CARITAU JAKARTA – Duta Besar Sudan untuk Indonesia, Yassir Mohamed Ali melaporkan kondisi terkini di negaranya yang tengah dilanda konflik. Dalam kesempatan tersebut, dia turut menjelaskan nasib mahasiswa maupun Warga Negara Indonesia (WNI) di Sudan.
Dia merincikan, perang tersebut merupakan konflik antara militer dan kelompok para militer yang disebut Pasukan Pendukung Cepat (RSF). Kata dia, konflik tersebut bertujuan untuk mengkudeta pemerintah saat ini.
Baca Juga: Dampak Konflik yang Meluas, Sudan Harap Bantuan Kemanusiaan dari Dunia Internasional dan Indonesia
"Izinkan saya mengklarifikasi satu poin dan menegaskan kembali bahwa tidak ada perang saudara di Sudan," kata Ali Mohammed dalam konferensi pers di Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (3/5/2023).
Ali turut menjelaskan nasib studi mahasiswa di sejumlah perguruan tinggi Sudan. Dia menyebut, WNI yang berada di Sudan sudah dievakuasi.
"Mereka belajar di beberapa universitas di Khartoum. Kita menerima banyak pelajar Indonesia karena universitas kita cukup terkenal di kalangan Indonesia," sebutnya.
Tidak hanya itu, dia berharap suatu saat nanti konflik di Sudan dapat mereda, sehingga mahasiswa Indonesia yang sempat menuntut ilmu di negaranya dapat menuntaskan studi.
"Mereka sudah dievakuasi dengan Kedubes RI di Khartoum. Saya berharap, jika kondisi sudah membaik, mereka bisa kembali lagi ke Sudan untuk menuntaskan studi.
Ali memaparkan, pemerintah di Sudan berjuang untuk memulihkan beberapa aspek, seperti halnya perguruan tinggi di sana. Dia memprediksi, kondisi perkuliahan dapat kembali normal tiga atau empat bulan lagi.
"Pelayanan kampus sedang dipulihkan. Mahasiswa telah dievakuasi dengan aman dan pulang ke Jakarta. Mereka akan kembali ke Sudan secepat mungkin jika mereka berkenan untuk melanjutkan pendidikan mereka.
"Kami memprediksi situasi akan dapat kembali normal dan sekolah dapat berjalan normal kembali. Insyaallah balik normal tiga atau empat bulan lagi buat sekolah," terang dia.
Ketegangan di Sudan
Dilaporkan sebelumnya, situasi di Sudan bergejolak sejak konflik militer antara Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan kelompok paramiliter Pasukan Pendukung Cepat (RSF) meletus pada 15 April 2023.
Meski sudah ada kesepakatan gencatan senjata selama tujuh hari antara Panglima Militer Sudan Abdel Fattah al-Burhan dan pemimpin paramiliter Rapid Support Forces (RFS) Mohamed Hamdan Daglo, namun dampak perang yang ditimbulkan sangat mengkhawatirkan.
Kementerian Kesehatan Sudan mengatakan sedikitnya 550 orang telah tewas akibat bentrokan hingga Selasa (2/5/2023). Selain itu, pihak kementerian juga menyampaikan bahwa 926 orang lainnya di Sudan mengalami luka-luka akibat bentrokan.
Adapun, Kementerian Luar Negeri Indonesia sudah mengevakuasi 949 WNI dari Sudan. Dari total WNI itu, 930 di antaranya dievakuasi via Jeddah, 13 orang via Mesir, dan 6 lainnya via Uni Emirat Arab. (RMA)
Baca Juga: Sebagian WNI Korban Konflik Sudan Tiba di NTB
perang sudan konflik sudan evakuasi mahasiswa indonesia di sudan korban perang sudan
PMJAK Desak Bawaslu DKI Tindaklanjuti Soal Dana Ka...
Yuks Ramaikan Kampanye Akbar Andalan Hati di GOR S...
Masyarakat Bantaeng Sambut Kunjungan Andi Sudirman...
GKJ Pererat Hubungan dengan Warga Melalui Jumat Be...
Demi Kepentingan Kaum Betawi, RK dan Eki Pitung Se...