CARITAU BEIJING – Juru Bicara Kementrian Luar Negeri (Jubir Kemenlu) China Zhao Lijian menyatakan NATO seharusnya dibubarkan paska pecahnya Uni Soviet.
Hal itu menurut Zhao dikarenakan awal terbentuknya aliansi NATO difungsikan untuk menahan perkembangan kekuatan Uni Soviet dalam konstelasi dunia.
Baca Juga: Vladimir Putin Sebut Konflik Ukraina 'Berbeda' dengan Palestina
Zhao menyesalkan fakta bahwa blok militer pimpinan Amerika Serikat (AS) itu justru memperluas dan memojokkan Rusia yang akhirnya memicu pertumpahan darah di Ukraina.
“Sebagai produk Perang Dingin, NATO seharusnya sudah menjadi sejarah ketika Uni Soviet bubar,” kata Zhao saat konferensi pers harian dilansir dari Rusia today, Jumat (1/4/2022).
Zhao mengatakan bahwa NATO telah melakukan perluasan wilayah ke Eropa Timur selama beberapa dekade dan saat ini berdampak atas krisis Ukraina.
"NATO adalah penggagas dan promotor terbesar dari krisis Ukraina atas nama AS," kata Zhao.
Zhao menjelaskan, NATO telah melanggar janji yang sudah dibuat oleh para pemimpin Uni Soviet. Kebijakan tersebut, lanjut Zhao, jelas membuat Rusia sebagai negara pecahan Uni Soviet perlahan-lahan terpojok.
Hal ini mendorong Rusia ke sudut langkah demi langkah, sehingga pada akhirnya menurut Zhao NATO adalah penggagas utama dari krisis yang terjadi di Ukraina.
Zhao menambahkan seharusnya para anggota organisasi harus merenungkan kembali apa kontribusinya (NATO) terhadap keamanan Eropa.
"Renungkan apa kontribusi besar NATO terhadap keamanan Eropa," tandas Zhao.
Diketahui sebelumnya, Beijing telah berulang kali menyatakan bahwa ekspansi yang dilakukan negara-negara Barat (NATO) telah meningkatkan ketegangan dengan Rusia.
Sementara itu, ditengah sejumlah negara-negara barat telah memberikan sanksi-sanksi kepada Rusia atas seranganya ke Ukraina, negara tirai bambu itu berulang kali menyatakan dengan tegas menolak bergabung dengan sanksi terhadap Rusia.
China menyebut sanksi itu ilegal dan tidak mampu menyelesaikan masalah. Atas pernyataan itu lalu AS dan sekutunya menuduh China berada di "sisi sejarah yang salah" di Ukraina. (GIBS)
Baca Juga: Rusia Bangun Dua Pangkalan di Ukraina
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024