CARITAU JAKARTA - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) membantah kabar yang menyebutkan pembangunan Kereta Api Cepat Jakarta Bandung (KCJB) terancam mangkrak. Saat ini, PT KCIC tengah fokus penyelesaian kontruksi sebagai kesiapan jelang operasional di tahun 2023 mendatang.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Corporate Secretary PT KCIC, Rahadian Ratry. Menurutnya, percepatan dan akselerasi pembangunan jalur Kereta Cepat Jakarta Bandung terus dilakukan PT KCIK agar semuanya dapat berjalan, sesuai dengan target yang direncanakan.
"Fokus kami saat ini adalah penyelesaikan konstruksi dan kesiapan jelang operasional di tahun 2023. Percepatan dan akselerasi terus kita lakukan agar semuanya bisa berjalan sesuai dengan target yang direncanakan," kata Rahardian, Sabtu (1/10/2022).
Dirinya pun meluruskan kabar yang menyebut rencana uji coba pengoperasian KCJB akan digelar pada akhir tahun 2022. Rahardian mengungkapkan, pada akhir tahun ini, akan dilakukan kunjungan kerja pemantauan progres proyek KCJB oleh dua negara dan melakukan Dynamic Test.
Lebih lanjut dirinya menegaskan, meski ada beberapa kendala dalam pembangunan proyek KCJB, namun hal tersebut telah diatasi. Dikatakan Rahardian, dalam menghadapi beberapa kendala, pihaknya telah melakukan koordinasi untuk mencari solusi.
"Mengenai kendala geologi, perlu kami informasikan tantangan geologis di pembangunan tunnel 2 yang sempat menjadi isu sudah berhasil ditangani. Saat ini sebanyak 13 terowongan yang berada di proyek KCJB sudah berhasil ditembus," ujar Rahardian.
Kemudian untuk pembebasan lahan, dikatakannya, pembebasan lahan telah mencapai 100 persen. Bahkan pemindahan tower dan sutet dapat diselesaikan. "Pembebasan lahan untuk proyek ini pun sudah mencapai 100 persen. Artinya sudah tidak ada masalah. Untuk pemindahan tower dan SUTET, kami membangun komunikasi yang intens dengan berbagai pihak dan satu per satu bisa diselesaikan," terang Rahardian.
Hingga saat ini, dirinya menekankan, pembangunan proyek KCJB dan juga persiapan operasional masih terus berjalan sesuai dengan rencana. Mengenai pembiayaan, perlu diketahui jika skema usaha proyek KCJB adalah B to B. Pembiayaan KCJB bersumber dari pinjaman CDB (China Development Bank) sebesar 75 persen dan 25 persen berupa setoran modal konsorsium BUMN dan Tiongkok.
"Setoran modal ini terdiri dari 60 persen dari konsorsium BUMN Indonesia dan 40 persen dari konsorsium BUMN China. Skema ini yang hingga saat ini diterapkan. Sehingga pembiayaan menjadi tanggung jawab bersama," pungkasnya. (DID)
kereta cepat pt kcic kcjb progres pembangunan mangkrak pt kai
Tanggap Darurat Penanganan Erupsi Gunung Ibu Diper...
Aksi Bela Palestina di Bandung
Kemnaker Jamin Pemotongan Upah Tapera Tak Langsung...
Heboh Iuran Tapera Harus Diikuti Semua Pekerja, In...
BI Sebut Pekerja Migran Indonesia Penyumbang Devis...