun sayang, kiprah sang ayah tak berjalan mulus lantaran cedera patah kaki, sehingga memutuskan pensiun dan hidup di bawah kemiskinan.
Dalam sebuah laporan Football Tribe berjudul ‘Pele: Sepak Bola, Ginga Style dan Idealisme’, menceritakan bahwa Pele yang kala itu berusia sembilan tahun melihat ayahnya menangisi kekalahan Brazil melawan Uruguay di Final Piala Dunia 1950. Dia berjanji, suatu saat nanti dirinya akan membawa Tim Samba menjuarai Piala Dunia.
Akan tetapi, Pele tumbuh dalam kemiskinan dan orangtuanya bahkan tidak mampu membelikan dia perlengkapan sepak bola. Hal ini sempat menjadi kendala besar di awal karier sang legenda, sebelum rentetan-rentetan keajaiban tercipta.
Tak mau patah arang, Pele berinisiatif menjadikan kaus kaki tua yang diisi dengan koran menjadi sebuah bola. Dia juga diketahui mengasah bakatnya dari lapangan berlumpur di wilayah kumuh Bauru.
Kegigihan yang ditampilkan pun membuat sang keluarga sadar, sehingga Pele didaftarkan ke klub Bauru Athletic Club pada 1950 di usia 10 tahun. Tampil bersinar, bakat Pele menarik perhatian pelatih junior Bauru Athletic Club Waldemar de Brito. Singkat cerita, Waldemar merekomendasikan Pele untuk mengikuti seleksi dan gabung Santos pada 1956.
Dia berhasil lolos seleksi dan menandatangani kontrak profesional di Santos pada usia 15 tahun. Tak butuh lama untuk beradaptasi, pada 7 September 1957, Pele langsung mencetak gol dalam debutnya menghadapi Corinthians. Pertandingan tersebut berakhir dengan skor 7-1.
Setahun berikutnya, Pele menjadi top skor liga hingga mengantarkan timnya juara Campeonato Paulista pada 1958. O Rei, julukan Pele berhasil tampil memukau suporter yang mengelu-elukan namanya dan memuja bak dewa penyelamat. Namanya terus terpampang di papan angka dan setiap gerakannya mampu menghipnotis puluhan ribu suporter yang menyaksikan di stadion.
Di tahun yang sama ketika Santos juara, Timnas Brazil pun tak ragu untuk memanggil Pele untuk persiapan tampil di Piala Dunia 1958 Swedia. Awalnya pihak klub meragukan komitmen Tim Samba, mengingat usia Pele yang masih belia dan diprediksi tidak mudah baginya bisa menembus tim utama.
Piala Dunia pun bergulir pada 8-29 Juni 1958. Brazil yang saat itu menjadi salah satu tim unggulan, tetap memboyong Pele ke Swedia. Kendati demikian, Pele tidak lantas menyegel satu tempat di skuad Tim Samba. Dia sempat dicadangkan di laga-laga awal Brazil, sebelum menyegel satu tempat di starting line up Tim Samba. Itupun karena Skuad Brazil tengah diterpa badai cedera.
Kepercayaan yang diberi pelatih Brazil, Vicente Feola langsung ditunaikan Pele dengan cepat. Dia mencetak satu-satunya gol Brazil ke gawang Wales pada laga Perempat Final, sekaligus menasbihkan dirinya sebagai pemain dan pencetak gol termuda yang pernah tampil di Piala Dunia.
Brazil melaju Semifinal dan menantang salah satu kekuatan Eropa lainnya, Prancis. Sang bocah ajaib dari Sao Paulo kembali dipercaya pelatih turun dari menit awal. Tak tanggung-tanggung, dia berhasil menorehkan hatrick dalam kemenangan Brazil 5-2 atas Prancis.
Kemenangan atas Perancis membawa Brazil melangkah ke partai puncak. Lawan mereka di final adalah tuan rumah Swedia. Bertanding di Stadion Rasunda, Solna, Brazil tampil memesona dengan menjungkalkan Swedia 5-2.
Vava dan Pele sama-sama mencetak dua gol, sedangkan Mario Zagallo menggelontorkan satu gol. Sementara itu, dua gol Swedia dicetak oleh Nils Liedholm dan Tore Simonsson. Anak asuh Vicente Feola pun berpesta di Swedia.
Di tanah Eropa, Brazil sukses meraih gelar Piala Dunia pertama mereka. Sekaligus memperkenalkan Pele sebagai pemain luar biasa, serta membayar janjinya yang pernah dia ucapkan ketika masih berumur sembilan tahun silam.
Tak Bisa Bermain di Eropa
Keberhasilan Pele merengkuh trofi Piala Dunia di usia muda membuat namanya melambung tinggi. Namun sepanjang kariernya di level klub, Pele tidak pernah tampil untuk klub Eropa yang disebut-sebut impian semua pesepak bola di seluruh dunia.
