CARITAU JAKARTA – Kekhawatiran menyelimuti pecinta Timnas Indonesia jelang Piala Asia AFC 2023 yang bakal bergulir 12 Januari hingga 10 Februari 2024. Sebab hasrat untuk mengukir sejarah di pentas paling akbar se-Asia itu, tidak diiringi capaian positif dalam laga-laga persiapan. Terlebih dalam sejarahnya, pencapaian Timnas Indonesia di level internasional belum bagus-bagus amat.
Terkini, tim asuhan Shin Tae-yong itu kembali takluk atas Libya dengan skor 1-2 di laga ujicoba yang tersaji di Mardan Sport Complex Stadium, Antalya, Turki, Jumat (5/1/2024) malam. Gol cepat Yakob Sayuri di menit keenam, langsung dibalas dengan ringkas oleh Osama Mukhtar Al Shremi (9') dan Ahmed Ekrawa (20').
Kendati ada peningkatan dari segi hasil dan penampilan dibanding uji coba melawan Libya beberapa hari sebelumnya dengan kekalahan 4-0, pelbagai catatan mesti dibenahi dalam waktu segera. Di mana Indonesia sejatinya menguasai jalannya laga, tetapi sering kelimpungan di sepertiga lapangan akhir lawan. Hal ini kian diperburuk dengan seiringnya kesalahan-kesalahan yang tercipta dan justru berujung gol untuk tim lawan.
Selanjutnya, Indonesia masih berkesempatan untuk menggelar uji coba kembali melawan Iran pada 9 Januari mendatang di Qatar. Ini menjadi laga pamungkas sebelum menatap kompetisi sesungguhnya.
Sembilan hari jelang laga perdana melawan Irak (15/1/2024) di Piala Asia 2023 Qatar, publik terus menunggu langkah ekstrim apa yang diciptakan Shin Tae-yong demi menjemput asa dan kejayaan. Tentu banyak di antara pecinta sepak bola Tanah Air menjadikan Piala Asia 2023 sebagai tolak ukur dari progres pelatih berkebangsaan Korea Selatan yang telah menukangi Tim Merah Putih sejak Desember 2019 silam.
Tidak mudah bagi Indonesia untuk kembali tampil di Piala Asia setelah vakum sejak 2007 silam saat menjadi salah satu tuan rumah. Bahkan, Tim Merah Putih memastikan satu tempat di Qatar dari titik paling rendah dibandingkan kontestan lainnya.
Asnawi Mangkualam dan kolega, mengawalinya dengan babak play-off kualifikasi melawan Taiwan. Laga berlangsung dalam dua putaran yang tersaji di Stadion Buriram, Thailand, pada 7 dan 11 Oktober 2021.
Langkah ini ditempuh tanpa kendala cukup berarti. Indonesia sukses menyapu bersih kemenangan di dua pertandingan tersebut, serta unggul dengan agregat 5-1. Pada leg pertama, Timnas Indonesia menang 2-1 lewat gol Ramai Rumakiek dan Evan Dimas. Di leg kedua, Skuad Garuda menang 0-3 melalui Egy Maulana Vikri, Ricky Kambuaya, dan Witan Sulaeman.
Selanjutnya di babak kualifikasi, perjuangan Indonesia kembali diuji. Kali ini mereka tergabung di Grup A bersama tuan rumah Kuwait, Jordania dan Nepal.
Tergabung di grup yang cukup berat, Indonesia juga dijerat rekor buruk, di mana terakhir kali mereka mencatatkan kemenangan di babak kualifikasi di Kualifikasi Piala Asia 2004 yang berlangsung di Jeddah, Oktober 2003.
Kala itu, Indonesia tergabung di Grup C bersama Arab Saudi, Yaman, dan Bhutan. Tim Merah Putih berhasil menyegel peringkat kedua di bawah Arab Saudi dengan torehan 10 poin berkat tiga kemenangan, sekali seri, dan dua kekalahan. Raihan tersebut cukup mengantarkan Indonesia lolos ke Piala Asia 2004.
