CARITAU JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menilai merupakan sebuah lompatan besar bisa mendigitalkan UMKM Indonesia yang jumlahnya mencapai 64 juta orang.
"Indonesia ingin mendigitalkan usaha kecil menengah dengan target 50 persen, jika berbicara tentang 64 juta usaha kecil menengah. Itu benar-benar lompatan besar," ujar Sri Mulyani pada diskusi ‘4th Indonesia Fintech Summit - Moving Forward Together Day 2’ secara daring dari kanal Youtube Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jumat (11/11/2022).
Baca Juga: Kendaraaan Bermotor Wajib Punya Asuransi pada Tahun 2025
Menkeu pun mengatakan pemerintah terus menyediakan berbagai kebijakan yang diperlukan guna menumbuhkan kegiatan ekonomi berdasarkan fintech dan ekonomi digital.
Baca juga: Ekonomi Digital RI Tertinggi di ASEAN, OJK: Potensi Menjadi Jangkar
Sri Mulyani menyoroti penetrasi internet di Indonesia tumbuh dua atau tiga kali lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi.
"Pada awalnya penetrasi internet di Indonesia sebenarnya masih sangat rendah, namun kini meningkat dengan laju pertumbuhan 15 persen hingga 20 persen," ujarnya.
Maka dari itu, kata Menkeu, perkembangan tersebut menjadi salah satu potensi ekonomi digital dan industri fintech untuk benar-benar terus berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.
Selain penetrasi internet, perkiraan nilai ekonomi digital domestik yang sebesar 133 miliar dolar AS pada 2025 atau 30 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), juga menjadi potensi ekonomi digital dan industri fintech untuk berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.
“Apalagi, mayoritas penduduk Indonesia 53 - 55 persen merupakan generasi Z dan generasi milenial, yang secara alami mempelajari digitalisasi,” katanya.
Baca juga: Sudah 25 Juta Orang Gunakan QRIS, Dorong Ekonomi Digital Tembus Rp4.698 Triliun di 2030
Menkeu menambahkan pandemi yang banyak mengubah atau memaksa masyarakat untuk beralih ke ekonomi digital, baik dari sisi permintaan maupun sisi penawaran turut menjadi potensi pengembangan ekonomi digital dan industri fintech.
Dari sisi permintaan, kata dia, masyarakat merasa ingin menghindari kontak fisik sehingga mengunduh aplikasi untuk berbagai transaksi, mulai dari perbankan hingga untuk transaksi ritel.
Sementara dari sisi penawaran, perusahaan besar maupun usaha kecil menengah pun perlu menempatkan produk di platform untuk terhubung dengan pasar.(HAP)
Baca Juga: Gawat! Utang Pinjol RI Capai Rp61,1 Triliun pada Februari 2024
indonesia fintech summit 2022 menkeu sri mulyani indonesia fintech summit ekonomi digital fintech otoritas jasa keuangan ojk
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...