CARITAU JAKARTA - Federasi Pesepakbola Profesional Internasional (FIFPRO) ikut turun tangan atas kasus penunggakan gaji yang dialami 29 pemain Kalteng Putra. FIFPRO mendukung pemain dan meminta Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dapat dengan segera menyelesaikan permasalahan tersebut.
Diketahui, pemain Kalteng Putra satu suara untuk menyampaikan tuntutan dengan mengunggah foto terkait gajinya yang belum dibayarkan manajemen.
Namun kasus ini kian keruh seiring manajemen Kalteng Putra melaporkan pemainnya tersebut ke Polda Kalimantan Tengah atas laporan penyebaran informasi bohong pada Jumat (26/1/2024).
Sehari berselang, seluruh pemain Kalteng Putra enggan bertanding melawan PSCS Cilacap. Sehingga klub berjulukan Laskar Isen Mulan itu dipastikan terdegradasi ke Liga 3 musim depan.
"FIFPRO meminta intervensi mendesak dari PSSI untuk menyelesaikan masalah non-pembayaran dan menghentikan praktik tidak sopan klub," tulis FIFPRO dalam keterangan resminya, dikutip Jumat (2/2/2024).
FIFPRO menilai, para pemain terpaksa mengambil langkah ini karena telah mencoba berbagai cara untuk menyelesaikan masalah tersebut dan merasa tidak dianggap serius oleh pihak klub. Para pemain dan offisial tim sempat mencoba menyelesaikan, tapi pemilik dan manajemen tidak ingin bertemu dan gagal memenuhi janji yang telah disepakati.
"Para pemain awalnya menolak untuk memainkan pertandingan sebelumnya di laga keempat play-off Liga 2, namun berubah pikiran setelah manajemen berjanji akan segera membayar tunggakan gaji, namun urung dilakukan," sambung FIFPRO.
FIFPRO juga menuliskan bahwa mereka tidak akan memainkan pertandingan di babak kelima, klub mendesak mereka untuk pergi 'demi alasan keselamatan dan keamanan'.
Di mana, FIFPRO mendapat laporan bahwa ada orang asing mengunjungi asrama mereka di tengah malam dan menuntut mereka untuk memainkan pertandingan tersebut, para pemain kemudian kembali ke rumah. Lebih buruk lagi, klub mengajukan tuntutan pidana terhadap pemain yang memposting masalah tersebut di akun media sosial mereka.
"Kami mendukung para pemain Kalteng Putra yang hanya meminta klub menghormati hak-hak dasar mereka sebagai karyawan dan memberikan gaji sesuai hak mereka.
Alhasil, FIFPRO telah memberi tahu FIFA mengenai masalah ini dan mendesak agar PSSI segera melakukan intervensi untuk menyelesaikan situasi tersebut.
"Sangat mengecewakan bahwa kepemimpinan Kalteng Putra tidak hanya tidak menghormati kontrak pemain dengan tidak membayar gaji mereka tetapi juga memberikan tekanan yang tidak semestinya kepada para pemain dengan mengintimidasi mereka melalui prosedur pidana. Strategi ini telah digunakan sebelumnya di Indonesia dan telah disetujui oleh FIFA," tutup FIFPRO. (RMA)
Banjir Rob di Medan
UIN Jakarta Kukuhkan Tujuh Guru Besar Ilmu Syariah
Tiga Siswa STIP Menyusul Jadi Tersangka Penganiaya...
Smartfren Raih CSR & PDB Awards 2024 dari Kemendes...
Dandim Lamongan Beri Contoh Babinsa Optimalisasi L...