CARITAU TUBAN – Setelah suapan terakhir sarapan dengan sayur daun kelor khas Kabupaten Tuban yang terletak di pesisir utara Jawa Timur, Linda (20) bersiap untuk berangkat ke tempatnya bekerja di Rumah Batik Sekar Tanjung, Dusun Awar-Awar, Desa Tasikharjo, Kecamatan Jenu.
Setiap hari, ibu satu balita ini bersepeda menempuh jarak 1 kilometer dari rumahnya di Dusun Dermo dengan penuh semangat. Sudah empat bulan ini, Linda yang single parent bekerja di Rumah Batik Sekar Tanjung sebagai kasir dan penjaga galeri.
Baca Juga: Pertamina Juanda Tanam Pohon Tabebuya di Jalan Protokol Kecamatan Sedati
“Senang sekali bekerja di sini, bisa mandiri memberi nafkah Refan anak saya dan membantu kedua orang tua yang bekerja serabutan,” katanya saat diwawancarai Caritau.com, di Rumah Batik Sekar Tanjung, Minggu (22/10/2023).
Perempuan berperawakan kurus ini mengaku bisa membatik dan menjahit setelah belajar dari ibu-ibu anggota Kelompok Batik Sekar Tanjung yang merupakan mitra binaan PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus - Fuel Terminal (Terminal BBM) Tuban sejak tahun 2016.
PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus melalui Fuel Terminal Tuban memang terus berikhtiar untuk meningkatkan kesejahteraan para ibu di Desa Tasikharjo yang menjadi anggota Kelompok Batik Sekar Tanjung melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL/CSR) Ekokraf Asik atau Ekonomi Kreatif Tasikharjo.
Linda, Devi, dan Susiani memperlihatkan Batik Sekar Tanjung. (CARITAU-Siti Hapsah Agustin)
Program Ekokraf Asik terdiri dari tiga program pemberdayaan UMKM, yaitu Program Kelompok Batik Sekar Tanjung, Kelompok Jahit Sekar Tanjung, dan Kelompok Ethical Creative Tasikharjo. Mereka mengolah potensi alam dan sumber daya lokal untuk menghasilkan produk-produk kreatif dan ramah lingkungan.
“Alhamdulillah setelah menjadi mitra binaan, sekitar 35 ibu-ibu yang menjadi anggota Batik Sekar Tanjung bisa mendapatkan penghasilan tambahan. Selain itu kami bangga, bisa mengangkat nama Tuban melalui Batik Sekar Tanjung,” kata Susiani (37), Ketua Kelompok Batik Sekar Tanjung.
Selain sudah memberi manfaat bagi 35 anggota Kelompok Batik Sekar Tanjung dengan tambahan penghasilan bervariasi antara Rp500 ribu hingga Rp1 juta per bulan, Pertamina juga terus mengedukasi para ibu agar peduli terhadap kelestarian lingkungan dari pencemaran berbagai zat kimia limbah buangan proses membatik.
Rumah Batik Sekar Tanjung dengan konsep Green Ekokraf. (CARITAU-Siti Hapsah Agustin)
Kepedulian Fuel Terminal Tuban dan Kelompok Batik Sekar Tanjung terhadap kelestarian lingkungan berkelanjutan berwujud Green Ekokraf yang terdiri dari pengolahan limbah (waste management) dan pengolahan air (water management).
Keduanya diaplikasikan di Rumah Batik Sekar Tanjung yang merupakan pusat kegiatan membatik dan menjahit bagi para ibu anggota Kelompok Batik Sekar Tanjung yang berasal dari empat dusun, yaitu Awar-Awar, Dermo, Plaosan, dan Boro.
Selain pengolahan limbah, Fuel Terminal Tuban sejak Agustus 2022 telah melengkapi atap Rumah Batik Sekar Tanjung dengan teknologi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berupa panel tenaga surya yang merupakan energi baru terbarukan (renewable energy).
Mengingat semakin berkembangnya Kelompok Batik Sekar Tanjung, setahun kemudian pada Agustus 2023, dilakukan penambahan daya sehingga kini berkapasitas 6,54 kWp yang mampu menghasilkan listrik hingga 10.241 kWh per tahun.
Panel dilengkapi baterai lithium 10 kWh yang dapat menghemat biaya listrik hingga Rp15 juta per tahun. Energi baru terbarukan ini juga mampu mengurangi emisi karbon 8.502 kg CO2 eq/tahun.
Para ibu anggota Batik Sekar Tanjung tentu saja bergembira, karena mereka bisa membatik atau menjahit sampai malam tanpa harus khawatir membayar mahal penggunaan listrik.
“Adanya panel surya juga membuat kami mulai meninggalkan penggunaan kompor gas dan beralih menggunakan kompor listrik bantuan Pertamina untuk membatik,” ujar Susiani.
