CARITAU SURABAYA – Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Airlangga Angkatan 58 menyelenggarakan Workshop Manajemen Digitalisasi untuk Agrikultur guna mendorong percepatan pembangunan pertanian Indonesia di era digital.
Workshop yang dilakukan secara hybrid daring dan luring pada Sabtu (18/6/2022) dihadiri lebih dari 100 peserta yang berlatar belakang dunia agrikulutur dan hidroponik, mendatangkan pembicara Asrori fasilitator dari Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya Nganjuk dan Rio Aristo GM Sayur Box Surabaya.
Baca Juga: Unjuk Rasa di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
“Kegiatan ini kami selenggarakan selain sebagai bentuk kepedulian terhadap peningkatan produktivitas agrikultur, juga sebagai bentuk implementasi apa yang telah kami pelajari di perkuliahan, di mana teknologi dan digitalisasi sudah banyak terbukti menjadi bagian utama yang dapat mengakselerasi kinerja para pelaku usaha dan industri tidak terkecuali di dunia agrikultur,” Anas Febrian, Ketua Pelaksana Workshop..
Kenaikan jumlah kaum muda di sektor pertanian sebesar 20,62% sesuai Survei Angkatan Kerja Nasional yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2020, atau naik dibanding periode sebelumnya yang berjumlah 18,43%, di mana masih rendahnya penerapan teknologi digital di dunia Agrikultur tidak sebanding jumlah petani nasional yang bekerja pada sektor pertanian sebesar 33 juta jiwa.
Dr Gancar C Premananto, Ketua Departemen Manajemen FEB Unair, mengapresiasi dan mendukung kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswanya, terlebih kegiatan ini merupakan salah satu bentuk CSV (Creating Shared Value) yang dilahirkan oleh mahasiswa Magister Manajemen.
CSV merupakan kegiatan CSR yang memiliki nilai strategis yang harus sejalan dengan tujuan perusahaan.
“Kegiatan ini merupakan bentuk CSV mahasiswa, diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya untuk petani atau masyarakat yang memiliki latar belakang agrikultur. Saya berharap kegiatan ini dapat membantu meningkatkan pemahaman dan inspirasi bagi para pelaku pertanian atau agrikultur dalam menggunakan IoT sebagai sistem pendukung operasional di pertanian,” kata Gancar.
Asrori mengungkapkan bahwa IoT (internet of Things) telah membuat pemantauan atau pemeliharaan manajemen pertanian menjadi lebih maksimal dan tepat.
”Selain itu disampikan pula bahwa IoT juga bisa dipergunakan untuk dozing pada hidroponik, yaitu pencampuran vitamin untuk dimasukkan ke dalam panel,” katanya.
Sementara Rio Aristo, selaku GM City Expansion dari Sayurbox, menyampaikan materi terkait How to Win the Market.(HAP)
Baca Juga: Pengamat Sebut Cak Imin Figur yang Kuat untuk Jadi Cawapres Pendamping Prabowo Subianto
magister manajemen universitas airlangga angkatan 58 workshop manajemen digitalisasi untuk agrikultur pertanian indonesia di era digital
Pj Teguh Instruksikan Perangkat Daerah Bersinergi...
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...