CARITAU MAKASSAR – Suporter PSM Makassar, tim kesayangan masyarakat Sulsel, baru-baru ini dikejutkan dengan ulah pelatih Bernando Tavares melelang trofi dan jersey pribadi miliknya.
Usut punya usut, Bernando Tavares ternyata terpaksa melelang baju polos dan celana official PSM untuk membayar gaji para staf dan pemain.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, manajemen PSM Makassar diduga memiliki utang senilai Rp5,6 miliar.
Manuver pelatih Juku Eja itu, tentu saja membuat heboh para penggemar tim kesayangan Kota Daeng. Mereka tergugah karena pelatih asal Portugal itu rela melelang barang pribadi hanya untuk membayar gaji stafnya.
Kondisi finasial Tim Ayam Jantan dari Timur itu memang sedang tidak baik-baik saja. Bahkan informasinya, beberapa pemain juga belum dibayar gajinya.
“Saya tawarkan baju polo yang saya gunakan musim lalu kepada kalian semua. Tentu saja saya berikan kepada penawar terbaik. Dan hasilnya akan kita berikan untuk staf dan pemain,” ungkapnya kepada awak media.
Menurut Tavares, dia memtuskan melakukan lelang demi solidaritas tim.
“Seperti kalian ketahui, bahwa kita sedang kesulitan sekarang. Dan saya selalu sampaikan, kita menang sama-sama dan kalah sama-sama,” ungkapnya.
Bernardo berharap, penawaran terbaik dari suporter atau pengusaha-pengusaha di Sulsel bisa membantu keuangan klub.
“Jika kalian ingin membantu, berikan penawaran terbaik kalian. Pesan terakhir, saya terus berharap suporter selalu datang ke stadion,” tandasnya.
Kisruh utang-piutang yang terjadi di manajemen PSM Makassar masih terus bergulir. Kabar terbarunya, pihak manajemen PSM Makassar di bawah naungan Munafri Arifuddin (Appi) dan Sadikin Aksa bakal dibawa ke ranah hukum.
Shesie Erisoya, mantan sekretaris pribadi Appi, melaporkan Appi dan Sadikin ke pihak berwajib. Agus Amri, kuasa hukum Shesie Erisoya mengatakan, kasus ini dibawa ke ranah hukum lantaran diduga ada unsur tindak pidana penipuan.
Ia menyebut, kliennya merasa ditipu oleh Appi dan Sadikin Aksa, sebab kedua petinggi PSM ini pernah mengeluarkan cek kosong atau fiktif senilai Rp500 juta terkait pembayaran sisa utang Rp5,6 miliar.
Cek kosong itu dikeluarkan oleh salah satu perusahaan penjamin pada tahun 2021. Saat cek dicairkan ternyata fiktif.
"Pidananya sudah jelas dengan cek kosong yang saya tunjukkan tadi. Dan itu ditolak oleh pihak bank. Penipuan, penggelapan sejumlah dana itu juga tindak pidana, nanti akan kita rinci lagi," kata Agus kepada awak media beberapa waktu lalu.
Selain akan membawa ke ranah pidana, Agus Amri juga menyebut bakal mengadukan kasus utang-piutang itu ke FIFA, agar pihak manajemen PSM Makassar diberi sanksi.
"Langkah hukum tentu kami lakukan baik secara perdata, gugatan ke pengadilan atas pihak-pihak yang bertanggung jawab, termasuk juga Bosowa Grup. Juga melaporkan ini ke FIFA agar memberikan sanksi kepada pengurus dan manajemen PSM," kata Agus.
"Segera dilaporkan. Segera pada saat yang sama kita akan segera lakukan (laporan) secara paralel gugatan kita ke FIFA secara administrasi dan pidana kita ke kepolisian," sambungnya.
Agus membeberkan, transaksi utang-piutang manajemen PSM Makassar dengan wanita bernama Shesie Erisoya berlangsung dari tahun 2016 sampai 2019. Manajemen PSM Makassar disebut meminjam uang senilai total Rp14,9 miliar untuk operasional klub dan hal lainnya.
"Manajemen PSM menggunakan uang untuk mendanai kegiatan PSM, mulai dari belanja pemain, gaji pemain, hotel, akomodasi, dan sebagainya. Di situ tidak ada jaminan apapun," jelasnya.
Wanita bernama Shesie Erisoya juga angkat bicara perihal kasus tersebut. Ia berani meminjamkan uang dengan nilai fantastis hanya bermodal kepercayaan.
"Sebenarnya lebih kepada bagaimana kita sama-sama menjaga. Nggak ada tenggat waktu pengembalian, karena saya pikir itu bisa terjadi apabila ada pembayaran dari pihak sponsor PSM atau tiket," sambungnya.
Ia mengaku geram lantaran pihak manajemen PSM Makassar seakan-akan tidak menunjukkan itikad baik.
"Lebih kepada berkomunikasi dulu sebelum memakai. Ini akan ada pemakaian di dana ini, dana ini, dana ini. Penggunaan atas kepercayaan," tandasnya.
Manajemen PSM melalui kuasa hukumnya Yusuf Gunco angkat bicara soal utang Rp5,6 miliar. Manajemen PSM telah menyepakati bahwa sisa utang PSM Makassar dari Shesie Erisoya hanya berjumlah Rp2,1 miliar.