Dia hanya membela dua tim selama kariernya, yaitu Santos dalam rentang 1956 hingga 1974, lalu New York Cosmos pada 1975 sampai 1977.
Berdasarkan catatan pada laman resmi FIFA, Sang Raja telah mencetak 1.281 gol dalam 1.362 laga. Namun, jumlah tersebut juga mencakup catatan laga tidak resmi, seperti pertandingan persahabatan bersama Santos dan New York Cosmos.
Sementara itu, RSSSF menyebut total gol Pele adalah 775 gol dari 840 laga resmi. Terlepas dari perdebatan jumlah gol, Pele telah membuktikan dirinya bahwa dia adalah predator handal di lini serang.
Sementara itu, untuk Timnas Brazil, Pele telah membukukan 77 gol dari 92 pertandingan. 12 gol di antaranya dicetak selama perhelatan Piala Dunia. Berkat hal tersebut, dirinya hingga saat ini sukses menjadi top skor Brazil sepanjang masa.
Tak berhenti sampai di situ, Pele juga tercatat oleh Guiness World Records sebahai pemain paling banyak mencetak hattrick, yakni 92 hattrick. Selama berkarir di klub dan negara, dia juga berhasil mempersembahkan 37 trofi, termasuk tiga gelar Piala Dunia bersama Brazil di tahun 1958,1962 dan 1970. Dan menjadikan satu-satunya pemain yang tiga kali menang kompetisi akbar olahraga sebelas melawan sebelas itu.
Dengan segala kemampuan yang dimilikinya, Pele tidak pernah bermain di Eropa dan selalu dipertanyakan. Padahal, ketertarikan klub-klub Eropa terhadapnya tidak terbantahkan. Pada 2016, Pele pernah menyebut dirinya pernah diminati klub raksasa Real Madrid dan Napoli.
Salah satu faktor yang membuat Pele tidak bergerak ke kompetisi Benua Biru adalah kebijakan Pemerintah Brazil kala itu. Pada 1961, Presiden Janio Quadros menyatakan Pele sebagai harta karun nasional yang membuatnya tidak bisa ditransfer ke klub luar negeri.
"Saya begitu dekat untuk menandatangani kontrak dengan Real Madrid, dan sekali lagi dengan Napoli di Italia. Ini bukan semacam penyesalan. Saya berada di Santos, dan saat itu mereka adalah kekuatan hebat,"ungkap Pele dikutip ESPN.
Bawa Santos Menjadi Klub Disegani
Karier Pele di Santos cukup lama dan menorehkan hal-hal hebat. Dirinya ikut berperan aktif mengantarkan Santos juara Liga Brazil enam kali dan Copa Libertadores dua kali.
Salah satu pencapaian anyar Santos era Pele adalah ketika mereka keluar sebagai pemenang Piala Interkontinetal dalam dua edisi pada 1962 dan 1963. Di mana, Santos mengalahkan dua tim Eropa di partai puncak, yaitu Benfica (1962) dan AC Milan (1963).
Setelah 19 tahun bersama Santos, sang legenda akhirnya memutuskan pensiun dari klubnya tersebut. Pada 1975, sang legenda bergabung dengan New York Cosmos di Amerika Serikat. Debutnya di klub tersebut berlangsung pada 15 Juni tahun tersebut melawan Dallas Tornado. Laga berakhir imbang 2-2, Pele mencetak 1 gol.
Pertandingan terakhir Pele di kompetisi resmi terjadi saat New York Cosmos mengalahkan Seattle Sounders 2-1. Hadirnya Pele sempat menaikkan euforia sepak bola di Amerika Serikat, yang mulai mendatangkan bintang-bintang lapangan hijau lainnya seperti Eusebio, Johan Cyruff, Beckenbauer dan lain-lain.
Sepanjang 21 tahun karier profesionalnya, Pele dikenal tak hanya sebagai pemain dengan gaya yang menakjubkan dan deretan rekor lainnya. Pele juga dikenal sebagai orang yang murah senyum, adem, dan perilakunya yang jauh dari kontroversi.
"Pemain terbaik sepanjang masa? Pele. Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo keduanya pemain hebat dengan kualitas-kualitas yang spesifik, tapi Pele lebih baik," kata Legenda Real Madrid, Alfredo Di Stefano kepada ESPN, 10 September 2012 silam.
Kharisma itu sampai sekarang belum dimiliki bintang-bintang sepakbola lain seperti Messi dan Maradona sekalipun. Dia bukan hanya menjadi pilar di dunia olahraga, tapi dia berkembang menjadi inspirasi sosial lainnya di hampir segala penjuru bumi.
"Menyaksikannya bermain seperti halnya melihat kebahagiaan seorang anak yang dikombinasikan dengan anugerah yang luar biasa dalam satu tubuh manusia," kata Nelson Mandela, ikon apartheid dari Afrika Selatan.
