CARITAU JAKARTA - “I'm so glad that Jurgen is a Red, I'm so glad he delivered what he said, He made us believe And now we're on top, and we'll never walk alone,” menggema di Anfield, saat Liverpool mengalahkan Norwich City 5-2 pada ajang FA Cup 2024, Minggu (28/1/2024).
Chant spesial dari The Kop (sebutan fans Liverpool) untuk Jurgen Klopp itu disadur dari nukilan lagu ‘I Feel Fine’ milik The Beatles, salah satu grup musik rock terbesar dunia sepanjang masa asal Liverpool.
Laga tersebut menjadi laga yang cukup emosional bagi para fans. Pasalnya, sehari sebelum laga tersebut, tepatnya pada Sabtu (27/1/2024), sosok pelatih berusia 56 tahun itu mengumumkan akan mundur dari Liverpool pada akhir musim Premier League 2023/2024.
Hal tersebut tentu mengejutkan banyak pihak. Keputusan Jurgen Klopp itu juga menjadi headline berita di hampir seluruh media di dunia. Dalam video pernyataannya yang diunggah di laman resmi klub, Klopp menjelaskan jika keputusan tersebut adalah keputusan yang ia yakini.
“Saya sangat menyukai segala hal tentang klub ini, saya menyukai segala hal tentang kota ini, saya menyukai segala hal tentang suporter kami, saya menyukai tim, saya menyukai staf. Saya suka semuanya. Namun, keputusan saya untuk tetap mengambil keputusan ini (mundur) menunjukkan kepada Anda, bahwa saya yakin itulah keputusan yang harus saya ambil," ujar Klopp dalam video resmi klub, dikutip Jumat (2/1/2024).
Sebagai catatan, Klopp sendiri masih memiliki kontrak bersama klub berjuluk The Reds itu hingga Juni 2026. Namun, dalam videonya, pelatih berkebangsaan Jerman itu mengaku 'kehabisan energi' untuk terus melatih. Ia juga menyebut, saat ini adalah waktu yang tepat untuk mengumumkan keputusannya agar manajemen Liverpol memiliki waktu untuk melakukan transaksi atau pergantian pelatih dengan baik.
"Saya sudah memberitahu klub sejak November lalu. Saya harus menjelaskan sedikit bahwa mungkin dari luar, pekerjaan saya terlihat berada di pinggir lapangan dan dalam sesi latihan, hal-hal seperti itu. Tetapi sebagian besar hal, terjadi di sekitar hal-hal semacam itu. Ini berarti ketika musim berjalan, Anda sudah harus merencanakan musim berikutnya," tambah Klopp.
Selain Klopp, Liverpool juga harus kehilangan asisten pelatih, Pepijn Lijnders dan Peter Krawietz, serta pelatih pengembangan elite Vitor Matos yang juga ikut mundur bersama Klopp.
Kabar mundurnya Klopp tentu jadi kabar buruk bagi ‘Kopites’ (fans Liverpool). Bak pasangan yang sedang menjalin kasih, kemudian ditinggal ketika sedang sayang-sayangnya. Sosok Jurgen Klopp boleh dibilang menjadi salah satu pelatih yang paling dicintai fans Liverpool.
Selain pembawaannya yang kharismatik dan dekat dengan pemain serta fans, tentu gelar Premier League yang sudah dinanti selama 30 tahun menjadi pencapaiannya yang paling mencuri hati para penggemar Liverpool.
Perangainya di dalam serta di luar lapangan juga banyak dipuji Kopites. Pasca pengumuman Klopp mundur, jika kita menelusur sosial media, banyak sekali unggahan video baik dari fans maupun media di Inggris yang menggambarkan kesedihan fans Liverpool soal kepergian Klopp.
Beberapa bahkan menyebut jika kepergian Klopp laiknya ditinggal seorang kekasih, bahkan ada juga yang menyebut seperti ditinggal sosok Ayah. Unggahan di lini masa tersebut menggambarkan betapa dicintainya sosok Klopp.
Hal tersebut juga terlihat dari unggahan video mundurnya Klopp di laman instagram @liverpoolfc yang dibanjiri puluhan ribu komentar yang menayangkan keputusannya, namun juga mendukung yang terbaik untuk pelatih yang identik dengan kacamatanya tersebut.