Sementara sisanya Rp 3,5 miliar masih perlu dibuktikan terkait sirkulasinya. Menurut Yusuf Gunco, kasus sudah bergulir sejak 2016 pasca Shesie Erisoya sudah tidak lagi menjadi sekertaris pribadi Munafri Arifuddin alias Appi.
"PSM ini tidak menutup diri. Terbukti dari Rp 14 miliar sekian itu, kita sudah selesaikan hingga menjadi Rp2,1 miliar. Yang jadi polemik ini Rp3,5 miliar. Saya akan ketemu pengacaranya untuk menghitung ulang Rp3,5 miliar itu," ucapnya.
Menurut Yusuf, jika nanti dalam penghitungan pihak Shesie Erisoya dapat menunjukan bukti yang cukup perihal Rp3,5 miliar itu, maka manajemen PSM siap bayar.
"Kalau memang ada bukti ya kita akan selesaikan. Itu pun kalau sinkron dengan upaya-upaya dan perjalanan-perjalanan, tiket-tiket, ataupun hotel-hotel, ya kita rampungkan. Jadi sisa itu saja polemiknya," terangnya.
Yusuf menjelaskan, manajemen PSM hanya menyepakati utang sebesar Rp2,1 miliar. Kesepakatan itu terjadi pada 8 September 2022, dan ditanda tangani oleh dua pihak, yakni pihak Manajemen PSM Makassar dan Shesie Erisoya.
Yusuf pun meminta kepada pihak Shesie Erisoya agar tidak membuat polemik panjang di media sosial. Sebab manajemen PSM masih ada dan masih bertanggung jawab, selagi tudingannya bisa dibuktikan.
"Saya minta ke ibu Erisoya untuk tidak lagi bermain di media sosial, karena PSM ini milik masyarakat Sulawesi Selatan. Jangan sampai lain di cerita dan lain yang dibenarkan. Jadi kita minta seperti itu," tandasnya.
Pasca pelatih Barnando Tavares melelang barang pribadi miliknya untuk membayar staf dan gaji pemain, owner PSM Makassar, Aksa Mahmud, langsung turun gunung.
Aksa Mahmud datang langsung ke Kota Parepare untuk menyaksikan timnya itu berlaga menghadapi Barito Putra pada Jumat (15/9/2023). Kehadirannya ke Parepare secara langsung juga diyakini sebagai upaya untuk melakukan penyelesaian masalah terkait pembayaran gaji dari staf dan pemain PSM.
Beberapa jam sebelum laga menghadapi Barito Putera, pendiri Bosowa Group itu diketahui menemui pelatih Bernardo Tavares.
Selepas pertandingan, Aksa Mahmud membantah ada tunggakan gaji para staf dan pemain PSM. Aksa mengeklaim hak-hak para Punggawa Juku Eja lancar dibayarkan.
"Tidak ada itu, pokoknya lancar semuanya (gaji pemain dan staf). Tidak ada persoalan gaji. Tidak ada itu," kata Aksa Mahmud kepada awak media di Stadion Gelora BJ Habibie.
Bahkan, ia mengaku selalu memberikan bonus kepada PSM Makassar jika memenangkan pertandingan baik di Liga 1 maupun di AFC Cup.
"Setiap menang saya kasih Rp150 juta. Jadi kalau menang AFC saya kasih Rp 200 juta. Tapi kalau di Liga 1 saya kasih Rp150 juta. Kalau draw Rp75 juta," ungkapnya.
Terkait masalah pembayaran gaji pemain yang disebut sudah selesai dibenarkan oleh salah satu pemain yakni Yakob Sayuri.
Yakob Sayuri yang sebelumnya sering melemparkan singgungan terkait masalah gajinya sebagai pemain, kini sudah tersenyum lebar karena gajinya sudah dibayarkan.
Melalui unggahan di akun instagram pribadimya @yassa_sayuri22, ia menyebut masalah tersebut sudah terselesaikan.
“Buat yang bertanya-tanya tentang masalah gaji saya dengan PSM, untuk sekarang semuanya telah di selesaikan,” tulis Yakob Sayuri dikutip dari akun sosial media pribadinya, Jumat (15/9/2023).
Entah berhubungan atau tidak dengan masalah utang-piutang dan tunggakan gaji pemain di PSM, performa juara bertahan Liga 1 itu sedikit loyo di awal musim 2023/24. Anak asuh Bernando Tavares sejauh ini menduduki peringkat delapan di papan klasemen.
Dari 12 kali bermain, PSM Makassar hanya mampu meraih lima kali menang, tiga kali imbang, dan sudah empat kali kalah dengan total raihan 18 poin. Juara bertahan Liga 1 itu tertinggal delapan angka dari sang pemuncak klasemen sementara, Madura United dengan 26 poin.
Lima laga terakhir, PSM juga hanya mampu meraup tujuh poin dari hasil dua kali menang, dua kali kalah, dan sekali imbang. Dua kekalahan beruntun diraih atas Persebaya Surabaya (0-1) dan Bali United (2-3). Sementara dua kemenangan diraih saat bertanding melawan Persis Solo (1-0) dan Barito Putra (2-0). Adapun hasil imbang diraih di laga lawan PSS Sleman (1-1).
Setelah polemik soal utang piutang dan tunggakan gaji pemain menemui titik terang, semoga performa Tim Juku Eja terangkat demi target mempertahankan gelar juara Liga 1.(JUSRIANTO)
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024