CARITAU GAZA – Setelah didesak oleh dunia internasional, Israel akhirnya menyepakati gencatan senjata di Gaza. Kabinet Israel pada Selasa (21/11/2023) telah menyetujui gencatan senjata selama empat hari dan disepakati untuk saling bertukar sandera dan tahanan dari masing-masing pihak.
Ini akan jadi terobosan diplomatik terbesar dan jeda pertama kali sejak Israel menggempur habis-habisan ke Jalur Gaza bulan lalu. Diplomasi yang dimediasi oleh negara Qatar ini juga menghasilkan beberapa kesepakatan selain pertukaran sandera dan tahanan.
Dikutip dari Axios, kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Kelompok Hamas terdiri dari dua tahap. Pada tahap pertama, Hamas diharapkan membebaskan 50 sandera Wanita dan anak-anak Israel. Sebaliknya, Israel diharapkan membebaskan sekitar 150 tahanan Palestina yang sebagian juga anak-anak dan wanita. Pembebasan ini akan dilaksanakan dalam tempo empat hari selama gencatan senjata berlangsung.
Kemudian pada tahap kedua, Hamas diperbolehkan membebaskan puluhan anak-anak, wanita , dan lansia sebagai imbalan bagi Israel untuk memperpanjang durasi gencatan senjata selama beberapa hari lagi.
Selain itu disepakati juga tentang izin masuk sekitar 300 truk per hari untuk mengantarkan bantuan kemanusiaan ke Gaza melalui Mesir. Selain itu, Israel juga mengizinkan untuk memasukkan pasokan bahan bakar ke Jalur Gaza.
Meski kedua belah pihak telah menyepakati gencatan senjata, belum bisa dipastikan kapan hal ini mulai diimplementasikan.
Meskipun Israel menyetujui gencatan senjata, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa hal ini bukan berarti perang akan berakhir. Dia mengatakan perang akan berlanjut lagi setelah gencatan senjata selesai karena target mereka adalah menghancurkan Hamas hingga seluruh sandera Israel dibebaskan dan tidak ada seorangpun di Gaza yang dapat mengancam Israel.
Netanyahu juga mengapresiasi Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang merupakan sekutu dekatnya. Diketahui, Biden jadi salah satu pihak yang ikut membantu Israel untuk merampungkan kesepakatan dengan Kelompok Hamas.
“Kesepakatan itu telah diperbaiki sehingga mencakup lebih banyak sandera dengan biaya yang lebih rendah. Presiden Biden membantu dan saya berterima kasih kepadanya untuk itu,” tandas Netanyahu. (FAR)
perang israel-palestina perang israel - palestina kelompok hamas gaza konflik israel palestina konflik israel dan palestina
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...