Baca Juga: Nottingham Forest Ajukan Banding Soal Hukuman Pengurangan Poin
Jurgen Klopp untuk pertama kalinya dipinang Liverpool pada Oktober 2015, usai sukses bersama Borussia Dortmund di Bundes Liga. Klopp didapuk menjadi suksesor Brendan Rodgers yang didepak lantaran tak bisa memenuhi ekspektasi klub.
Pada awal musim 2015-2016, Liverpool di bawah kepelatihan Rodgers menuai hasil buruk dengan hanya mampu mencatatkan 12 poin yang membuat The Reds harus terdepak ke posisi 10 klasmen.
Melihat hal tersebut, John W Henry pendiri dan pemilik utama Fenway Sports Group yang membeli Liverpool pada 2010, meminta pihak manajemennya mencarikan pengganti Rogers.
Cerita kedatangan Klopp pun cukup unik. Tak seperti kebanyak proses perekrutan lainnya, John W Henry melakukan hal yang berbeda dengan meminta bantuan salah seorang ahli fisika matematika dari Universitas Cambridge, bernama Ian Graham.
Henry dikenal oleh fans sebagai ‘pelit’ lantaran tak mau mengeluarkan uang banyak untuk belanja pemain. Mengutamakan prinsip dan skema moneyball, Henry memilih pelatih paling potensial melalui sebuah simulasi matematika di komputer.
Ia memasukkan beberapa nama pelatih potensial beserta semua kelebihan dan kekurangan mereka, prestasi yang diraih serta nilai gaji atau bayaran mereka. Hasil simulasi komputer tersebut mengeluarkan tiga nama kandidat, dan nama yang memiliki nilai tertinggi adalah Jurgen Klopp.
Melalui hasil tersebut, Henry kemudian menghubungi Jurgen Klopp untuk melakukan negosiasi dan pada Oktober 2015 klop menandatangani kontrak berdurasi tiga tahun bersama Liverpool.
Kedatangan Klopp di Anfield bukan tanpa pertentangan. Saat itu, beberapa fans merasa, Carlo Ancelotti lebih layak dibandingkan Jurgen Klopp. Sejumlah fans menilai, keberhasilannya di Dortmund belum pantas untuk menjadikannya pelatih di klub Merseyside tersebut.
Pada konferensi pers perdananya sebagai manajer Liverpool, Klopp yang menyebut dirinya ‘The Normal One’ tak banyak menjanjikan apa pun. Ia hanya menjanjikan jika dirinya bersama Liverpool akan mendapatkan satu gelar dalam empat tahun. Ia membuktikan janjinya tersebut dan sisanya adalah sejarah.
Meskipun begitu, perjalanan Klopp menukangi The Reds bukan tanpa hambatan. Memulai musim pertama dengan skuad ‘seadanya’, Klopp harus putar otak untuk membenahi skuad Liverpool. Ia juga tak memiliki opsi belanja pemain lagi karena jendela transfer telah ditutup. Ia hanya bisa memaksimalkan semua potensi tim yang ada.
Membangun pondasi permainan di sisa musim berjalan, Jurgen Klopp bersama Liverpool sampai Desember 2015 hanya mampu meraih lima kemenangan, tiga kekalahan dan tiga hasil seri di Premier League. Capaian tersebut membawa Liverpool berada di papan tengah klasemen.
Tetap dengan skuad yang ada, di kompetisi Eropa Klopp mampu membawa Liverpool menembus final Liga Europa 2016, meski kemudian kalah dari Sevilla dengan skor 0-1. Sementara itu, di kompetisi domestik Liverpool juga berhasil melaju di babak keempat FA Cup serta finish di Premier League dengan peringkat kedelapan.
Hasil tersebut tentu memuaskan pemilik Liverpool John Way Henry karena dengan pengeluaran yang kecil, prestasi Liverpool mulai merangkak naik, sehingga di bulan Juli 2016 klub dan staf pelatihnya mendapatkan perpanjangan kontrak 6 tahun sampai 2019.
Begitu menjalani musim keduanya 2016-2017 di Liverpool, Klopp kemudian menjual sekitar 16 orang untuk merombak skuadnya agar lebih bisa bersaing dengan mendatangkan beberapa pemain yang lebih efektif.
