CARITAU JAKARTA - Kasus cacar monyet atau monkeypox (mpox) di Indonesia terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data Kemenkes RI, hingga Jumat (27/10/2023), tercatat ada 17 kasus positif mpox yang dilaporkan.
"Kasus positif total 17 orang, satu kasus Agustus 2022 sudah sembuh. Kasus positif aktif 16 orang," ucap staf teknis komunikasi transformasi kesehatan Kemenkes RI, Ngabila Salama, dikutip dalam keterangan resminya (27/10/2023).
Ngabila yang juga Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta itu menuturkan, positivity rate (proporsi orang positif dari keseluruhan orang yang dites) PCR sebanyak 44%. Semua bergejala ringan. Semuanya tertular dari kontak seksual.
"Semua tertular dari kontak seksual. Semua laki-laki, usia 25-50 tahun, dua kasus di antaranya domisili luar DKI Jakarta," ucap Ngabila.
Penularan cacar monyet bisa terjadi melalui droplet berupa dahak, bersin, atau liur yang mengkontaminasi lingkungan atau tangan, kontak kulit, kontak luka, cairan tubuh, dan kontak seksual. Masa inkubasi cukup panjang, dari tertular sampai muncul gejala bisa 3-21 hari, tersering 6-10 hari.
Pasien yang tertular cacar monyet mengeluhkan demam dan lenting isi air serta koreng di beberapa bagian tubuh dimulai dari kemaluan dan menyebar ke seluruh tubuh. Gejala khas cacar monyet juga ditemukan pada pasien tersebut, yaitu pembesaran kelenjar getah bening di lipat paha, ketiak atau lipat selangkangan.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan penyebaran cacar monyet di Indonesia bisa mencapai 3.600 kasus dalam setahun apabila tak diantisipasi.
Upayakan 6.500 Vaksin
Oleh karena itu, Maxi mengatakan Kemenkes telah berupaya mengimpor vaksin cacar monyet untuk menekan laju penyebaran cacar monyet. Targetnya, Kemenkes bisa mengimpor 6.500 vaksin untuk diberikan per orang dua dosis.
"Untuk mengimpor vaksin kami rapat kemarin malam dengan Farmalkes, mereka lagi mengadakan, lagi minta (penambahan) karena vaksinnya terbatas," kata Maxi dalam konpers update perkembangan cacar monyet melalui zoom, Kamis (26/10).
"Hitungan kami seperti yang saya katakan ada 3.600-an (kasus) perkiraan kita sehingga kami mengusulkan dua kali dosis kita harus menyiapkan minimal ada 6.500," tambah Maxi.
Maxi mengatakan saat ini sudah ada 1.000 dosis vaksin untuk 500 orang kelompok terbatas mulai dari pelaku seksual aktif hingga pengidap HIV. Ia menambahkan, rencananya ada 2.000 dosis vaksin bantuan dari ASEAN.
"Tapi, ya, kita alhamdulillah ada bantuan dari ASEAN, ada 2.000-an dosis katanya akan dibantu dari ASEAN untuk Indonesia. Jadi saya kira dalam waktu dekat kita ada stok 2.000-an dari ASEAN," jelas Maxi.
"Kalau dikurangi 2.000 dari ASEAN ya (sisanya) masih cari lagi. Itu Dirjen Farmalkes lagi mengusahakan," ujar dia.
Selain itu, Maxi mengatakan akan terus berkoordinasi dan melaporkan perkembangan kasus cacar monyet di Indonesia ke WHO.
"Kita tetap laporkan ke WHO dan (minta) saran-saran, kita libatkan WHO dalam rapat, saran mereka vaksinasi diteruskan ke kelompok-kelompok yang saya katakan tadi," katanya. (IRN)
Baca Juga: Ojek Gerobak saat Banjir
Baca Juga: Penetapan Hasil Pemilu 2024
cacar monyet Monkeypox Cacar Monyet Indonesia dki jakarta Dinas Kesehatan Jakarta kementerian kesehatan Epidemiologi Virus cacar
Korban Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi Jadi 50 O...
Peringatan Enam Tahun Tragedi Bom Surabaya
Transaksi Kripto hingga Maret 2024 Tembus Rp158,84...
Pencarian Korban Banjir Lahar Dingin di Tanah Data...
Bank Jatim Dukung Pendanaan Pengembangan JIIPE Gre...