Menurut Adriansyah, Fuel Terminal Manager Tuban, pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) telah mendukung kebutuhan energi Program Ekokraf Asik dengan menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.
“Pemanfaatan EBT telah mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif dengan menyediakan energi yang terjangkau dan andal dengan memaksimalkan transisi energi. Hal ini juga membantu pelaku ekonomi kreatif, khususnya ibu-ibu Kelompok Batik Sekar Tanjung untuk terus berinovasi dan mengembangkan produk desa setempat. Juga dapat membantu melindungi lingkungan,” jelas Adriansyah.
Panel surya yang merupakan energi baru terbarukan di atas Rumah Batik Sekar Tanjung. (Humas Pertamina)
Obrolan dan canda ringan terdengar dari ruang tengah Rumah Batik Sekar Tanjung yang difungsikan sebagai ruang membatik. Srikah (38), Susiati (33), dan Linda (20) asyik nglengkrengi atau menggambari kain dengan cairan malam panas melalui canting.
Pada hari Minggu siang itu, ketiganya memilih untuk membatik dibanding liburan atau bersantai.
Srikah dan Susiati mengaku gembira bisa mendapatkan tambahan penghasilan dari membatik, karena bisa membantu menambah penghasilan suami.
“Senang sekali sudah bisa membatik sehingga mendapat tambahan penghasilan. Upah kami di sini sesuai jumlah kain batik yang kami hasilkan. Jadi kalau mau dapat uang lebih, ya harus rajin membatik,” kata Susiati yang pada pagi hari menjadi petugas kebersihan di Kantor Pembibitan Ikan milik Dinas Kelautan dan Perikanan di desa mereka, dan sore hari ikut usaha katering tetangganya.
Para ibu anggota Kelompok Batik Sekar Tanjung sedang asyik membatik. (CARITAU-Siti Hapsah Agustin)
Sejak 2016, Pertamina Fuel Terminal Tuban telah memfasilitasi berbagai peralatan untuk membatik, menjahit, termasuk berbagai sarana pendukung. Saat ini, terdapat enam mesin jahit, dua mesin obras, dua mesin jahit besar, serta kompor listrik pengganti kompor gas.
Terdapat dua jenis batik yang dihasilkan Rumah Batik Sekar Tanjung, yakni batik tulis dan batik cap. Sementara untuk jenis bahan pewarna juga ada dua, yakni pewarna alam dan pewarna sintetis. Mereka fokus dengan batik tulis dengan berbagai motif, di antaranya Sekar Tanjung, Sekar Lintang, Panduri, dan Tanjung Karang.
Kain batik tulis berbahan pewarna alam yang pembuatannya lebih rumit dibanderol Rp300 ribu, sedangkan batik pewarna sintetis berkisar Rp145 ribu hingga Rp185 ribu
Menurut Susiani, Rumah Batik Sekar Tanjung rata-rata menghasilkan 30-50 potong kain batik tulis per bulan. Guna menambah pemasukan, mereka tidak hanya menjual kain batik, tapi juga memproduksi tas, topi, gantungan kunci dan asesoris lain bermotif batik.
“Nilai omset per bulan rata-rata Rp20-25 juta. Jika ada pesanan seragam atau souvenir, omset bisa sampai Rp50-60 juta,” katanya.
Omset mereka lazimnya bakal meningkat saat tahun ajaran baru, karena beberapa sekolah di Tuban sudah mempercayakan seragam batik buat guru dan siswa kepada Batik Sekar Tanjung.
Kini, Batik Sekar Tanjung dari Desa Tasikharjo telah menjadi ikon produk UMKM di tingkat kecamatan hingga kabupaten. Souvenir Pemkab Tuban buat para tamu merupakan inovasi dan kreasi Kelompok Batik Sekar Tanjung. Bahkan pawai dan karnaval setiap tahun juga selalu menampilkan kostum berbahan Batik Sekar Tanjung sebagai andalan.
Kepala Desa Tasikharjo, Damuri, mengaku bangga karena Kelompok Batik Sekar Tanjung perkembangannya luar biasa dan bisa mengangkat perekonomian keluarga, baik anggota Batik Sekar Tanjung maupun masyarakat sekitar.
“Kami berterimakasih atas dukungan dan pembinaan dari Pertamina selama ini. Terlebih program ini semakin berkembang dengan adanya inovasi-inovasi ramah lingkungan dan program berkelanjutan. Harapan kami, program-program lain terus dikembangkan sehingga menciptakan sinergitas yang optimal untuk kesejahteraan masyarakat,” kata Kades Damuri.
Selanjutnya untuk menjangkau konsumen yang lebih luas, Linda diajarkan oleh Sukmayadevi, Community Development Officer - Fuel Terminal Tuban, untuk memasarkan Batik Sekar Tanjung melalui marketplace atau pasar online.