Setelahnya, Indonesia menjalani dua kali babak kualifikasi untuk Piala Asia edisi 2011 dan 2015. Namun, dalam 12 pertandingan di dua edisi itu, hasil terbaik Tim Merah Putih hanya meraih hasil imbang. Sementara di edisi 2019, Indonesia harus absen di babak kualifikasi karena hukuman pembekuan dari FIFA terkait intervensi pemerintah terhadap PSSI.
Berangkat dari hasil tersebut, Indonesia tentu menjadi tim yang tak diunggulkan. Namun kesebelasan Indonesia secara heroik menjungkirbalikkan statistik yang ada dengan mengalahkan Kuwait 2-1 di Jaber Al Ahmad International Stadium pada 8 Juni 2022 silam. Teristimewa, Tim Garuda untuk pertama kalinya menundukkan Kuwait dalam tujuh pertemuan sejak 1980 silam.
Walau sempat kalah 1-0 atas Jordania, Indonesia mengamankan posisi kedua grup dengan kemenangan 7-0 atas Nepal. Skuad Garuda akhirnya menjadi salah satu dari tim yang lolos melalui jalur runner-up terbaik.
Dalam klasemen runner-up, Timnas Indonesia bahkan menempati posisi kedua setelah Kirgistan. Anak asuh Shin Tae-yong hanya kalah satu poin dari tim dari Asia Tengah tersebut.
Baca Juga: Erick Thohir: Timnas Indonesia Baru Saja Mengukir Sejarah
Setelah menuntaskan dahaga untuk mengembalikkan Indonesia ke pentas sesungguhnya, PSSI sebagai induk sepak bola nasional langsung memasang target tinggi buat Timnas Indonesia untuk bisa lolos ke babak 16 Besar Piala Asia 2023. Itu artinya, Timnas Indonesia harus menjadi runner up grup D, atau menjadi empat tim terbaik peringkat tiga grup.
"Saya ingin Timnas tampil mati-matian. Bukan apa-apa, ini kesempatan besar kita bisa tampil kembali di level Asia sejak terakhir tahun 2007. Jadi sudah 16 tahun tidak main di ajang ini, sehingga sudah seharusnya harus total dan anggap ini kesempatan emas untuk buktikan bahwa level kita bisa bersaing dengan para jawara sepakbola Asia," kata Ketua Umum PSSI, Erick Thohir.
Target ini turut diamini sang pelatih, Shin Tae-yong. Namun dia juga menyadari bahwa Indonesia di Piala Asia berstatus sebagai peringkat terendah kedua (146) dibandingkan kontestan lainnya. Terlebih Indonesia sudah dibutakan dengan peta persaingan di Piala Asia, karena gagal lolos di tiga edisi sebelumnya.
"Persiapan kita targetnya 16 besar. Untuk itu saya dan seluruh pemain akan berusaha maksimal dan berjuang keras," kata Shin beberapa waktu lalu.
Target 17 besar dinilai cukup berat, mengingat dalam keikutsertaaan Indonesia di pentas empat tahunan itu, prestasi terbaik Skuad Garuda hanya mencetak tiga poin di grup.
Jika mengacu pada sejarah Piala Asia, Timnas Indonesia bukanlah langganan tampil di kejuaraan ini yang telah dilangsungkan sebanyak 17 kali sejak tahun 1956. Timnas baru berpartisipasi sebanyak empat kali di Piala Asia, yakni 1996, 2000, 2004 dan 2007.
Lebih rinci, perjalanan Indonesia di Piala Asia 1996 Uni Emirat Arab sungguh tidak mengesankan. Indonesia tergabung di Grup A bersama tuan rumah UEA, Korea Selatan dan Kuwait. Hasilnya, Indonesia harus puas menghuni posisi paling buncit dengan raihan satu poin, hasil imbang melawan Kuwait dan dua kali kalah melawan Korea Selatan dan UEA.