Hasil positif kembali diraih oleh Klopp bersama skuad barunya. Liverpool kembali tampil agresif, disegani dan tak dianggap tim semenjana. Melalui gaya bermain ‘gegenpressing’ di musim 2016-2017, sampai bulan Desember 2016 mereka hanya kalah dua kali dan meraih 13 kali kemenangan. Posisi Liverpool berada di papan atas bersaing dengan Arsenal, Manchester City, Manchester United dan Tottenham. Tren positif ini kemudian diteruskan sampai Liverpool finish di posisi keempat klasmen di akhir musim.
Tak hanya itu, Liverpool kembali ke kompetisi tertinggi Eropa, Liga Champions (UCL). Klopp kembali mendatangkan beberapa pemain incarannya, yang di kemudian hari menjadi sosok vital bagi Liverpool. Nama-nama Mohamed Salah, Alex Oxlade-Chamberlain, Andrew Robertson, serta virgil Van Dijk membuat permainan Liverpool semakin solid berkualitas.
Hal tersebut menepis kritikan fans yang mengatakan bahwa penjualan Coutinho yang kontroversial sebagai sebuah blunder Liverpool
Semakin solidnya organisasi permainan Liverpool, mengubah The Reds kembali menjadi tim yang disegani di Liga Inggris pada musim tersebut. Tampil konsisten, Liverpool tampil bersaing di papan atas dan finish di posisi keempat.
Pada musim tersebut, Liverpool hanya mencatatkan lima kali kekalahan sepanjang musim. Sementara itu di Liga Champions mereka sukses bersaing dan melaju sampai babak final, meski kalah di babak final 3-1 dari Real Madrid.
Tren positif Liverpool berlanjut di musim 2018/2019. Dengan tambahan kiper Alisson Becker, Liverpool makin konsisten dengan hanya kalah satu kali dan finish selisih satu poin dengan Manchester City di Liga Premier. Di Liga Champions Liverpool tampil perkasa dan berhasil mengalahkan Bayern Munchen, Porto, dan Barcelona di babak knockout. Liverpool kembali melaju ke babak final untuk menantang Tottenham Hotspur.
Tak mau mengulang kesalahan di final sebelumnya, dua gol Mohamed Salah dan Origi kemudian mengantarkan The Reds memenangkan trofi ‘Si Kuping Besar’ keenam mereka.
The Reds akhirnya kembali menjadi juara Eropa setelah menunggu 14 tahun. Pasukan Merseyside meraih gelar juara Liga Champions pertamanya, setelah terakhir kali memenanginya pada musim 2004/05 ketika menundukkan AC Milan lewat comeback sensasional Istanbul.
Kemenangan tersebut juga menjadi trofi pertama bagi Liverpool di bawah kepemimpinan Jurgen Klopp.
Usai menjuarai Champion, mereka kemudian melanjutkan tren positif dengan memenangkan UEFA Super Cup 2019.
Melewati dua musim yang impresif dengan satu gelar Eropa, Liverpool mengawali musim 2019/2020 dengan agresif. Pada musim tersebut, The Reds berusaha mengejar gelar Liga Premier Inggris yang sudah lama dinantikan.
Penantian selama 30 tahun akhirnya terbayar lunas, klub Merseyside kembali menjadi juara Liga Inggris. Liverpool menyegel gelar juara Liga Inggris 2019/2020, setelah Manchester City selaku rival terdekat kalah 1-2 dari Chelsea di pekan ke-31, Jumat (26/6/2020) dini hari WIB.
Kekalahan membuat City cuma mengoleksi 63 poin di peringkat kedua klasemen Liga Inggris hingga pekan ke-31. Raihan The Citizens tak bisa mengejar Liverpool di tujuh laga tersisa, sebab Mohamed Salah dkk sudah mengoleksi 86 poin.
Lagi-lagi Klopp bersama Liverpool mencatatkan sejarah. Klub dengan fans militan tersebut akhirnya bisa mencicipi trofi juara Liga Inggris lagi, setelah menunggu selama 30 tahun.
Terakhir kali Liverpool menjadi juara kasta tertinggi Liga Inggris pada pada musim 1989/1990. Ketika itu, format turnamennya masih bernama Divisi Satu.
Sejak era Premier League dimulai pada musim 1992/1993, Liverpool selalu kesulitan menjadi juara. Hanya empat kali Si Merah mendekati trofi juara, ketika menjadi runner up di musim 2000/2001, 2008/2009, 2013/2014, dan terakhir 2018/2019.