Bahkan, ada satu cerita menarik di mana kehadiran Pele sempat membuat gencatan perang di Nigeria. Saat itu, Santos bersama Pele kerap tampil di laga-laga persahabatan dan aktif berkeliling dunia.
Pada tahun 1967, Santos melakukan laga persahabatan di Lagos, Nigeria. Demi menyaksikan Pele di lapangan hijau, gencatan senjata selama 48 jam pun diberlakukan oleh kedua kubu yang berperang. Sungguh, Pele benar-benar menginspirasi banyak orang.
Cetak Satu Gol Ke Gawang Indonesia
Sebanyak 75 ribu pasang mata memadati Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta dalam pertandingan teramat sejarah atas Timnas Indonesia vs Santos yang dihelat pada Rabu 21 Juni 1972. Laga tersebut sendiri merupakan salah satu laga eksebisi Santos dalam turnya ke Benua Asia.
Namun, penampilan sang legenda mendapat kritik publik setelah tidak menampilkan permainan terbaiknya. Majalah Tempo edisi pertama, Juli 1972 menggambarkan. "Pele, Mutiara Hitam Brazil jang menjadi pusat perhatian, malam itu tidak mengesankan sedikitpun kehadiran “dewa stadion” sebagai jang digelarkan orang Brazil pada dirinja,"
Kendati demikian, pertandingan tetap dimenangkan Santos dengan skor 3-2. Meski disebut-sebut bermain di bawah standar, Pele setidaknya mencetak satu gol dari tiga gol kemenangan Santos. Dua gol Santos lainnya ke gawang Roni Paslah dicetak Jadel dan Edu. Sementara, dua gol Timnas Indonesia diborong Risdianto.
Duka Bagi Semua Orang
Kabar meninggalnya Pele, turut dirasakan oleh hampir seluruh masyarakat di dunia. Jutaan pesan duka meramaikan jagat sosial media di muka bumi.
Mega Bintang asal Portugal, Cristiano Ronaldo menuturkan rasa duka atas kepergian Pele. Dia menyebut, ‘Raja Pele”menjadi inspirasi bagi jutaan orang, rujukan bagi dirinya dari kemarin, hari ini hingga selamanya.
“Kasih sayang yang selalu dia tunjukkan padaku berbalas di setiap momen yang kami bagikan, bahkan dari kejauhan. Dia tidak akan pernah dilupakan dan ingatannya akan hidup selamanya di setiap kita pecinta sepakbola. Beristirahatlah dengan tenang, Raja Pele," tulis @Cristiano.
Ungkapan duka lainnya juga dituturkan oleh Lionel Messi. Lewat akun Instagram pribadinya, Superstar asal Argentina itu memposting foto dirinya bersama Pele dalam sebuah pertemuan.
"Beristirahatlah dengan tenang, @pele," tulis Messi di penjelasan foto tersebut.
Sementara pesan menyentuh juga disampaikan oleh Neymar, yang merupakan satu negara dengan sang legenda.
"Sebelum Pele, 10 hanyalah angka. Saya membaca ungkapan itu di suatu tempat, di beberapa titik dalam hidup saya. Ungkapan itu cantik, tapi tidak lengkap. Saya akan mengatakan sebelum Pele sepak bola hanyalah olahraga. Pele mengubah segalanya. Dia mengubah sepak bola menjadi seni, menjadi hiburan. Dia menyuarakan orang miskin, orang kulit hitam dan terutama ini: memberi visibilitas ke Brasil. Sepak bola dan Brasil telah meningkatkan status mereka berkat Sang Raja! Dia sudah pergi, tapi sihirnya akan tetap ada. Pele itu ABADI!!" ucap @neymarjr.
Sementara itu, Mantan Presiden AS Barack Obama juga ikut menyampaikan penghormatan untuk sang legenda. ”Pele adalah salah satu atlet besar yang menghasilkan keindahan pada sepak bola, salah satu atlet yang paling terkenal di dunia. Dia paham bahwa sepak bola bisa membawa dunia bersatu,” papar Obama.
Pemerintah Brazil telah mengumumkan tiga hari berkabung. Masyarakat Brazil setempat turun ke jalan, patung Kristus Sang Penebus di Rio De Janeiro menyala dengan warna kuning hijau. Lengkungan di Stadion Wembley dinyalakan dengan warna khas Brasil. Dan masih banyak lagi respon pelbagai pihak mengiri kepergian sang legenda sana yang telah membawa olahraga sepak bola, menjadi olahraga yang dicintai banyak orang.
Penulis: Rahma Dhoni
Baca Juga: Sandiaga Ingin Ajak Messi Kunjungi Labuan Bajo
obituari pele gugurnya sang raja sepak bola adakah yang bisa samai pencapaian pele messi ronaldo maradona
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...