CARITAU WASHINGTON - Amerika Serikat melalui juru bicara Dewan Keamanan Nasional, John Kirby menyatakan Washington berharap jeda kemanusiaan antara Israel dan Hamas Palestina diperpanjang lagi hingga semua sandera dibebaskan.
Hal tersebut ia sampaikan saat menjawab pertanyaan wartawan apakah Amerika Serikat mendukung gencatan senjata permanen di Gaza dalam jumpa pers di Gedung Putih, Senin waktu setempat, atau Selasa (28/11/2023) waktu Indonesia.
Kirby menjawab bahwa Amerika Serikat mensyukuri perpanjangan jeda kemanusiaan yang membuat 20 tawanan lainnya dibebaskan, termasuk perempuan dan anak-anak.
Baca Juga: Mahkamah Internasional Bacakan Putusan Soal Genosida Israel di Gaza, Jumat 26 Januari
"Kami tentu ingin melihat kelanjutan ini diperpanjang hingga semua sandera dibebaskan," kata Kirby, dilansir dari Antara.
Bantuan Kemanusiaan Tambahan
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Senin mengatakan jeda kemanusiaan di Gaza membuka jalan bagi pengiriman bantuan kemanusiaan tambahan dalam jumlah besar kepada warga sipil yang menderita di daerah kantong padat penduduk tersebut.
"Kami memanfaatkan sepenuhnya jeda ini dalam upaya meningkatkan jumlah bantuan kemanusiaan yang masuk Gaza dan kami akan melanjutkan upaya membangun masa depan yang damai dan bermartabat bagi rakyat Palestina," kata Biden seperti dikutip laman Gedung Putih pada Selasa.
Biden mengaku "terlibat penuh" dalam memperpanjang jeda kemanusiaan demi menghentikan bombardemen Israel ke Jalur Gaza dengan imbalan pembebasan puluhan sandera.
Dia berterima kasih kepada Emir Qatar Sheikh Tamim Bin Hamad al-Thani, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu "atas komitmen mereka terhadap proses ini dan dalam mencapai kesepakatan untuk perpanjangan selama 48 jam ke depan."
"Kami tidak akan berhenti sampai semua tawanan yang disekap teroris Hamas dibebaskan," kata dia.
Qatar pada Senin mengumumkan bahwa jeda kemanusiaan empat hari di Jalur Gaza yang berakhir Selasa bakal diperpanjang dua hari.
Selama gencatan senjata berlangsung, kelompok Palestina Hamas telah membebaskan 50 perempuan dan anak-anak Israel dari total 240 sandera yang diambil dari Israel dalam serangan 7 Oktober 2023.
Sebagai gantinya, Israel membebaskan 150 tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel yang semuanya adalah tahanan perempuan dan remaja.
Hamas juga telah membebaskan 19 sandera asing yang sebagian besar pekerja Thailand yang bekerja dalam sektor pertanian.
"Hamas telah berkomitmen membebaskan 20 perempuan dan anak-anak lainnya selama dua hari ke depan. Tentu saja kami berharap jeda ini diperpanjang, dan ini tergantung kepada kelanjutan pembebasan sandera oleh Hamas," kata Kirby.
Departemen Luar Negeri AS mengungkapkan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken akan mengunjungi Israel, Tepi Barat, dan Uni Emirat Arab pekan ini guna membahas kelanjutan usaha membebaskan semua sandera, melindungi kehidupan warga sipil selama operasi Israel di Gaza, dan mempercepat bantuan kemanusiaan kepada warga sipil di Gaza.
Blinken juga akan membahas upaya nyata dalam memajukan pembentukan negara Palestina dan mencegah konflik ini semakin meluas. (IRN)
Baca Juga: Kebrutalan IDF Terus Berlanjut, Empat Staf Medis Bulan Sabit Tewas Ditembak di Gaza
israel palestina jalur gaza hamas serangan udara pendudukan israel Jeda Kemanusiaan amerika serikat
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...