CARITAU PADANG - Sebanyak 15 orang melakukan pendakian ilegal di Gunung Singgalang, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Aksi nekat tersebut terendus usai tim patroli Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar bersama kepolisian setempat melakukan pengawasan dan pengamanan di sekitar area lokasi pendakian, Minggu (31/12/2023).
"Tim Patroli BKSDA Sumbar dan Jajaran Polsek X Koto Koto berhasil mengamankan 15 orang pendaki asal Medan, Sumatera Utara yang bakal melakukan pendakian untuk merayakan pergantian tahun di Gunung Singgalang melalui pintu masuk di Nagari Pandai Sikek," kata Plh Kepala BKSDA Sumbar, Lugi Hartanto lewat keterangan resminya.
Baca Juga: Pacu Kuda di Bukittinggi
Sebelumnya, BKSDA Sumbar telah menutup jalur pendakian pada empat gunung yang berada di kawasannya, yakni Gunung Marapi, Gunung Singgalang, Gunung Tandikat dan Gunung Sago. Kebijakan ini diambil lantaran menyikapi bencana erupsi Gunung Marapi pada 3 Desember lalu yang menewaskan 24 orang pendaki.
"Pengumuman ini telah disebarluaskan sejak 18 Desember silam, baik melalui media sosial maupun pemasangan spanduk di setiap pintu jalur pendakian. Namun faktanya masih ada yang melanggar," keluh Lugi.
Selain itu, Tim Patroli tersebut juga mengamankan seorang oknum Warga Jorong Tanjung, Nagari Pandai Sikek yang diduga telah melakukan pungutan liar kepada belasan pendaki tersebut.
"Setelah memastikan kondisi ke-15 orang pendaki dalam keadaan aman, selanjutnya petugas membawa ke-15 pendaki tersebut ke Polsek X Koto untuk diberikan pembinaan dan proses lebih lanjut," terang dia.
Lugi melanjutkan, BKSDA Sumbar langsung memberikan arahan maupun teguran kepada pendaki tersebut untuk tidak mengulangi lagi kesalahannya.
"Kami meminta kepada pendaki untuk tidak melakukan pendakian sampai dengan gunung dibuka kembali untuk umum," tegas dia.
Kejadian Marapi Mesti Jadi Renungan
Diketahui, Patroli pengawasan dan pengamanan aktivitas pendakian juga dilaksanakan di pintu masuk jalur pendakian lainnya, yakni di Nagari Pariangan, Nagari Aie Angek, Nagari Kotobaru, Nagari Batu Palano yang merupakan pintu masuk jalur pendakian Gunung Marapi.
Kemudian Nagari Sikabu pintu masuk jalur pendakian Gunung Sago, Nagari Padang Laweh pintu masuk jalur Pendakian Singgalang, serta Nagari Singgalang pintu masuk jalur pendakian Gunung Tandikat.
"Melalui kerjasama dan komunikasi yang baik dengan Pokdarwis di masing-masing pintu masuk, aktivitas pendakian di lokasi-lokasi tersebut dapat dikendalikan dengan baik," sambung Lugi.
Dia mengatakan, kejadian atau tragedi gunung Marapi menjadi pelajaran berharga, dalam hal 'kesiapan' pengelolaan wisata pendakian. Mulai dari sistem booking dan verifikasi manifest data, mekanisme perlindungan asuransi, pembatasan kuota pengunjung dan waktu pendakian, pemasangan rambu-rambu larangan serta papan petunjuk agar akuntabilitas Balai KSDA Sumatera Barat selaku pengelola kawasan menjadi dapat dipertanggungjawabkan.
"Wisata pendakian sejatinya adalah wisata terbatas atau tidak massal. Momen akhir tahun, akan membuat atensi masyarakat meningkat sehingga pendakian akan menjadi massal dan tidak terkendali.
"Pembelajaran dari tahun sebelumnya, momen hari kemerdekaan, libur panjang maupun pergantian tahun, selalu menimbulkan dampak ekologis berupa sampah dan tekanan gangguan terhadap flora fauna yang ada. Sehingga penutupan gunung atau kawasan konservasi, sejatinya adalah upaya untuk memberikan ruang kepada alam, untuk memulihkan dirinya pasca berbagai tekanan dari manusia," tutup dia. (RMA)
Baca Juga: Gunung Marapi Kembali Erupsi dengan Tinggi Abu Mencapai 700 Meter
gunung singgalang Pendaki Ilegal bksda sumbar erupsi gunung marapi sumbar
Viral! Video Oknum Relawan Paslon Kotabaru 02 H Fa...
Cara Upgrade Skill Gaming dengan Samsung Galaxy A1...
Masuk Minggu Tenang, Pj Teguh Pastikan Jakarta Ber...
Cawagub 02 Fatmawati Dua Bulan Keliling 24 Kabupat...
Kampanye Akbar 02 Andalan Hati, Panglima Dozer: Su...