CARITAU JAKARTA - Jumlah penonton film lokal pada tahun 2022 sampai bulan September ternyata lebih besar dibandingkan dengan film luar negeri, di mana market share penonton film di bioskop memiliki persentase 61% untuk film Indonesia dan 31% film barat.
Ketua Asosiasi Perusahaan Film Indonesia (APFI) Chand Parwez menyebut capaian jumlah penonton tersebut merupakan sejarah pertama dalam dunia film Indonesia, sangat membanggakan serta menjadikan film lokal menjadi tuan rumah di negara sendiri.
"Saya berharap bisa bertahan sampai akhir tahun. Saya juga senang karena APFI juga mempunyai kontribusi dalam perolehan tersebut," ujar Chand Parwez, di Jakarta, Jumat (23/9/2022).
Pernyataan Chand Parwez tak sekadar pepesan kosong.
Jika merujuk data yang drilius filmindonesia.or.id, sepanjang tahun 2022 sampai bulan September 2022, terdapat 10 film Indonesia yang berhasil meraih jutaan penonton, di antaranya 'KKN di Desa Penari' ditonton 9.233.847 orang, 'Pengabdi Setan 2' (6.390.970), 'Miracle In Cell No 7' (3.543.856 dan masih tayang), 'Ngeri-ngeri Sedap' (2.886.122) serta 'Ivanna' (2.793.775).
Selain lima film di atas, masih ada 'Sayap-Sayap Patah' (2.414.405), 'Mencuri Raden Saleh' (2.248.931), 'Ku Kira Kau Rumah' (2.220.180), 'The Doll 3' (1.764.077) dan 'Kuntilanak 3' (1.313.304).
Menurut Chand Parwez yang juga Produser Falcon Pictures, dirinya bangga karena pencinta film tanah air mulai mengganderungi karya sineas lokal.
"Apalagi film 'Miracle In Cell No 7' yang saat ini masih tayang di bioskop menjadi salah satu film yang memperoleh penonton di atas 3 juta. Kabar ini, menjadi penyemangat buat kami untuk dapat berkarya lebih baik lagi," katanya.
Baca Juga: Film "13 Bom di Jakarta" dari Visinema Rilis Teaser Terbaru
Dewinta Hutagaol, Head of Corporate Communications & Brand Management Cinema XXI, menyebut kondisi industri film dan bioskop mulai berangsur pulih pada awal 2022 saat film ‘Kukira Kau Rumah’ mulai tayang.
“Secara perlahan, kondisi bioskop pun mulai pulih dan mendapatkan kembali momentum kebangkitannya dengan menghasilkan 2,2 juta penonton untuk film ‘Kukira Kau Rumah’, 1,7 juta penonton untuk ‘Makmum 2’ dan 750 ribu penonton untuk ‘Dear Nathan: Thank You Salma’,” jelas Dewinta.
Apalagi, momen libur Lebaran 2022 dengan kombinasi pelonggaran PPKM serta banyaknya film yang tayang telah menjadi berkah. Antusias masyarakat untuk menonton film di bioskop pun kembali hadir. Salah satu yang terciprat berkah adalah film 'KKN Di Desa Penari’.
Bagaimana tidak, hanya dalam 13 hari penayangan sejak rilis pada 30 April 2022, film ‘KKN Di Desa Penari’ telah disaksikan 4,6 Juta penonton di bioskop seluruh Indonesia. Pencapaian ini membuat ‘KKN Di Desa Penari’ mengalahkan ‘Doctor Strange: In Multiverse of Madness’ produksi Marvel Cinematic Universe (MCU) yang disaksikan 3 juta penonton.
"Hingga hari ini saja, yang sudah menonton KKN Di Desa Penari di bioskop mencapai 4,5 juta. Mengalahkan film Doctor Strange di angka 3 juta. Apakah kalian sudah menjadi bagian dari 4,5 juta penonton?" tulis Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, melalui akun instagramnya saat itu.
Sandiaga memang boleh ikut bangga karena pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sejak 2021 terus menggelorakan kampanye ‘Kembali ke Bioskop’ dalam rangka memulihkan industri bioskop yang terdampak corona.
Sebenarnya angin segar perfilaman nasional tak hanya berhembus dari gedung bioskop, tapi juga dari streaming melalui langganan berbayar.
Riset dari Firma Populix menyebut, konsumen Indonesia makin tertarik untuk menonton film Indonesia berbayar di layanan Over The Top (OTT).
Populix juga menemukan ada lima aplikasi yang paling banyak digunakan responden, yaitu Netflix (69%), Disney+ Hotstar (62%), Youtube (52%), VIU (36%) dan Vidio (25%).
Meski harus diakui, dari kelima aplikasi tersebut, konten yang paling diminati adalah film Korea (73%), didominasi penonton perempuan (88%), sementara laki-laki 55%.
Tapi bukan berarti film Indonesia tak dilirik. Berdasarkan survei terhadap 1.000 responden pada Mei 2022 untuk melihat pola konsumsi masyarakat Indonesia terhadap aplikasi ponsel, termasuk layanan video-on-demand, film Indonesia ternyata juga diminati konsumen video-on-demand sebesar 67%, meski sedikit di bawah film Hollywood yang mencapai angka 69%.
Pertanyaan yang kemudian muncul, mengapa layanan video-on-demand menjadi pilihan kebanyakan masyarakat Indonesia menonton film, termasuk film Indonesia?
Jawaban yang ditemukan Populix adalah dipicu wabah corona ketika aktivitas luar rumah terbatas. Empat dari sepuluh responden menonton streaming video setiap hari. Lebih dari separuh, 89% responden, menggunakan layanan video-on-demand lebih dari satu kali dalam seminggu.
Selain itu, Populix menemukan kecenderungan responden memiliki lebih dari satu platform video-on-demand.
Kebanyakan dari responden, yakni 74%, memilih platform video-on-demand berbayar, baik akun pribadi maupun akun bersama. Rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk berlangganan sebesar Rp250.000 per bulan. Sementara responden yang memiliki kemampuan finansial menengah ke atas, rela mengeluarkan sampai Rp750.000 untuk layanan streaming setiap bulan.
Film bisa ditonton setiap saat menjadi alasan utama mereka berlangganan video streaming, di mana 84% responden menjawab demikian. Mereka juga mempertimbangkan banyaknya pilihan film (77%), mencari hiburan (74%), dan tidak terganggu iklan (57%).
Mereka juga berpendapat bahwa platform mudah digunakan (63%). Alasan lainnya adalah biaya langganan terjangkau (47%) dan belum mau nonton di bioskop (13%). Sebagian responden mengatakan akan tetap menggunakan layanan video streaming, sementara yang lainnya tertarik lebih sering menggunakannya.
Kita tunggu saja, apakah film ‘Inang' besutan Fajar Nugros atau ‘Sri Asih’garapan Joko Anwar bakal makin meneguhkan dominasi film Indonesia di negeri sendiri. (RIO JO WERRY)
Baca Juga: Trailer Film 'JESEDEF' Resmi Dirilis dengan Dominasi Visual Hitam Putih
Skak Mat Cabup 01 Arsyad Buat Abang Fauzi: Pinjamk...
Ribuan Siswa Sekolah di Kepulauan Seribu Antusias...
Pemprov DKI Pastikan Aspirasi Buruh di Jakarta Jad...
Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah, Sarana Jaya Lak...
Rakor Menko Pemberdayaan Masyarakat Bersama Menter...