“Kalau untuk TikTok, kami sudah punya dua akun yakni @rumah.batik.sekar dan @rumah_eflos, sedangkan di IG akun kami @rumahbatiksekartanjung,” kata Linda.
Menurut Sukmayadevi, memperkenalkan e-Commerce kepada anggota Kelompok Batik Sekar Tanjung menjadi keharusan agar mereka mengikuti perkembangan teknologi untuk menjangkau pasar lebih luas.
“Sebuah usaha yang memanfaatkan digitalisasi berpotensi berkembang lebih cepat dan luas,” kata Devi, panggilan akrab Sukmayadevi.
Proses mencuci kain batik untuk meluruhkan zat malam. (Humas Pertamina)
Batik tulis berbahan pewarna sintetis produk Kelompok Batik Sekar Tanjung rupanya lebih banyak peminat dibanding batik berbahan alami. Penyebabnya harga lebih murah, juga warna yang tampak lebih cerah dan berwarna-warni.
Namun persoalan muncul karena proses pembuatan batik dengan pewarna sintetis menghasilkan limbah zat-zat kimia berbahaya dan tak ramah lingkungan.
Oleh sebab itulah, Pertamina Fuel Terminal Tuban sejak jauh hari menginisiasi Green Ekokraf berupa pembuatan pengolahan limbah (waste management) dan pengolahan air (water management), termasuk mengedukasi ibu-ibu anggota agar bisa memanfaatkannya.
Pengolahan limbah atau Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Rumah Batik Sekar Tanjung yang diberi nama Ecolatico, sanggup mengurai limbah menjadi hanya 0,055 m3/bulan.
Ecolatiko (ekonomi-pengolahan air limbah batik komunal) merupakan sistem pengolahan limbah cair industri batik berbasis komunal atau kolektif pertama dan satu-satunya di Kabupaten Tuban.
Susiani menjelaskan, sistem IPAL di Rumah Batik Sekar Tanjung terdiri dari empat tandon penyaringan yang ditanam di bawah tanah, di mana masing-masing berkapasitas 4.000 liter, ditambah satu alat filter berbentuk tabung setinggi 1,5 meter.
“Jadi air bekas pewarnaan batik dialirkan ke tandon pertama, kedua dan ketiga untuk disaring. Pada tandon keempat, air dialirkan melalui dua pipa, satu dibuang ke penyerapan tanah dan satu pipa dialirkan ke alat filter. Air hasil alat filter ini bisa digunakan untuk menyiram tanaman atau digunakan lagi untuk pewarnaan batik,” papar Susi.
Proses mencuci kain batik dan tabung filter bantuan Pertamina Fuel Terminal Tuban. (Humas Pertamina)
Berdasarkan pengujian yang dilakukan Genau Lab Surabaya, laboratorium bersertifikasi KAN pada September 2023, IPAL Rumah Batik Sekar Tanjung mampu mengefisiensi penurunan BOD (Biochemical Oxygen Demand) 14.,29%, COD (Chemical Oxygen Demand) 53,81%, TSS (Total Suspended Solid) 43,09%, Fenol 2,56%, Krom Total 25%, NH (amonia) 33,69%, Sulfida 4,76%, serta Minyak & Lemak 0,04%.
Hal yang perlu dicermati dari data pengujian tersebut, kandungan logam berat yang berpotensi merusak lingkungan dan menyebabkan kanker jika meresap ke air tanah dan kemudian dikonsumsi manusia secara tidak sengaja, bisa dinetralisir.
Sebut saja nilai Krom Total adalah 0.00823 atau di bawah ambang batas 1, nilai Sulfida 0.182 dari ambang batas 0,3, Amonia 0.493 di bawah ambang batas 8, dengan tingkat keasaman (pH) 7,95 atau masuk batas ambang antara 6-9.
Berdasarkan hasil uji tersebut, maka air hasil IPAL Rumah Batik Sekar Tanjung tidak terbuang sia-sia dan mencemari lingkungan. Bahkan seperti kata Susiani, dapat digunakan kembali untuk pewarnaan membatik dan menyiram tanaman.
Dompet dan gantungan kunci Batik Sekar Tanjung. (Humas Pertamina)
Ikhtiar peduli lingkungan PT Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus - Fuel Terminal Tuban dan Kelompok Batik Sekar Tanjung telah sukses meraih PROPER Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) pada tahun 2021.
PROPER (Public Disclosure Program for Environmental Compliance) Emas merupakan penghargaan tertinggi berdasarkan penilaian kinerja pengelolaan lingkungan suatu perusahaan dengan indikator terukur. Hal yang membanggakan, saat itu PT Pertamina (Persero) secara total meraih 23 PROPER Emas, di mana tiga di antaranya disumbang PT Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus.
