CARITAU BANDUNG - Beberapa waktu ini kembali beredar video yang disebarkan melalui media sosial dan WhatsApp Grup (WAG) dan menunjukkan Gunung Tangkuban Parahu tengah erupsi dengan narasi peristiwa teersebut terjadi pada saat ini. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, KESDM menegaskan, bahwa video yang beredar tersebut adalah video erupsi yang terjadi pada 26 Juli 2019 silam.
“Video yang beredar bukanlah video yang menunjukkan kondisi aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu yang sebenarnya saat ini. Sehingga berita tentang erupsi Gunung Tangkuban Parahu tersebut adalah HOAKS,” ungkap Kepala Badan Geologi Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Hendra Gunawan dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (13/1/2024).
Beredarnya video tersebut telah menimbulkan kepanikan di kalangan masyarakat khususnya yang berada di sekitar Gunung Tangkuban Parahu atau kepada masyarakat yang hendak berkunjung ke Taman Wisata Alam (TWA) G. Tangkuban Parahu.
Hendra juga mengimbau, masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu dan calon pengunjung TWA G. Tangkuban Parahu serta objek wisata yang dekat dengan gunungapi ini diharap tetap tenang, beraktivitas seperti biasa, tidak terpancing isu-isu tentang erupsi G. Tangkuban Parahu.
Bagi masyarakat yang ingin mengetahui perkembangan aktivitas Gunung Tangkuban Parahu dapat memantaunya aplikasi MAGMA Indonesia yang dapat diunduh di Google Playstore atau melalui website https://magma.esdm.go.id .
Terakhir Erupsi pada 2019
Gunung Api Tangkuban Parahu adalah gunung api aktif yang berada di wilayah Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Gunung api ini memiliki 9 kawah dengan dua kawah utama berada di area puncak, yaitu Kawah Ratu dan Kawah Upas. Erupsi Gunung Tangkuban Parahu pada umumnya berupa letusan freatik dari Kawah Ratu.
Saat ini area kawah dan sekitarnya telah menjadi tujuan wisatawan dalam dan luar negeri. Aktivitas erupsi terakhir Gunung Tangkuban Parahu pada tahun 2019 dimulai dengan erupsi freatik dari Kawah Ratu, yaitu pada tanggal 26 Juli 2019 pukul 15:48 WIB. Waktu itu, terjadi erupsi freatik di kawah Ratu, seiring dengan meningkatnya tingkat kejadian aktivitas erupsi yang cukup signifikan, maka sejak tanggal 2 Agustus 2019 pukul 08:00 WIB tingkat aktivitas Gunung Tangkuban Parahu ditingkatkan menjadi Level II (Waspada).
Setelah menjalani fase erupsi selama hampir 3 bulan lamanya, aktivitas vulkanik mengalami penurunan secara signifikan sehingga tingkat aktivitasnya kembali diturunkan menjadi level I (Normal) tanggal 21 Oktober 2019 pukul 09:00 WIB.
Hingga saat ini tingkat aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu masih berada pada Level II I (Normal), ditandai dengan aktivitas hembusan asap dari Kawah Ratu berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal, dengan ketinggian 5 – 110 m di atas dasar kawah. Rekaman kegempaan selama tahun 2023 hingga 11 Januari 2024 menunjukkan gempa Hembusan kurang dari 5 kejadian perhari dan gempa vulkanik yang berasosiasi dengan suplai magma sangat jarang terekam dan tidak terekam adanya kejadian gempa letusan/erupsi. (IRN)
gunung tangkuban parahu erupsi hoaks viral video viral gunung api badan geologi kementerian esdm
Cawagub 02 Fatmawati Dua Bulan Keliling 24 Kabupat...
Kampanye Akbar 02 Andalan Hati, Panglima Dozer: Su...
PMJAK Desak Bawaslu DKI Tindaklanjuti Soal Dana Ka...
Yuks Ramaikan Kampanye Akbar Andalan Hati di GOR S...
Masyarakat Bantaeng Sambut Kunjungan Andi Sudirman...