CARITAU BEIJING - Kementerian Luar Negeri China (MFA) mengklarifikasi soal zona larangan terbang di sebelah utara Taiwan pada Minggu (16/4/2023) waktu setempat.
"Laporan soal China daratan sedang menerapkan zona larangan terbang di utara Taiwan tidak akurat," kata juru bicara MFA Wang Wenbin dalam keterangan tertulisnya di Beijing.
Baca Juga: Presiden Jokowi Saksikan Kesepakatan Kerja Sama PLN dengan 9 Perusahaan di ICBF China 2023
Sebelumnya, Kementerian Transportasi dan Komunikasi Taiwan (MOTC) mengaku menerima pemberitahuan dari Beijing mengenai pemberlakuan zona larangan terbang selama 27 menit pada Minggu mulai pukul 09.30 hingga 09.57 waktu setempat (08.30-08.57 WIB).
Menurut laporan Kantor Berita Taiwan CNA, Beijing merevisi durasi zona larangan terbang --dari selama tiga hari pada Minggu hingga Selasa (18/4/2023) menjadi hanya 27 menit.
"Departemen penerbangan sipil dan departemen kemaritiman terkait telah mengeluarkan pemberitahuan yang relevan," kata Wang Wenbin ketika menanggapi laporan itu.
Ia menjelaskan bahwa departemen penerbangan sipil telah mengeluarkan pemberitahuan dan pengumuman aktivitas kedirgantaraan yang kemungkinan berdampak terhadap ruang udara.
"Mengingatkan departemen terkait pelayanan lalu lintas udara dan pengguna ruang udara agar memperhatikan dampaknya serta agar bertanggung jawab menjamin keamanan penerbangan," ujarnya.
Surat pemberitahuan dari Badan Keamanan Kemaritiman Provinsi Fujian menyebutkan serpihan roket diperkirakan akan berjatuhan di Laut Timur China, yang berdekatan dengan Pulau Taiwan, pada 16 April 2023 pukul 09.00 hingga 15.00 waktu setempat (08.00-14.00 WIB).
Wang menambahkan bahwa pemberitahuan dan pengumuman yang dikeluarkan untuk kegiatan antariksa itu mencakup jangkauan wilayah udara yang mungkin terdampak.
Departemen layanan lalu lintas udara, lanjut dia, perlu mengambil tindakan untuk memastikan keselamatan penerbangan berdasarkan informasi tersebut.
33 Jadwal Penerbangan Terganggu
Diberitakan sebelumnya, sekitar 33 jadwal penerbangan bakal terdampak penutupan wilayah udara di utara Taiwan selama 27 menit pada Minggu (16/4). Beijing sebelumnya memberitahu Taipei akan adanya zona larangan terbang selama tiga hari dari 16 sampai 18 April, namun durasinya dikurangi setelah Kementerian Transportasi dan Komunikasi Taiwan (MOTC) mengajukan protes, lapor Kantor Berita Taiwan CNA, Kamis.
Menteri Transportasi dan Komunikasi Taiwan Wang Kuo Tsai mengatakan bahwa dampak penerbangan tersebut berkurang signifikan setelah Taiwan mendesak China memangkas masa penutupan tersebut.
Pada Minggu pekan ini, antara pukul 09.30 hingga 09.57 waktu setempat (08.30-08.57 WIB), beberapa penerbangan harus dialihkan dari tujuan semula dan penerbangan ke arah selatan dari Kawasan Informasi Penerbangan (FIR) Taipei ke FIR Fukuoka, Jepang, karena pemberlakuan zona larangan terbang tersebut, kata Wang.
MTOC menyebutkan area terdampak penutupan berada di sekitar 85 mil laut di lepas pantai utara Taiwan.
Menurut Wang, wartadara atau NOTAM akan dikeluarkan Kamis pukul 21.00 waktu setempat yang pada saat sama semua kapal dagang dan kapal nelayan tidak boleh melewati area terbatas itu dalam waktu tertentu Minggu pagi mendatang.
Wang menyebutkan biasanya 160 penerbangan yang meliputi 18 rute internasional melintasi Taipei FIR setiap hari. Otoritas China tidak memberikan penjelasan apa pun terkait penutupan ruang udara Taiwan utara selama periode tertentu pada Minggu pagi itu.
"Saya tidak mengetahui apa yang Anda sebutkan," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin menanggapi pertanyaan wartawan di Beijing terkait penutupan tersebut.
Pengumuman zona larangan terbang dilakukan setelah China menggelar latihan militer selama tiga hari dekat Taiwan sejak Sabtu (8/4/2023).
Latihan militer bersandi ‘Pedang Gabungan’ itu sebagai jawaban Beijing terhadap pertemuan Presiden Tsai Ing Wen dengan Ketua DPR Amerika Serikat Kevin McCarthy di California pekan lalu.
Komando Armada Timur Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) kembali melanjutkan latihan militer di sekitar Taiwan pada Selasa (11/4/2023). (IRN)
Baca Juga: Presiden Jokowi Bertemu PM China Li Qiang
china beijing taiwan larangan terbang zona larangan terbang kementerian luar negeri china . mfa
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...