PROPER Emas diserahkan Wakil Presiden RI KH Ma'ruf Amin kepada Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati pada acara Anugerah Lingkungan Proper di Gedung II Istana Wakil Presiden RI, Jakarta, Senin 27 Desember 2021. Turut hadir Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar.
Wapres berpesan agar kalangan dunia usaha terus berperan aktif dalam mengatasi perubahan iklim dan pengelolaan lingkungan berkelanjutan.
“Target Indonesia 2030 adalah mengurangi dampak buruk perubahan iklim karena Indonesia berkomitmen tinggi terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca, serta tetap berkomitmen mendukung target Indonesia mencapai Net Zero Emission tahun 2060,” kata Wapres.
Sementara Dirut Nicke mengatakan, 23 PROPER Emas telah menegaskan komitmen Pertamina untuk mengimplementasikan ESG (Environmental, Social & Governance) secara teritegrasi dari hulu ke hilir untuk mendukung bisnis yang berkelanjutan. Juga menunjukkan kesungguhan Pertamina menerapkan ESG di seluruh lini bisnisnya.
“Pertamina akan terus konsisten menjalankan aspek ESG ke dalam strategi bisnis perusahaan dengan terus memperhatikan kinerja PROPER sesuai dengan aturan yang ditetapkan Kementerian LHK,” tegas Nicke.
Sejatinya bagi Fuel Terminal Tuban dan Kelompok Batik Sekar Tanjung, PROPER Emas merupakan prestasi puncak karena pada tahun 2020 mereka sudah berhasil meraih PROPER Hijau.
Pada tahun 2023 ini, Kelompok Batik Sekar Tanjung kembali bersiap mendukung Fuel Terminal Tuban untuk meraih prestasi terbaik lainnya.
Proses nglengkrengi atau melukis kain yang sudah berpola dengan zat malam menggunakan alat canting. (CARITAU-Siti Hapsah Agustin)
Terkait program pemberdayaan UMKM Green Ekokraf Asik di Desa Tasikharjo, Kabid Tata Lingkungan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup – Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLHP) Kabupaten Tuban, Andi Setiawan, menyatakan bahwa rumah produksi Batik Sekar Tanjung ramah lingkungan, di mana semua proses produksinya telah menggunakan sumber energi baru terbarukan.
“Inovasi ini merupakan hal baru di Kabupaten Tuban, khususnya di industri batik,” kata Andi.
Energi baru terbarukan ini, menurut Andi, juga telah mendukung program reverse osmosis untuk mencapai kemandirian akses air di Desa Tasikharjo.
Andi mewakili pihak DLHP mengaku sangat berterimakasih dan akan terus mendukung program pemberdayaan dari PT Pertamina Regional Jatimbalinus - Fuel Terminal Tuban karena sangat bermanfaat secara lingkungan, sosial dan ekonomi.
Sementara itu, Area Manager Comm., Rel. & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Ahad Rahedi menjelaskan, Program TJSL dari Pertamina Fuel Terminal Tuban telah sejalan dengan SDGs (Sustainable Development Goals/Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) yang dicanangkan pemerintah.
Khususnya poin enam yaitu air bersih dan sanitasi layak, poin tujuh energi bersih dan terjangkau, poin delapan pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, juga poin 13 penanganan perubahan iklim.
“Dalam prosesnya meraih PROPER Emas, Pertamina Tuban terus mengembangkan inovasi yang ada demi keberlanjutan program. Salah satunya penggunaan panel surya oleh Kelompok Batik Sekar Tanjung binaan Pertamina. Penggunaan panel surya ini sebenarnya merupakan bagian dari Program Desa Energi Berdikari Pertamina yang turut berperan dalam pemenuhan kebutuhan energi masyarakat dan memberikan dampak perekonomian bagi masyarakat,” papar Ahad kepada Caritau.com, Senin (30/10/2023).
Ahad pun berharap, melalui Program Desa Energi Berdikari Pertamina di Rumah Batik Sekar Tanjung, masyarakat dapat mengembangkan potensi ekonomi mereka untuk meningkatkan kapasitas produksi dan kesejahteraannya. Termasuk terus mengembangkan produk yang dihasilkan, sehingga bisa semakin dikenal masyarakat luas.
“Program ini juga sebagai aksi nyata Pertamina untuk mendukung upaya pemerintah dalam mencapai Net Zero Emission Indonesia di tahun 2060,” tutup Ahad.(Siti Hapsah Agustin, Kukuh Bhimo N)
Baca Juga: SIG Raih PROPER Emas dan Tujuh PROPER Hijau dari KLHK
pt pertamina (persero) pt pertamina patra niaga regional jatimbalinus Batik Sekar Tanjung proper emas
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024