Empat tahun berselang, raihan tidak jauh berbeda kembali dialami Tim Merah Putih. Tim asuhan Nandar Iskandar itu menjadi bulan-bulanan kontestan lainnya. Tergabung di Grup B, Timnas Indonesia sempat menahan Kuwait 0-0 kemudian dihajar China 0-4 dan dikalahkan Korea Selatan 0-3.
Kemenangan perdana Indonesia di ajang ini baru tercipta di Piala Asia 2004 China. Saat itu, Indonesia mengejutkan sejumlah pihak dengan mengalahkan Qatar 2-1 di laga perdana. Sayangnya, Indonesia yang saat itu dilatih Ivan Kolev gagal lolos ke perempatfinal karena dalam dua laga selanjutnya kalah 0-5 dari China dan dibungkam Bahrain 1-3.
Pada edisi Piala Asia 2007, Indonesia yang bertindak sebagai tuan rumah mengusung semangat berbeda. Mereka sempat mengintip impian untuk bisa lolos ke babak gugur dengan membalaskan dendam di turnamen sebelumnya atas Bahrain dengan skor 2-1. Akan tetapi, Indonesia gagal melanjutkan hasil positif itu setelah dikalahkan dua tim raksasa Benua Kuning, yakni Arab Saudi dan Korea Selatan, sehingga gagal lolos ke perempat final.
Mungkin masih lekat di ingatan kita, bahwa Indonesia baru saja dipermak habis-habisan melawan Irak di Kualifikasi Piala Dunia 2026. Juara Piala Asia 2007 itu menjungkalkan Indonesia dengan skor telak 5-1 di laga yang tersaji di Basra Internasional Stadium, Kamis (16/11/2023).
Alih-alih bermain optimis sebagaimana semangat baru yang dijanjikan, Jordi Amat dan kawan-kawan tak mampu menahan gempuran Singa Mesopotamia itu. Gawang Indonesia yang dijaga Nadeo Argawinata begitu mudah dibobol, sehingga mengulangi hasil terburuk dengan selisih gol yang sama nyaris tiga dekade lalu.
Nah, kebetulan kedua tim kembali bentrok di laga perdana Grup D Piala Asia 2023 pada Senin (15/1/2024). Tentu, baik Indonesia maupun Irak telah berbenah menatap arti turnamen yang sesungguhnya.
Berdasarkan catatan pertemuan di antara kedua tim, Irak yang saat ini menghuni peringkat 63 FIFA itu, tampil mendominasi atas Indonesia. Kedua tim telah bertemu sebanyak 12 kali, di mana Irak mendominasi dengan tujuh kemenangan, tiga kali hasil imbang dan dua laga lainnya dimenangkan Indonesia.
Kemenangan Skuad Garuda atas Irak pertama kali terjadi pada 16 Januari 1968 di Kualifikasi Olimpiade. Saat itu, Indonesia menang 2-1 pada laga yang berlangsung di Bangkok Thailand, lewat gol dari Tjan Peng Hong dan Jacob Sihasale.
Sedangkan kemenangan terakhir Indonesia atas Irak terjadi pada 3 September 2000 di Piala Kemerdekaan. Di mana Timnas Indonesia menang 3-0 atas Irak. Adapun pertemuan lainnya juga tercipta pada 19 November 2013 pada Kualifikasi Piala Asia 2015. Hasilnya Indonesia yang dilatih Jacksen F. Tiago harus mengakui keunggulan Irak dua gol tanpa balas.
Di laga kedua Piala Asia 2023, Indonesia bakal menghadapi rival satu regional, yakni Vietnam pada 19 Januari. Kedua tim kerap bertandingan dengan rivalitas tinggi, terlebih kedua tim terus bersaing untuk memperlihatkan perkembangannya di Asia Tenggara.