Keberhasilan di musim 2019/2020 membuat Liverpool bisa melengkapi statusnya, dengan juga menjadi juara di era Premier League. Jika ditotal, Liverpool kini punya 19 gelar juara liga, yakni 18 dari Divisi Satu dan satu gelar Premier League.
Selain menjadi juara Liga Premier, penampilan Jordan Henderson dkk di bawah asuhan Jurgen Klopp juga mencatatkan sejumlah rekor penting pada musim 2019/2020.
Bersama Klopp, Liverpool sukses merengkuh 103 kemenangan dari 163 pertandingan. Itu berarti, Jurgen Klopp mencatatkan rekor yang lebih baik ketimbang mantan pelatih The Reds lainnya dalam sejarah klub.
Liverpool juga berhasil meraih 26 kemenangan dalam 27 pertandingan terakhir yang dilalui. Melansir dari Talk Sport, The Reds bahkan mencetak rata-rata dua gol atau lebih dalam setiap kemenangannya.
Jurgen Klopp juga mengantar Liverpool menjadi satu-satunya klub Inggris yang memenangi Liga Champions, Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antarklub di tahun yang sama sekaligus, setelah mereka menjuarai FIFA Club World Cup 2019 pada musim 2019-2020.
Meski sempat mengalami penurunan pada musim 2021/2022 dengan tersingkir dari Liga Champions dan hanya finis di posisi lima kelasemen, toh Liverpool segera memperbaiki penampilannya di musim 2023/2024.
Hal tersebut bukan tanpa hambatan, usai ditinggal sejumlah pemain inti seperti Sadio Mane, Roberto Firmino, Jordan Henderson, hingga Fabinho, Liverpool sempat kelimpungan di awal musim.
Namun, Jurgen Klopp sepertinya memang tahu betul apa yang timnya butuhkan. Ia membangun kembali ‘Liverpool 2.0’ dengan sejumlah pemain baru dan pemain muda dari akademi. Klopp memboyong Dominik Szoboszlai, Wataru Endo, juga Alexis Mac Allister untuk memperkuat lini tengah.
Sementara di lini belakang, Joe Gomez makin matang sejak menggantikan Kostas Tsimikas dan Robertson yang cedera. Tapi yang paling menarik adalah penampilan para ‘youngster’ Liverpool dari akademi. Curtis Jones yang lebih dulu bermain di tim senior kian padu bersama para seniornya. Terbaru, penampilan debutan Conor Bradley yang tampil menjanjikan.
Dua kali tampil saat melawan Norwich dan Chelsea, Bradley yang berposisi sebagai bek kanan mencatatkan 1 gol dan 3 assist.
Pada Kamis (1/2/2023) dinihari WIB, Liverpool berhasil membungkus kemenangan 4-1 atas Chelsea di Anfield Stadium. Hasil tersebut kian mengukuhkan posisi The Reds di puncak klasemen Liga Premier Inggris.
Kemenangan tersebut mengokohkan Liverpool di puncak klasemen dengan selisih lima poin dari Manchester City yang berada di posisi kedua dalam perebutan juara Liga Inggris musim 2023/2024. Kemenangan tersebut juga menandai kemenangan Jurgen Klopp ke-200 bersama Liverpool.
Saat ini, Liverpool berada di jalur yang tepat untuk kembali menjadi juara Liga Premier. Selain itu, Liverpool juga meraih hasil positif di dua kompetisi domestik baik FA Cup dan juga Carabao Cup. Sementara di tingkat kompetisi Eropa, Liverpool berhasil lolos di fase 16 besar.
Melihat capaian paling mutakhir itu, Liverpool jika bermain dengan konsisten, bukan tidak mungkin Jurgen Klopp berpotensi meraih treble domestik atau pun gabungan dengan gelar Eropa. Terlebih sang manajer sudah menyatakan, dirinya akan habis-habisan di musim terakhirnya bersama Liverpool, yang disebut para penggemarnya sebagai ‘Last Dance’ --merujuk pada serial dokumenter penampilan terakhir Michael Jordan-- bersama Chicago Bulls.
Keputusan Klopp untuk meninggalkan Liverpool adalah sebuah kejutan yang menyentak banyak orang. Namun, keputusan ini juga merupakan bukti bahwa Klopp adalah sosok yang ambisius, dan ia selalu mencari tantangan baru.
