CARITAU JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) resmi nyatakan dukungan mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menjadi Bakal Calon Presiden (Bacapres) di Pemilu 2024.
Keputusan itu diumumkan langsung oleh Presiden Partai PKS, Ahmad Syaikhu dalam rangkaian agenda musyawarah bersama Majelis Syuro DPP ke VII, yang digelar di kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP), TB Simatupang, Jakarta Selatan (Jaksel) beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Anies Fokus Debat Capres, Cak Imin Keliling Jakarta
Menariknya, deklarasi yang dilakukan terhadap Anies dari tiga partai Koalisi Perubahan ini terbilang dilakukan secara tiba-tiba.
Pengamat Politik, Rocky Gerung menilai sosok Anies Baswedan memang menjadi target operasi (TO) oleh semua pihak.
"Memang ya Anies menjadi TO oleh semua pihak yang menganggap kalau Anies diloloskan maka percaturan politik akan berbeda sama sekali. Tapi sebetulnya justru dari situ orang menganggap Anies sengaja ingin disingkirkan. Kalau ada soal sprindik, kita tahu dari awal dipesankan pada KPK untuk dihalangi," katanya melalui unggahan akun YouTube @Rocky Gerung Official.
Pendiri Setara Institute itu mengungkapkan, sosok Anies Baswedan merupakan orang yang sudah diatur dalam wacana politik baru tentang perubahan.
"Karena Anies sudah diatur dalam wacana politik baru tentang perubahan. Jadi karena Anies kelihatannya mendukung ide-ide perubahan, maka dia harus dihalangi. Padahal kita tahu, sebetulnya Anies gak bersih-bersih amat juga dalam perubahan. Kan Anies tetap mau juga ibu kota negara untuk dilanjutkan. Tentunya ada transaksi juga dengan oligarki. Kan Anies sudah percaya bahwa pemilihan umum harus berlangsung di dalam sistem elektoral," beber Rocky.
Ia menilai, dengan keinginan Anies Baswedan untuk maju di Pemilihan Presiden 2024 mendatang dan dukungan sudah cukup sebenarnya ada pertanda Pemilu yang akan kacau.
"Padahal sebetulnya Pak Jokowi lagi berupaya menunda Pemilu. Jadi hal-hal semacam ini kita paham di ujung pembicaraan kita sebenarnya ada pertanda pemilu akan kacau. Bayangkan kalau misalnya Anies dideklarasikan, besok sprindiknya keluar. Itu pasti ada kemarahan publik dan kemarahan itu yang akan menunda Pemilu," bebernya.
"Jadi terlalu enteng kalau Anies ini cuma berurusan dengan KPK atau urusan dengan Pak Prabowo. Bukan, Anies adalah umpan untuk menghasilkan ketidakstabilan politik dan itu adalah alasan untuk menunda pemilu," tambahnya.
Rocky melihat keadaan Anies yang di sekarang sudah dibaca oleh Partai Demokrat dan PKS.
"Jadi kelihatannya Demokrat dan PKS membaca itu. Jadi kalau Demokrat dan PKS membaca bahwa ini adalah umpan buat publik itu artinya ada plan berikutnya. Kalau terjadi keresahan apa yang mau dilakukan. Pak SBY lebih terang-terangan mengatakan bahwa ini artinya akan ada bahaya atau situasi genting. Nah kegentingan itu yang hendak dipermainkan atau diujikan oleh PKS dan Demokrat kepada Jokowi. Penting gak nih kalau kita deklarasikan Anies. Jadi gitu intinya," jelasnya.
Di sisi lain, lanjut dia, elektabilitas dari Prabowo Subianto terus naik . Jadi kelihatannya justru Pak Prabowo diuntungkan dalam proses delegitimasi Anies ini.
"Tapi Jokowi ada negoisasi ya udah Anies gak diapa-apain ya gabung aja dengan Pak Prabowo. Toh Anies juga satu ekosistem dengan politik Gerindra pada waktu itu," ujarnya.
"Jadi ini semua sudah jelas, jadi kita tunggu sebetulnya reaksi istana terhadap pencalonan Anies yang jelas-jelas dibuat dadakan supaya variabel-variabel yang masih disembunyikan oleh Presiden Jokowi bisa dibuka hari ini kan," tandasnya. (KEK)
Baca Juga: Jika Jadi Presiden, AMIN Bakal Reformasi Instansi Polri
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...