CARITAU JAKARTA – Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy'ari angkat bicara soal kritik sejumlah elemen pemerhati pemilu terkait kabar kunjungan sejumlah komisoner dan kesekjenan KPU ke Amerika Serikat pada 2-10 Oktober 2022 yang dinilai menghamburkan anggaran.
Hasyim membantah kabar bahwa kegiatan lawatan kunjungan pihaknya bersama anggota KPU dan kesekjenan ke luar negeri dinilai telah menghamburkan anggaran di tengah situasi KPU masih butuh anggaran yang cukup besar dalam proses penyelenggaraan Pemilu 2024.
Baca Juga: Netralitas BIN di Pemilu 2024 Dipertanyakan, JARI’98 Minta BG Buka Suara
Hasyim mengatakan, kunjungan para komisoner dan anggota kesekjenan ke luar negeri tersebut merupakan program yang sudah dirancang sejak lama bahkan sejak masa kepemimpinan Arief Budiman, Ketua KPU periode 2017-2018.
"Tidak benar istilah menghamburkan anggaran, karena kegiatan dan anggaran itu sudah disusun dan telah direncanakan sejak awal, malah telah direncanakan sejak KPU periode 2017-2022 alias tidak ujuk-ujuk," kata Hasyim kepada wartawan, Selasa (11/10/2022).
Hasyim menjelaskan, kunjungan KPU itu dalam rangka memenuhi undangan kuliah singkat bertajuk ‘Leadership Management and Elections Training Program’ yang dilakukan oleh The Center for Southeast Asian Studies and the College of Business, Northern Illinois University (NIU), Amerika Serikat.
Selain menghadiri undangan program pelatihan manajemen dan kepemimpinan, kata Hasyim, KPU juga mengikuti kurus dan Diklat di NIU yang dimaksud untuk mendorong kualitas lembaga KPU dalam menyelenggarakan proses tahapan pemilu 2024.
Menurut Hasyim, kegiatan itu sangatlah penting guna mendorong dan meningkatkan kapasitas bagi Sumber Daya Manusia (SDM) di KPU dalam rangka menyusun program-program teknis dan melakukan langkah mitigasi untuk peningkatan kapasitas lembaga KPU.
“Kursus dan diklat itu penting untuk peningkatan kapasitas SDM dan ujungnya untuk peningkatan kapasitas lembaga KPU," imbuhnya.
Kunjungan program belajar ke luar negeri dalam meningkatkan kapasitas SDM dan Kelembagaan itu, kata Hasyim, dilakukan saat awal tahapan pemilu mengingat Indonesia sebagaimana diatur dalam konstitusi telah menganut sistem pemilu per lima tahun.
"Kursus ini penting dilakukan pada awal tahapan pemilu dan bukan setelah selesai tahapan pemilu, karena desain lima tahunan pemilu dan pilkada sejak 2024 adalah pemilu dan pilkada 2029," jelas Hasyim.
Oleh karena itu, lanjut Hasyim, jika kunjungan keluar negeri tersebut dilakukan setelah selesai tahapan pemilu maka relevansinya tidak efektif dikarenakan anggota penyelenggara pemilu dan pilkada pada tahun 2029 nanti bukan anggota KPU periode hari ini.
"Justru relevansinya kursus dilakukan pada awal tahapan. Kalo kursus dibikin setelah tahapan pemilu dan pilkada 2024, malah tidak relevan karena penyelenggara pemilu dan pilkada 2029 bukan anggota KPU periode ini lagi," tandas Hasyim.
Dikabarkan sebelumnya, empat Komisoner KPU yakni Hasyim, Yulianto Sudrajat, Mochamad Afifuddin, Parsadaan Harahap, serta Sekretaris Jendral KPU Bernard Dermawan Sutrisno dan 15 pegawai kesekjenan baru saja selesai melakukan kunjungan ke Northern Illinois University (NIU), Amerika Serikat pada 2-10 Oktober 2022.
Lawatan itu diketahui dalam rangka memenuhi undangan kuliah singkat bertajuk ‘Leadership Management and Elections Training Program’ yang dilakukan The Center for Southeast Asian Studies and the College of Business. (GIB)
Baca Juga: Jubir AMIN Minta Relawan Perketat Pengawasan TPS
Cawagub 02 Fatmawati Dua Bulan Keliling 24 Kabupat...
Kampanye Akbar 02 Andalan Hati, Panglima Dozer: Su...
PMJAK Desak Bawaslu DKI Tindaklanjuti Soal Dana Ka...
Yuks Ramaikan Kampanye Akbar Andalan Hati di GOR S...
Masyarakat Bantaeng Sambut Kunjungan Andi Sudirman...