CARITAU BANDUNG - Masalah darurat sampah di Bandung pasca kebakaran TPA Sarimukti masih terus berlangsung. Tumpukan sampah masih bisa ditemui di beberapa TPS di Bandung Raya. Kebakaran di TPA Sarimukti berdampak pada ritase pengangkutan sampah yang terhambat sudah hampir satu bulan lamanya.
Terkait hal tersebut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat Prima Mayaningtias megungkapkan, jumlah sampah yang belum terangkut dan masih menumpuk di TPS Bandung Raya mencapai 25 ribu ton.
"25.000 ton (sampah belum terangkut) sampai 19 September," kata Prima saat kepada awak media, Kamis (21/9/2023).
Baca Juga: Pemkot Bandung Larang Tempat Hiburan Beroperasi Selama Ramadan
Prima menyebut, pemerintah berupaya keras menangani darurat sampah di Bandung Raya. Salah satu langkah yang dilakukan yakni dengan menambah lahan di TPA Sarimukti dengan luas total 1,3 hektare sebagai zona darurat.
Dalam keterangannya, ia juga menjelaskan, kuota sampah yang bisa ditampung dari wilayah Bandung Raya saat ini hanya tersisa 7.080 ton sampah.
Pemkot Targetkan 12 Ton Sampah Terangkut dalam Dua Hari
Sementara itu, pada Rabu (20/9/2023) sejumlah tumpukan sampah di TPS Taman Cibeunying mulai diangkut dengan loader. Sampah-sampah tersebut dimasukkan ke dalam truk dengan kapasitas 12 kubik atau mampu menampung 6 ton sampah.
Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna mengaku prihatin dengan kondisi di TPS Taman Cibeunying yang sudah terlalu lama menumpuk.
"Saya minta maksimal dua hari selesai untuk menjadi prioritas dibuang ke TPA Sarimukti. Mungkin sudah sampai 20 hari menumpuk. Ini tidak boleh sebetulnya," ungkap Ema, dalam keterangan tertulisnya.
Ia menargetkan, minimal 12 ton sampah harus bisa ditarik ke Sarimukti. Semua kendaraan akan dikerahkan, baik punya Pemkot Bandung atau hasil sewa.
Ema juga mengimbau agar masyarakat mulai sadar dengan kondisi kedaruratan sampah. Masyarakat perlu jadikan momentum ini untuk sadar dan membiasakan diri memilah sampah.
"Kalau yang organik itu semua sudah selesai di rumah tangga, berarti beban ke kita ini signifikan dampaknya. Sebab kalau dikumulatifkan rata-rata sekitar 60% merupakan sampah organik," jelasnya.
"Kalau sekarang ini organik selesai di rumah atau di lingkungan berarti ke sini (TPS) hanya tinggal 40% yang anorganik. Anorganik kerja sama dengan pemulung. Sisanya (residu) diangkut ke TPA," lanjut Ema.
Ia menambahkan, sampah yang menumpuk di pinggir jalan harus menjadi prioritas pengangkutan. Sembari aparat kewilayahan terus mengedukasi masyarakat untuk budayakan memilah sampah. Sebab ke depan tidak boleh ada sampah organik yang dibuang ke TPA.
"Budayakan loseda (lodong sesa dapur), sehingga sampah organik selesai di rumah tangga. Di rumah ibadah juga harus sudah disiapkan pengolahan sampahnya," tegasnya.
Ema menyebutkan, saat ini Kota Bandung mendapat kuota 2.470 ritase sampah ke Sarimukti. Jumlah itu harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Oleh karena itu, TPS-TPS pun perlu dijaga dengan ketat agar masyarakat tidak membuang sampah langsung ke sana.
"Harus ada petugas yang bantu jaga di sini (TPS). Harus dijaga 24 jam. Atau di jam-jam kritis masyarakat buang sampah, di sana kita langsung bergerak untuk mengamankan TPS," ujarnya.
Selain itu, ia menambahkan, saat ini pihaknya tengah mengupayakan lahan di daerah Sumedang untuk dijadikan TPA sampah Kota Bandung.
"Selain itu, hari ini atas arahan dari Sekda Provinsi Jawa Barat, tim kita sedang ke Kabupaten Sumedang untuk melihat lokasi di daerah Cijeruk. Ada lahan di Kecamatan Tanjungsari, sekitar Cadas Pangeran yang mudah-mudahan bisa membantu penanganan sampah di Kota Bandung," harapnya.
Ia mengatakan, Sarimukti akan tetap dimaksimalkan. Namun, jika masih ada sampah yang belum bisa diangkut, maka akan digeser ke lahan di Cijeruk dan Pamulihan.
"Mudah-mudahan lahan di sana benar-benar siap. Jaraknya juga hanya 44 km kalau dari Kota Bandung," katanya.
Upaya lainnya adalah memanfaatkan lahan di Gedebage untuk dijadikan TPS sementara. Menurutnya, secara logika, lahan di sana sangat luas dan jauh dari pemukiman penduduk. Sehingga lingkungan masyarakat tidak akan terkontaminasi bau.
"Semoga bisa mengurai permasalahan darurat sampah di Kota Bandung. Sekarang ini sudah ada 50-an TPS yang sudah kembali normal. Ritase kita sudah di atas 200 rit," imbuhnya.
Pj Wali Kota Bandung Fokus Tangani Darurat Sampah
Pada kesempatan yang berbeda, Penjabat Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono mengatakan fokus utama saat ini di Kota Bandung yakni penanganan darurat sampah. Selain itu, menjaga Bandung tetap kondusif jelang pesta demokrasi.
Hal itu diungkapkan Bambang usai serah terima jabatan (Sertijab) dari Pelaksana Harian Wali Kota Bandung, Ema Sumarna di Pendopo Kota Bandung, Rabu (20/9/2023)
"Selama 100 hari kerja, Bandung kondusif. Juga yang perlu penanganan segera yakni darurat sampah, kemudian inflasi kita harus jaga terus. Upayanya sudah luar biasa, saya tinggal melanjutkan," kata Bambang.
"Bagaimana penanganan di hulu, dan opsi penanganan di hilir tadi ada area yang bisa dijadikan alternatif. Ini sudah bagus tinggal nanti langkah konkretnya," imbuhnya.
Ia berharap adanya kolaborasi dan sinergitas seluruh stakeholder di Kota Bandung untuk bersama menyelesaikan berbagai permasalahan.
Ia optimis dengan adanya kekompakan antara seluruh stakeholder di Kota Bandung dapat membawa kesejahteraan dan memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
"Tinggal kita bersama merapatkan barisan para ASN dikomandoi oleh pak Sekda didukung sepenuhnya oleh Forkopimda , Camat, Lurah, Tokoh Agama dan masyarakat. Saya yakin dan optimis, mudah-mudahan tugas melayani dan menyejahterakan masyarakat bisa terwujud," katanya. (IRN)
Baca Juga: Pemkot Bandung Antisipasi Inflasi Jelang Ramadan dan Idulfitri
TPA Sarimukti pemprov jawa barat pemkot bandung TPST tempat pembuangan akhir bandung darurat sampah Kebakaran TPA Sarimukti
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...