CARITAU JAKARTA - Berdasarkan laporan Gross National Income (GNI), Indonesia dinyatakan masuk kategori 100 negara paling miskin di dunia. Hasil tersebut didasari lantaran pendapatan nasional bruto RI hanya US$ 3.870 per kapita pada 2020.
Selain itu, pengukuran produk domestik bruto (PDB) dan purchasing power parity (PPP) atau keseimbangan kemampuan berbelanja, tercatat angka PDB dan PPP RI sebesar US$ 14.535. Dalam kaitan ini, Indonesia menduduki posisi ke-73 dari 100 negara paling miskin di dunia.
Baca Juga: Kaisar Jepang Naruhito Akan Berkunjung ke Indonesia 17 Juni Mendatang
Kendati demikian, posisi Indonesia masih lebih baik dari beberapa negara di Asia Tenggara yang masuk di daftar 100 negara termiskin, yaitu Vietnam yang berada di urutan ke-82, Filipina ke-72, Kamboja ke-46, Myanmar ke-45 dan Timor Leste ke-29.
Namun, negara seperti Singapura, Malaysia dan Thailand tidak termasuk daftar negara miskin tersebut.
Sebelumnya, World Bank mengubah batas garis kemiskinan. Hal inilah yang membuat 13 juta warga Indonesia yang sebelumnya masuk golongan menengah bawah, menjadi jatuh miskin.
Dalam basis perhitungan terbaru, Bank Dunia menaikkan garis kemiskinan yang cukup ekstream, yakni dari US$ 1,9 (Rp 15.216) menjadi US$ 2,15 (Rp32.812) per kapita dalam satu hari. Artinya, setiap satu orang di Indonesia dikategorikan miskin jika penghasilannya di bawah Rp984.360 per bulan.
Hal yang berbeda diterapkan Badan Pusat Statistika (BPS) Indonesia, di mana BPS membatasi Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan non-Makanan (GKMN). Garis kemiskinan yang digunakan BPS pada Maret 2022 tercatat Rp505.469 per kapita dalam satu bulan dengan komposisi GKM sebesar Rp374.455 (74,08%) dan GKNM sebesar Rp131.014 (25,92%).
Benarkah Indonesia Negara Miskin?
Masuknya Indonesia dalam kategori 100 daftar negara paling miskin tentu memunculkan pertanyaan publik, apakah memang Indonesia negara miskin?
Mengutip gfmag.com, Indonesia tak termasuk dalam daftar 10 negara paling miskin di Benua Asia.
Dilihat dari situasi ekonomi masyarakat, BPS mencatat persentase kemiskinan di Indonesia mencapai 9,54% jumlah penduduk. Angka tersebut menurun dibandingkan periode September 2021, yakni 9,71% dan 10,14% di bulan Maret 2021. Artinya, ada 26,16 juta orang yang dikategorikan miskin di Tanah Air.
Selain itu, indeks kelaparan masyarakat Indonesia menunjukkan tren turun dalam periode 2000-2021.
Menurut Global Hunger Index (GHI), pada 2021 tingkat kelaparan Indonesia berada di level 18, sudah menurun cukup jauh dibanding tahun 2000 yang indeksnya masih di level 26,1.
Turunnya indeks kelaparan Indonesia dipicu oleh turunnya proporsi penduduk kurang gizi, prevalensi balita stunting, serta angka kematian balita secara nasional. Namun, prevalensi balita kurus masih menunjukkan angka peningkatan.
Kendati demikian, berdasarkan data dari Housing and Real Estate Information System (2022) setidaknya ada 12.715.297 yang belum memiliki rumah di tahun 2021, sedangkan backlog kepemilikan rumah tahun 2020 mencapai 12.759.172.
Adapun angka inflasi di Indonesia, Bank Indonesia (BI) menerangkan laju ekspektasi inflasi tahun ini bisa mencapai 6,5% (year on year/yoy). Melonjaknya inflasi salah satunya disebabkan karena kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Sebelum harga BBM naik, BPS melaporkan angka inflasi Indonesia sebesar 4,69% persen secara year on year (yoy) di Agustus 2022. Adapun, level secara bulanan atau Agustus 2022 dibandingkan dengan Juli 2022 (month to month/mtm) terjadi deflasi sebesar 0,21 persen. Selanjutnya, untuk di tahun kalender atau Januari-Agustus 2022 terjadi inflasi 3,63 persen.
Menanggapi penilaian soal Indonesia masuk daftar negara termiskin, Eks Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti menegaskan Indonesia sangat kaya raya lantaran sumber daya alam yang melimpah ruah. Kata dia, negeri ini dilimpahi oleh batubara, nikel, emas, sawit, hingga kekayaan laut pun Indonesia memiliki itu semua.
“Yang benar RI negara terkaya. Batubara 5 besar di dunia, nikel terbesar di dunia, CPO nomor 2 di dunia, emas terkaya dari 5 negara di dunia. Pantai terpanjang nomor 2 di dunia dan terkaya lainnya 1-10,” kata Susi dalam cuitan akun Twitter pribadinya @susipudjiastuti dengan emot menangis, dikutip Jumat (1/10).
Adapun, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan bersyukur kondisi Indonesia tidak separah negara lain.
Luhut menyebut ekonomi Indonesia sendiri merupakan salah satu yang terbaik. Meskipun di tengah ancaman inflasi, ia menyebut saat ini sudah terkendali.
"Inflasi sampai akhir bulan depan ini atau bulan ini mungkin sudah mendekati 5% sekian," kata Luhut.
Meskipun sejumlah pihak menyebut kondisi Indonesia dalam keadaan cukup baik, Presiden Joko Widodo baru-baru ini mengumumkan ancaman inflasi di dunia maupun Indonesia.
Jokowi mengingatkan bahwa kondisi dunia dalam 'awan gelap' dan badai besar yang akan menghadang pada tahun depan.
Untuk itu, ia berharap agar seluruh lapisan Indonesia bisa bersatu mengurai dampak sosial ke depannya akibat krisis global.
“Kita tidak bisa memprediksi badai besar seperti apa mengguncang Indonesia. Masalah inflasi telah menjadi momok menakutkan di seluruh dunia. Untuk itu, kita harus kompak bersatu dari pusat, sampai seluruh lapisan masyarakat lainnya agar dapat memberantas semua ini, seperti yang kita lakukan pas mengatasi Virus Corona,” pinta dia. (RMA)
Baca Juga: Israel Tampil di Piala Dunia U-20, Dubes Palestina: Itu Bagian Kompetisi, Kami Tak Ragukan Indonesia
Viral! Video Oknum Relawan Paslon Kotabaru 02 H Fa...
Cara Upgrade Skill Gaming dengan Samsung Galaxy A1...
Masuk Minggu Tenang, Pj Teguh Pastikan Jakarta Ber...
Cawagub 02 Fatmawati Dua Bulan Keliling 24 Kabupat...
Kampanye Akbar 02 Andalan Hati, Panglima Dozer: Su...