CARITAU JAKARTA - Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyebut ada tiga faktor yang menyebabkan gempa bumi bermagnitudo 5,6 yang mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada Senin (21/11/2022) pukul 13:21 WIB begitu merusak dan menimbulkan korban jiwa.
"Kedalaman gempa yang dangkal, struktur bangunan tidak memenuhi standar aman gempa, dan lokasi pemukiman berada pada tanah lunak (local site effect-efek tampak) dan perbukitan," kata Daryono seperti dikutip dari akun Twitter-nya, Rabu (23/11/2022).
Baca Juga: BMKG: Sejumlah Daerah Termasuk Jakarta Berpotensi Alami Hujan Lebat pada Senin
Ia menyebut, gempa itu merupakan jenis gempa tektonik kerak dangkal (shallow Cristal earthquake) yang dipicu sesar aktif pada zona sistem sesar Cimandiri.
Hingga Rabu (23/11/2022) pukul 07:00 WIB, BMKG mencatat telah terjadi terjadi 161 gempa susulan di mana yang terakhir terjadi pada pukul 05:24 WIB. Gempa terbesar bermagnitudo 4,2 dan yang terkecil 1,2.
Namun, pada pukul 11:41 WIB terjadi lagi gempa susulan dengan magnitudo 3,9. Gempa ini berpusat pada koordinat 6.80 LS - 107.07 BT pada kedalaman 1 kilometer. Koordinat tersebut berjarak 8 kilometer di Barat Laut Cianjur.
Gumcangan gempa ini dirasakan di Warung Kondang dan Sukaresmi dalam skala IV MMI; dan di Pacet, Cugenang, Ciherang dan Kota Cianjur dalam skala III MMI.
Jumlah korban tewas akibat gempa pada Senin dengan magnitudo 5,6 sebanyak 268 orang, sedang yang terluka mencapai 1.083 orang. (DID)
Baca Juga: Jakarta Tanpa Bayangan Tidak Terlihat Sempurna
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024