CARITAU JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan alasan pemerintah terpaksa menaikkan harga BBM karena belanja subsidi APBN Tahun 2022 meningkat melebihi anggaran yang sudah dialokasikan Rp502,4 triliun meskipun minyak dunia menurun satu bulan terakhir.
Menkeu memaparkan pemerintah terus melakukan perhitungan dengan berbagai skenario perubahan harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price /ICP) dan dampaknya terhadap besaran subsidi di APBN tahun berjalan.
Baca Juga: Belanja Pemerintah Diterima Langsung Masyarakat Rp254,7 Triliun, Menkeu Beberkan Rinciannya
“Anggaran subsidi dalam Perpres 1998, di mana pemerintah sudah menaikkan tiga kali lipat,” kata Menkeu Sri Mulyani dalam konferensi pers perihal Pengalihan Subsidi BBM di Istana Merdeka, yang dipantau, Sabtu (3/9/2022).
Menkeu melanjutkan anggaran dalam bentuk subsidi BBM dan LPD dari Rp77,5 triliun menjadi Rp 149,4 triliun.
Untuk listrik dari Rp56,5 triliun menjadi Rp 59,6 triliun, kompensasi BBM dari Rp18,5 triliun menjadi Rp252,5 triliun, kompensasi listrik dari 0 menjadi Rp41 triliun.
“Sehingga total subsidi dan kompensasi untuk BBM, LPG dan listrik mencapai Rp 502,4 triliun,” katanya.
Angka Rp 502,4 triliun dihitung berdasarkan rata-rata dari harga ICP yang bisa mencapai 105 dollar AS/ barrel dengan kurs Rp14,700 per dollar AS dan volume dari Pertalite yang diperkirakan mencapai 29 juta kiloliter sedangkan volume solar bersubsidi adalah 17,44 juta kiloliter.
Dengan asumsi ICP berada di bawah harga 90 dolar AS per barel ataupun mengambil asumsi rata-rata dalam satu tahun di rentang 97-99 dolar AS per barel, maka belanja subsidi energi tetap akan naik dari anggaran yang dialokasikan pemerintah sebesar Rp502,4 triliun.
“Dengan perhitungan ini, maka angka kenaikan subsidi yang waktu itu sudah disampaikan di media dari Rp502 triliun tetap akan naik, tidak menjadi Rp698 triliun, namun Rp653 triliun, kami terus melakukan penghitungan,” ujarnya.
Sri Mulyani memberikan gambaran jika harga ICP berada di 85 dolar AS per barel, maka subsidi akan tetap bertambah dari Rp502 triliun menjadi Rp640 triliun.
“Ini adalah kenaikan Rp137 triliun atau Rp151 triliun tergantung dari harga ICP,” ujarnya.
Pemerintah, kata Sri Mulyani, akan terus mencermati harga minyak dunia karena kondisi geopolitik dan proyeksi ekonomi dunia yang masih sangat dinamis.
“Kami akan terus mengalokasikan subsidi, yaitu antara Rp591 triliun apabila ICP di 85 dolar AS per barel atau Rp605 triliun apabila ICP 99 dollar AS per barel,” katanya.
Apabila ICP di atas 100 dolar AS per barel, total subsidi dalam bbm mencapai Rp649 triliun.
“Kita perkirakan dengan bansos tambahan Rp24,17 triliun , kita bisa menahan pertambahan kemiskinan, kita jaga dan diupayakan menurun,” kata Menkeu.
Dalam kesempatan tersebut Presiden Jokowi menyatakan pemerintah akan mengalihkan subsidi BBM untuk bantuan sosial yang lebih tepat sasaran.
“ Karena itu, dengan adanya pengalihan subsidi BBM, maka akan terjadi penyesuaian harga BBM,” kata Jokowi.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan harga BBM subsidi pertalite menjadi Rp10 ribu per liter dari sebelumnya Rp7.650 per liter mulai Sabtu, pukul 14.30 WIB.
Pemerintah juga menyesuaikan harga BBM subsidi untuk solar dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter. Untuk BBM nonsubsidi, pemerintah menyesuaikan harga pertamax dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.(HAP)
Baca Juga: Menkeu Laporkan Dugaan Fraud 4 Debitur LPEI ke Kejagung
menkeu harga bbm naik minyak dunia turun blt bbm sri mulyani
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...