Tanpa Klopp, Liverpool akan kehilangan sosok manajer yang berpengalaman dan sukses. Namun, Liverpool juga memiliki skuad yang berkualitas, dan klub tersebut memiliki potensi untuk tetap menjadi salah satu kekuatan utama di sepak bola Inggris dan Eropa.
Keputusan Klopp untuk meninggalkan Liverpool juga mendapat tanggapan dari para rivalnya, mantan pemain Liverpool, dan pundit yang berkomentar di media massa.
Pep Guardiola, manajer Manchester City, rival utama Liverpool di Liga Premier Inggris, mengatakan bahwa ia sangat menghormati keputusan Klopp. Guardiola mengatakan bahwa Klopp adalah salah satu manajer terhebat di dunia, dan ia telah melakukan pekerjaan yang luar biasa di Liverpool.
"Klopp adalah manajer yang luar biasa," kata Guardiola, dikutip dari SkySports.
"Ia telah melakukan pekerjaan yang luar biasa di Liverpool, dan ia akan selalu dikenang sebagai salah satu manajer terhebat dalam sejarah klub tersebut," tambahnya.
Mantan kapten Liverpool, Steven Gerrard, juga menyampaikan rasa hormatnya kepada Klopp. Gerrard mengatakan bahwa Klopp adalah sosok yang luar biasa, dan ia telah mengubah Liverpool menjadi tim yang hebat.
"Klopp adalah sosok yang luar biasa," kata Gerrard.
"Ia telah mengubah Liverpool menjadi tim yang hebat, dan ia akan selalu dikenang sebagai salah satu manajer terhebat dalam sejarah klub."
Pundit sepak bola yang juga mantan pemain Manchester United, Gary Neville, mengatakan bahwa keputusan Klopp untuk meninggalkan Liverpool adalah kerugian besar bagi klub tersebut. Neville mengatakan, bahwa Klopp adalah sosok yang sangat penting bagi Liverpool, dan ia telah membawa klub tersebut kembali ke level tertinggi sepak bola Eropa.
"Kepergian Klopp adalah kerugian besar bagi Liverpool. Ia adalah sosok yang sangat penting bagi klub tersebut, dan ia telah membawa klub tersebut kembali ke level tertinggi sepak bola Eropa," kata Neville.
Keputusan Klopp tentu menimbulkan pertanyaan soal masa depan Klopp dan Liverpool. Berbagai nama ditawarkan sebagai calon penggantinya di Merseyside, sementara Klopp sendiri sempat santer dikabarkan akan menangani Timnas Jerman.
Meskipun begitu, dalam pernyataannya, Klopp menegaskan bahwa dia tidak akan bergabung dengan klub lain di Liga Primer, namun tidak menutup kemungkinan akan gabung ke klub lain pada tahap tertentu setelah ia menjalani istirahat selama setahun.
Di media dan fandom Liverpool, spekulasi paling liar tentu perihal Xabi Alonso yang akan menjadi suksesor Jurgen Klopp di Melwood. Sukses mentransformasi Bayern Leverkusen menjadi tim menakutkan di Bundesliga, membuat fans Liverpool menginginkannya di Anfield. Namun, Xabi Alonso sendiri masih terikat kontrak dengan Leverkusen hingga 2026.
Masa depan Liverpool masih menjadi misteri, hingga penutupan jendela transfer musim dingin tak banyak yang dilakukan klub. Namun, jika melihat ‘Liverpool 2.0’ yang diwariskan Jurgen Klopp dengan moncernya pemain akademi Liverpool, rasanya kekhawatiran fans sedikit berkurang.
Selain itu, seperti yang Klopp janjikan, ia akan menghabiskan sisa musimnya dengan kerja keras. Bukan tidak mungkin Liverpool akan mengumpulkan empat trofi juara lagi, mengingat The Reds masih dalam perburuan titel Liga Inggris, Piala FA, Piala Carabao, dan Liga Europa pada tahun 2024.
Apapun yang terjadi, sosok Jurgen Klopp selalu punya tempat khusus di Anfield, seperti yang selalu dinyanyikan Kopites, “He made us believe And now we're on top, and we'll never walk alone”. (IRFAN NASUTION)
Baca Juga: Tumbangkan Mainz, Leverkusen Belum Terkalahkan hingga Pekan ke-23 Bundesliga
jurgen klopp Jurgen Klopp Tinggalkan Liverpool virgil van dijk liverpool mo salah liga premier premier league Xabi Alonso
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...