CARITAU WASHINGTON - Eks Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo menyebut konflik India dan Pakistan terkait perebutan kekuasaan wilayah di Kashmir pada Februari 2019 lalu nyaris menyebabkan perang nuklir.
Dia menyebut, hal tersebut terjadi usai Delhi melancarkan serangan terhadap militan di wilayah Pakistan, menyusul serangan terhadap pasukan India di Kashmir.
Baca Juga: Korut Resmi Berstatus Negara Nuklir, Pakar Geopolitik: Demi Martabat dan Melawan Ancaman AS
Pakistan kemudian mengatakan telah menembak jatuh dua jet militer India dan menangkap seorang pilot pesawat tempur. Kedua negara tersebut saling mengklaim seluruh Kashmir, tapi sejatinya mereka hanya menguasai sebagian saja.
Dalam Never Give An Inch: Fighting for the America I Love, Pompeo mengatakan dia "tidak berpikir dunia benar-benar tahu seberapa dekat persaingan India-Pakistan yang meluas menjadi kebakaran nuklir pada Februari 2019".
"Sebenarnya, saya juga tidak tahu persis jawabannya; saya hanya tahu jawabannya terlalu dekat," tulisnya, dikutip BBC, Rabu (25/1/2023).
Sebagaimana diketahui, India telah lama menuduh Pakistan mendukung militan separatis di lembah Kashmir, namun tuduhan tersebut langsung dibantah oleh pemerintah negara yang beribukota di Islamabad itu.
Kedua negara tersebut telah berperang tiga kali sejak kemerdekaan dari Inggris dan pemisahan pada tahun 1947. Namun perang terjadi secara terus-terusan di wilayah Kashmir.
Pompeo menceritakan bahwa dia tidak akan pernah melupakan ketika India dan Pakistan mulai saling mengancam sehubungan dengan perselisihan selama puluhan tahun atas wilayah perbatasan utara Kashmir.
"Orang-orang Pakistan menembak jatuh sebuah pesawat dalam pertempuran udara berikutnya dan menahan pilot India sebagai tawanan." kenangnya.
“Dia percaya orang-orang Pakistan telah mulai mempersiapkan senjata nuklir mereka untuk serangan. India, dia memberi tahu saya, sedang mempertimbangkan eskalasinya sendiri.
"Saya memintanya untuk tidak melakukan apa-apa dan memberi kami waktu sebentar untuk menyelesaikan masalah." sambung Pompeo.
Pria berusia 59 tahun itu menulis pihaknya sempat menghubungi panglima militer Pakistan saat itu Jenderal Qamar Javed Bajwa, dengan mencoba mengoreksi data penting terkait permasalahan tersebut.
"Dia mengatakan itu tidak benar. Seperti yang diharapkan, dia yakin orang India sedang mempersiapkan senjata nuklir mereka untuk ditempatkan. Kami butuh beberapa jam - dan kerja yang sangat baik dari tim kami di lapangan di New Delhi dan Islamabad - untuk meyakinkan masing-masing pihak bahwa yang lain tidak sedang mempersiapkan perang nuklir."
"Tidak ada negara lain yang akan melakukan apa yang kami lakukan malam itu untuk menghindari hasil yang mengerikan," tulis Pompeo.
Sejauh ini baik India maupun Pakistan belum mengomentari klaim Pompeo. Serangan tahun 2019 terhadap tentara India diklaim oleh sebuah kelompok yang berbasis di Pakistan, Jaish-e-Mohammad (JeM), dan India telah bersumpah untuk membalas.
Selain itu, serangan udara India melintasi Garis Kontrol (LoC) yang membagi wilayah India dan Pakistan adalah yang pertama sejak perang tahun 1971. India mengatakan telah membunuh sejumlah besar militan tetapi Pakistan menyebut klaim itu "sembrono". (RMA)
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024