Indonesia total 27 kali bertemu dengan Vietnam. Tim Merah Putih menang delapan kali, 11 kali imbang, dan delapan kali kalah. Namun, Indonesia harus mengakui bahwa mereka sudah tertinggal beberapa langkah dari Vietnam.
Hal tersebut tidak lepas dengan capaian Vietnam cukup yang cukup memukau. The Golden Stars, julukan Vietnam, sempat menyentuh babak perempat final Piala Asia 2019, serta finalis Piala AFC U-23 2018 silam.
Di empat duel terakhir melawan Vietnam di bawah kepelatihan Shin Tae-yong, Indonesia dibuat tidak berkutik dengan menelan dua kekalahan dan dua hasil imbang. Dalam periode tersebut, Tim Merah Putih bahkan tidak mampu mencetak sebiji gol pun. Sebaliknya, peraih dua gelar AFF itu telah mengukir enam gol ke gawang Indonesia.
Teranyar, Indonesia dikalahkan 2-0 atas Vietnam di Semifinal Piala AFF 2022 yang digelar pada Januari 2023 lalu. The Golden Star sukses mencetak gol cepat di masing-masing babak yang berhasil dilesakkan Nguyen Tin Linh (3', 47') di laga yang tersaji My Dinh National Stadium.
Sementara di laga pamungkas Piala Asia 2023, Indonesia akan menghadapi tim tersukses di turnamen ini; Jepang. Negara 'Matahari Terbit' sejauh ini tercatat sudah menjuarai empat kali Piala Asia, yakni di edisi 1992, 2000, 2004 dan 2011.
Selain itu, Jepang di bawah kendali Hajime Moriyasu kian bersaing dengan negara papan atas sepak bola dunia. Mereka secara sensasional mengalahkan Jerman dan Spanyol di Piala Dunia, serta meraih kemenangan beruntun di sembilan laga terakhirnya.
Sembilan pertandingan itu terdiri dari tujuh laga uji coba dan dua kali laga kualifikasi Piala Dunia 2026. Thailand menjadi tim terakhir keganasan Jepang. Dalam uji coba yang dihelat Senin (1/1/2024) lalu, peraih enam gelar AFF itu dibantai Jepang dengan skor telak 5-0.
Tentu Indonesia patut was-was, melihat Jepang saat ini dihuni pemain-pemain berkelas macam Kaoru Mitoma, Takefuso Kubo, Takehiro Tomiyaso, hingga Takumi Minamino. Apalagi berdasarkan rekor pertemuan, Jepang unggul atas Indonesia.
Kedua tim dalam sejarahnya sudah bertemu sebanyak 15 kali di level senior. Di mana, Skuad Garuda sukses memenangkan lima laga, bermain imbang dua kali dan menelan kekalahan sebanyak delapan kali dari tim Matahari Terbit.
Namun, Indonesia bisa dikatakan sudah lama tidak bersua dengan Jepang. Duel terakhir dengan Jepang terjadi pada Juni 1989 di ajang Kualifikasi Piala Dunia 1990. Kala itu, Indonesia harus mengakui keunggulan lawannya tersebut dengan skor 0-5.
Melihat rentetan hasil di atas, tentu sukar dirasa bahwa Indonesia bakal bisa keluar dari lubang jarum Grup D atau melangkah ke 16 besar di Piala Asia AFC 2023. Namun melihat segala yang pernah tercipta di panggung sepak bola dunia, tidak ada hal yang mustahil, lantaran begitu berjibunnya kisah-kisah heroik tim underdog membuat kejutan. Jadi semoga 'Mission Impossible' Timnas Indonesia bakal berbuah kejutan manis.(RAHMA DHONI)
Baca Juga: STY Minta Pemain Timnas Indonesia Besok Menikmati Laga Lawan Irak
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...