CARITAU JAKARTA – Ketua Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) Sulawesi Selatan (Sulsel), Yonggris Lao menyebut makna Waisak adalah kepedulian, jalan tengah, dan pengendalin diri.
"Kepedulian, jalan tengah dan pengendalian diri. Itulah makna Waisak," kata Yonggris kepada Caritau.com, Senin (16/5/2022).
Ia merasa bersyukur Waisak tahun ini pandemi sudah mereda dan perayaan Waisak bisa dilangsungkan lebih marak.
"Hari ini banyak kegiatan sosial dan juga hari ini hanyak ritual. Kita tetap jaga protokol kesehatan termasuk malam ini kegiatan malam ramah tamah di Klenteng Agung Bahari," katanya,
Baca Juga: Hari Raya Waisak, Dishub DKI Tiadakan HBKB di Seluruh Wilayah Ibukota
Sesuai tema tahun ini, kata dia, Waisak dijadikan momen sebagai jalan tengah menegukan keluhuran bangsa.
"Jalan tengah itu berarti kita berharap bahwa kita bisa hidup dalam cara-cara moderasi beragama," babernya.
Ia juga berharap hari ini dan seterusnya, masyarakat Indonesia bisa hidup damai dan tidak melakukan cara-cara yang ektsrem.
Selain itu, dia juga mengimbau agar masyarakat mau merelakan diri untuk senantiasa kerelaan memberi, berbagi, dan berkorban untuk sesama.
Buddha, menurut Yonggris, rela meninggalkan istana karena tersentuh melihat orang lain yang tak seberuntung dirinya. Inilah yang harus dicontoh oleh kita sebagai masyarakat yang hidup berdampingan di negara ini.
"Nah situasi bangsa saat ini itu sangat mengharapkan sekali adanya kepedulian. Dan sala satuh makna Waisak itu ada kepedulian. Bagaimana kita menunjukan kepeduliaan kita kepada penderitaan orang, kesusahan orang," katanya. (KEK)
Baca Juga: Jelang Perayaan Waisak, Puluhan Biksu Lakukan Tradisi Pindapata di Magelang
Melihat Kampung Bulak di Depok 7 Bulan Terendam Ba...
Gunung Slamet Alami Peningkatan Aktivitas Gempa
Letusan Gunung Ibu Ciptakan Badai Petir Vulkanik
Wisata Jeep Merapi saat Liburan Panjang
Klopp: Hampir Mustahil Arsenal dan City Tersandung...