CARITAU BOGOR - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan peningkatan aktivitas tektonik di Gunung Salak yang terletak di antara Kabupaten Sukabumi dengan Bogor, Senin (11/12/2023).
Teranyar, gunung tersebut mengalami gempa bumi dengan magnitudo 4,0 di Barat Daya Kota Bogor, Jumat (8/12) dini hari.
Baca Juga: Badan Geologi Catat 19 Kali Gempa Guguran Gunung Ruang
"Gempa tektonik lokal di sana mengalami peningkatan jumlah gempa di atas empat kali perhari," kata Kepala PVMBG, Hendra Gunawan dalam keterangan resminya.
Dalam rentang waktu tiga hari, sebanyak delapan kejadian gempa di Gunung Salak terjadi pada 6 Desember. Kemudian terdata tujuh kejadian sehari berselang, serta tujuh kejadian pada 8 Desember 2023.
"Pengamatan visual periode 1 – 9 Desember 2023, Gunung api terlihat jelas hingga tertutup Kabut. Asap kawah tidak teramati. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah ke arah selatan. Suhu udara sekitar 22-32°C," sambung Hendra.
Dilanjutkan Hendra, Gunung Salak merupakan salah satu Gunung api strato Tipe A dengan ketinggian ± 2210 meter di atas permukaan laut (Mdpl).
Erupsi terakhir G. Salak terjadi tahun 1938 berupa erupsi freatik dari Kawah Cikuluwung Putri. Sejak itu kegiatan terakhir hanya berupa bualan lumpur di Kawah Ratu dan Kawah Hirup serta tembusan solfatara dan fumarol di Kawah Ratu.
"Pengamatan kegempaan periode 1-9 Desember 2023, masih didominasi gempa Tektonik Jauh yang terekam sebanyak 31 kali kejadian dan gempa Tektonik Lokal sebanyak 22 kali kejadian. Gempa Vulkanik sebagai indikasi aktivitas G. Salak tidak terekam," sambungnya.
Meskipun dari kegempaan cenderung normal, namun tetap perlu diwaspadai terjadinya erupsi freatik, berupa semburan lumpur atau erupsi uap air (steam explosion) yang dapat terjadi tiba-tiba, pasca terjadinya kenaikan gempa Tektonik Lokal beberapa hari lalu.
Di musim hujan, tingkat kelembaban udara di sekitar kawah akan lebih tinggi, sehingga gas-gas vulkanik akan sulit terurai, yang menyebabkan konsentrasi gas-gasnya akan meningkat dan dapat membahayakan kehidupan.
Kendati demikian, tingkat aktivitas Gunung api Salak tidak mengalami peningkatan aktivitas vulkanik dan tetap berada pada Level I (Normal).
PVMBG memberi rekomendasi masyarakat maupun pendaki tidak memasuki kawah dalam radius 500 meter dari kawah-kawah yang aktif di Gunung Salak, seperti Kawah Ratu, Kawah Hirup dan Kawah Paweh. Terlebih di musim hujan untuk menghindari terjadinya akumulasi gas yang berbahaya.
"Masyarakat di sekitar G. Salak diharap tenang, tidak terpancing isu-isu tentang erupsi G. Salak serta dapat melakukan kegiatan seperti biasa dan agar selalu mengikuti arahan dari BPBD setempat," tutup dia. (RMA)
Baca Juga: Gunung Semeru Kembali Erupsi, Tinggi Abu Mencapai 700 Meter
pvmbg gunung salak erupsi abu vulkanik gempa tektonik badan geologi
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...