CARITAU JAKARTA – Ketua Umum PSSI, Erick Thohir menegaskan akan memberi sanksi tegas kepada wasit maupun klub yang masih berani 'main mata'. Untuk memberantas praktik kotor tersebut, Erick menyebut kesejahteraan wasit bakal ditingkatkan.
"Kami tak berharap ketika wasit meniup peluit karena aturan dari bandit, ini penting sekali. Kami juga tidak berharap kapabilitas wasit hanya berdasarkan wangsit, yang benarnya harus kerja konkret," kata Erick dalam konferensi pers di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUBGK), Jakarta, Kamis (22/6/2023).
Baca Juga: Nova Arianto Sebut Postur Tinggi Jadi Syarat Khusus di Seleksi Timnas Indonesia U-16, Kenapa?
Sebelumnya, PSSI telah menggandeng JFA untuk meningkatkan kualitas sang pengadil lapangan di Tanah Air. Beberapa program telah dijalankan, seperti proses seleksi wasit untuk Liga 1, Liga 2 dan Liga 3.
Dalam proses seleksi tersebut, sebanyak 27 dari 55 wasit lulus tes ditambah satu wasit AFC Referee. Namun, hanya 18 wasit peringkat teratas yang bakal memenuhi kuota Liga 1, sementara peringkat 19-27 akan mengisi kuota Liga 2.
Sedangkan dari 107 wasit Liga 2 yang ikut serta dalam tes, terdapat 54 wasit yang lolos tes. Peringkat 1-14 akan menempati kuota kursi liga 2 2023/2024. Selebihnya, mereka bakal mengisi kuota Liga 3 dan Liga Elit Pro Academy .
Dilanjutkan Erick, pemberian sanksi tegas merupakan komitmen nyata PSSI untuk memerangi praktik mafia di sepak bola Indonesia.
"Kami akan bersama-sama membersihkan sepak bola Indonesia dari mafia, dan kami jajaran kepengurusan PSSI. Kalau ada yang main-main di lapangan, mau pemain, wasit, pemilik, pengurus, kalau memang ada main-main kami hukum seumur hidup di sepak bola Indonesia," tegas pria berusia 53 tahun itu.
Gaji Wasit Dinaikkan
Demi memberantas praktik kecurangan di antara wasit maupun klub, Erick menyebut perlu adanya upaya untuk mensejahterakan korps baju hitam.
Sebab, terang dia, wasit tidak akan tergiur untuk berbuat curang, jika keuangan mereka telah sehat dan mendapatkan upah yang layak.
"Kalau kita mau wasit kita baik, kehidupan kesehariannya harus baik dulu. Makanya ada BPJS Kesehatan, lalu kita mendorong LIB memastikan wasit-wasit ini punya minimum berapa tiupan (pertandingan)," sebut pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN itu.
Bahkan, Erick tidak segan menyebut gaji wasit yang akan memimpin Liga 1 akan lebih besar dibanding gaji menteri.
Diketahui, wasit tengah Liga 1, sebagaimana diputuskan PSSI pada 2022, digaji Rp10 juta per laga. Adapun hakim garis diganjar Rp7,5 juta per pertandingan, dan hakim gawang Rp5 juta per laga. Setiap wasit berpeluang memimpin laga sebanyak dua kali perbulan, namun ada kemungkinan hanya melakoni satu pertandingan per bulan.
"Ada 18 wasit yang bekerja di Liga 1. Mereka akan 17 kali tiup peluit (memimpin laga per musim). Kalau sekali tiup peluit dapat Rp10 juta, lebih tinggi gajinya dari menteri.
Merujuk pada Peraturan Pemerintah (PP) No 75 Tahun 2000 dan Keputusan Presiden RI Nomor 68 tahun 2021, gaji pokok menteri adalah Rp 5.040.000 per bulan dengan tunjangan Rp 13.608.000 per bulan atau Rp 18.648.000 per bulan.
"Menteri Rp19 juta (per bulan). Mereka (wasit) Rp20 juta. Alhamdulillah lebih tinggi. Selevel menteri. Harus bangga," ujarnya.
Liga 1 2022/2023 sendiri akan kick off mulai 1 Juli 2023 mendatang. Kompetisi tersebut berlangsung sampai April 2024 mendatang.
"Nah, nanti yang reserved wasit pun kita jamin berapa tiupan (pertandingan), supaya ada kepastian hidup. Jangan kita menyalah-nyalahkan wasit, tetapi kita tidak peduli dengan keseharian mereka," tutur dia. (RMA)
Baca Juga: Tundukkan Islandia, Portugal Belum Terkalahkan di Kualifikasi Euro 2024
gaji wasit lebih tinggi dari menteri erick thohir berantas mafia wasit pssi sepak bola wasit
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...