CARITAU SURABAYA – Bank Indonesia mendukung pengembangan UMKM komoditas kopi Jatim melalui kegiatan Jelajah Kopi Jawa Timur 2022 yang bertujuan mempromosikan potensi kopi Jatim dari hulu sampai dengan hilir beserta proses pembentukan value added dari perkebunan kopi menjadi produk kopi berkualitas.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinai Jatim Budi Hanoto mengungkapkan beragam kopi berkualitas terbaik Jatim yang telah diekspor ke berbagai negara menunjukkan bahwa kopi Jatim mampu bersaing dengan kopi terbaik Indonesia lainnya.
Baca Juga: BI: Cadangan Devisa Mei 2024 Naik Menjadi USD139 Miliar
“Agenda promosi ini perlu untuk menyusun suatu narasi, menguak semua proses dan cerita-cerita di balik kopi Khas Jatim,” kata Budi Hanoto mendampingi Plt. Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak melepas Tim Jelajah Kopi Jatim 2022 di halaman Kantor Perwakilan BI Jatim Jalan Pahlawan 105 Surabaya, Selasa (5/7/2022).
Wakil Gubernur Jawa Timur yang juga Plt. Gubernur Jawa Timur Emil Dardak optimis Tim Jelajah Kopi Jatim 2022 bisa mengangkat eksotika Kopi Jatim di kancah nasional dan internasional, sebagai satu upaya bersama untuk memulihkan perekonomian Jawa Timur pasca pandemi Covid-19.
"Bagaimana Jawa Timur bisa memanfaatkan ini, harapan kami bisa mengindentifikasi narasi narasi dan cerita-cerita unik disamping potensi produknya itu sendiri," harapnya.
Emil Dardak mengatakan kopi adalah bagian dari gaya hidup yang tidak bisa lepas dari keseharian masyarakat di level usia berapapun. Kopi, lanjutnya, juga juga menjadi bagian dari interaksi sosial di masyarakat.
"Ini adalah komoditas yang punya dampak luar biasa kepada ekonomi rakyat, saya senang sekali pada saat kopi dipilih menjadi sebuah komoditi,” ucapnya.
Emil Dardak menyampaikan sebagai bagian dari ring of fire Jawa Timur yang memiliki banyak daerah pegunungan yang dapat digunakan untuk pengembangan perkebunan kopi, mulai dari Gunung Ijen, Bromo, Tengger, Semeru, Wilis, Argopuro, Arjuno dan Kelud.
"Di Jombang ada pengecualian Excelsa bisa ditanam di ketinggian elevasi yang tidak terlalu tinggi Excelsa, ada robusta ada arabica," tuturnya.
Plt. Gubernur Jatim ini menjelaskan bahwa Pemprov Jatim juga memberikan dukungan dari hulu ke hilir agar kopi Jatim bisa dikenal dan meningkatkan kapasitas ekspor juga sebagai salah satu produk unggulan ekspor Jatim.
Hal itu dilakukan melalui support dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Perkebunan Jawa Timur.
"Kita fasilitasi melalui Disperindag dari sisi hulunya, di dinas perkebunan tentu dengan pelayanan dari seluruh pihak kita mendorong agar ada penguatan," jelasnya.
Tak hanya itu, Jawa Timur juga memiliki Pusat Penelitian Kopi dan Kakao atau Puslitkoka di Jember, juga science techno park dan taman teknologi pertanian yang salah satunya ada di Trenggalek. Hal tersebut menjadi center of excellence untuk memperkuat dari sisi hulu.
Emil Dardak mengungkapkan bahwa salah satu kesulitan para petani kopi ini adalah meremajakan pohon kopi itu sendiri. Akhirnya mereka hanya bertahan dengan pohon-pohon yang sebenarnya kurang produktif kurang bagus. Namun ketika akan diganti mereka takut kehilangan cash flow.
Budi Hanoto menambahkan harapan BI Jatim dan Pemprov Jatim jelas sama adalah bagaimana membuat kopi sebagai sebuah komoditi potensial untuk bisa membantu melalui UMKM guna pemulihan ekonomi Jatim yang lebih baik.
"Untuk mempromosikan kopi Jatim ini ke pentas nasional dan internasional sehingga kita semua tahu kearifan lokal bisa kita angkat," pungkas Budi Hanoto.(HAP)
Baca Juga: Dorong Pertumbuhan Ekonomi Jatim 2024, BI Ingatkan Ketidakpastian Global Masih Tinggi
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024