CARITAU JAKARTA – Belum usai pandemi Covid-19 melanda dunia termasuk Indonesia, pekan ini publik kembali dihebohkan dengan temuan diagnosis penyakit baru yang disebut-sebut sebagai Hepatitis Akut (misterius) atau penyakit Hepatitis tanpa penyebab yang diketahui.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia menyebut tiga orang anak telah meninggal dunia diduga akibat terjangkit penyakit Hepatitis misterius ini.
Baca Juga: Data Kemenkes: 57 Petugas Pemilu Meninggal per 17 Februari, Mayoritas Berusia di Atas 50 Tahun
Tiga pasien anak itu diduga berasal dari wilayah Jakarta dan mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat. Ketiganya meninggal dunia dalam kurun waktu yang berbeda, dengan rentang dua pekan, terakhir 30 April 2022.
Penyakit tersebut sontak membuat heboh masyarakat karena dinilai cukup berbahaya. Pihak Kementrian Kesehatan dibantu IKatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) saat ini tengah melakukan penelitian terkait penyebab munculnya penyakit tersebut.
Berdasarkan data pemeriksaan laboratorium Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dikutip dari World Health Organization (WHO), Jumat (15/4/2022), yang diterima caritau.com, tidak ditemukan virus Hepatitis A, B, C dan E di dalam penyakit tersebut.
Sementara itu, Studi di Amerika Serikat yang dilakukan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menduga terdapat virus berada di balik penyakit misterius yang menginfeksi anak-anak tersebut.
Studi tersebut dilakukan secara khusus oleh para peneliti dalam merespon penyakit hepatitis akut yang muncul di Alabama. Seperti dikutip dari Medical Xpress, Sabtu (30/4/2022), sembilan anak dari Alabama dilaporkan terinfeksi Hepatitis misterius.
CDC pun menyelidiki kluster kasus hepatitis misterius di Alabama tersebut, dan berdasarkan studi mereka, semua anak dengan usia lebih kecil dinyatakan positif patogen umum yang disebut adenovirus 41.
"Saat ini, kami percaya adenovirus mungkin menjadi penyebab kasus yang dilaporkan ini, tetapi faktor lingkungan dan situasional potensial lainnya masih diselidiki," kata CDC dalam sebuah pernyataan yang menyertai penelitian tersebut, Jumat (29/4/2022).
Dalam keterangan resminya, CDC mengatakan bahwa gejala tersebut umumnya tidak diketahui sebagai penyebab hepatitis pada anak-anak yang sehat. Virus adenovirus 41 yang ditemukan dan diketahui menyebabkan gastroenteritis itu ditemukan pada anak-anak dalam kondisi Imun yang menurun.
Dalam studi CDC kasus penyakit hepatitis akut misterius pada anak di Alabama ini, penyelidikan telah mengesampingkan paparan umum, termasuk Covid-19.
Kemudian CDC, dalam penelitiannya juga turut mengesampingkan infeksi virus hepatitis A, B dan C yang umumnya menjadi penyebab hepatitis paling umum di Amerika Serikat dan mengesampingkan hepatitis autoimun dan penyakit Wilson.
Sembilan kasus hepatitis misterius pada anak yang ditemukan di Alabama itu terjadi antara Oktober 2021 hingga Februari 2022.
Dalam kasus yang terkonfirmasi tersebut, tiga anak dinyatakan terinfeksi radang hati dan mengalami gagal hati akut, dua di antaranya bahkan membutuhkan transplantasi hati.
Sementara itu, enam anak dari kasus hepatitis misterius di Alabama itu, setelah dilakukan perawatan, dites positif virus Epstein-Barr, tetapi tidak memiliki antibodi, yang menyiratkan infeksi sebelumnya, tidak aktif.
Dalam keteranganya, CDC megungkapkan, sebelum anak-anak itu dirawat di rumah sakit, sebagian besar anak menunjukkan gejala Hepatitis misterius seperti muntah dan diare, sedangkan beberapa lainnya mengalami gejala saluran pernapasan.
Selain itu, dalam memasuki masa perawatan, sebagian besar anak yang terinveksi juga memiliki mata yang menguning, kulit yang menguning, serta organ hati yang membesar.
Beberapa waktu sebelumnya, CDC mengeluarkan peringatan kesehatan untuk memberi tahu dokter dan otoritas kesehatan masyarakat agar waspada terhadap kasus serupa.
CDC juga turut menghimbau kepada masyarakat khusunya orangtua, agar anak-anak tetap menjaga kesehatan anak dan mendapatkan vaksinasi mereka secara tepat.
Selain itu CDC juga merekomendasikan baik orang tua maupun pengasuh mempraktikkan tindakan pencegahan hepatitis yang kemungkinan bisa terjadi.
Himbauan tersebut di antaranya tetap menjaga kebersihan tangan, menghindari orang yang sakit, menutup saat batuk atau bersin, serta menghindari menyentuh mata, hidung atau mulut.
CDC menjelaskan, virus adenovirus yang diketahui menjadi penyebab hepatitis misterius, biasanya menyebar melalui kontak pribadi yang dekat, droplet, dan permukaan.
Sedangkan studi yang dilakukan oleh CDC beberapa waktu lalu menyatakan, pihaknya telah menemukan beberapa jenis adenovirus 41 yang diduga menjadi penyebab Hepatitis Misterius ini.
"Ada lebih dari 50 jenis virus adenovirus, yang paling sering menyebabkan pilek, tetapi ada juga yang menyebabkan penyakit lainnya," pungkasnya. (GIBS)
Baca Juga: Data WHO Sebut Jumlah pasien COVID-19 yang Dirawat di RI meningkat 255%
hepatitis misterius sebabkan kematian anak di sejumlah negara as klaim temukan penyebabnya pandemi covid-19 who kemenkes
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024