CARITAU JAKARTA - Berdasarkan data World Giving Index (WGI), Indonesia kembali dinobatkan sebagai negara paling dermawan di dunia. Pencapaian ini menempatkan negara tersebut paling dermawan dalam kurun waktu lima tahun berturut-turut.
Laporan tahunan WGI sendiri dibuat oleh Charity aid Foundation (CAF). Indonesia memperoleh skor 68%, unggul jauh dibandingkan Amerika Serikat dan Selandia Baru di posisi dua dan ketiga, dengan perolehan skor masing-masing 59% dan 54%.
Baca Juga: Reksa Dana, Saham dan Kripto, Tiga Terbesar Instrumen Investasi di Indonesia
Hasil penelitian CAF menunjukkan 84% orang Indonesia menyumbang uang pada tahun 2021, jauh lebih tinggi dari skor rata-rata global (35%).
Persentase warga Indonesia yang berpartisipasi dalam kegiatan kerelawanan juga tinggi (63%), hampir 3 (tiga) kali lebih besar dari angka rata-rata global (23%). Sementara persentase warga yang menyumbang untuk orang asing berjumlah 58%, sedikit lebih rendah dari angka rata-rata global (62%).
Kuatnya Tradisi Memberi
Selaku Ketua Badan Pelaksana PIRAC Public Interest Research and Advocacy Center) Hamid Abidin, mengaku takjub atas prestasi yang ditorehkan oleh sektor filantropi Indonesia dalam kurun waktu lima tahun tersebut.
Kata dia, di saat negara-negara lain keluar masuk daftar sepuluh 10 besar negara paling dermawan, Indonesia konsisten berada di posisi puncak dalam waktu setengah dekade.
“Ini menunjukkan kuatnya tradisi menyumbang kita yang diinspirasi oleh ajaran agama dan tradisi lokal yang sudah dipraktikkan puluhan tahun. Kondisi pandemi ternyata tidak berpengaruh pada minat dan antusiasme menyumbang masyarakat Indonesia dan hanya berdampak pada jumlah dan bentuk donasi yang disumbangkan,” katanya lewat keterangan tertulis, Sabtu (22/10/2022).
Selain pengaruh ajaran keagamaan yang sangat kuat, Hamid menyebut tingkat kedermawanan orang Indonesia dipengaruhi oleh pegiat filantropi. Ia mengambil contoh filantropi Islam, dalam menggalang, mengelola dan mendayagunakan donasi keagamaan.
"Lembaga filantropi Islam, khususnya badan dan lembaga pengelola ZISWAF (Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf) telah bermetamorfosis menjadi lembaga filantropi modern. Mereka mengembangkan strategi penggalangan sumbangan keagamaan secara konvensional dan digital, serta menerapkan standart pengelolaan donasi secara transparan dan akuntabel," sebutnya.
Kendati demikian, Hamid mengingatkan bahwa sektor filantropi di Indonesia maupun di seluruh dunia, tahun depan dan beberapa tahun mendatang akan menghadapai 3 tantangan yang berat.
"Yaitu lingkungan geopolitik yang tidak stabil akibat perang Rusia–Ukraina, ancaman resesi ekonomi global, dan dampak perubahan iklim yang mempengaruhi pasokan makanan, migrasi dan bencana alam," imbuhnya. (RMA)
Baca Juga: Yunnan China Siap Bertukar Wisatawan dengan Indonesia
world giving index wgi indonesia negara dermawan tradisi memberi
Gunung Merapi Muntahkan 15 Kali Guguran Lava Sejau...
Polisi Selidiki Penyebaran Konten Pornografi di Ja...
Pameran Asia Pacific Media Forum 2024 di Bali
Airlangga: RI 'On-Track’ Capai Visi Indonesia Emas...
Gunung Ile Lewotolok Keluarkan 348 Kali Gempa Hemb...