CARITAU JAKARTA – PT Bank Mega Tbk memilih konservatif dalam menargetkan pertumbuhan kredit 2023 di tengah tren kenaikan suku bunga.
Tahun ini target penyaluran kredit tumbuh 10% hingga 11% pada 2023, atau menurun dari capaian kredit 2022 senilai Rp70,29 triliun yang tumbuh 15,84%.
"Di awal tahun, sudah mulai ada pemberian kredit, sehingga mudah-mudahan tahun ini pertumbuhan kredit akan cukup bagus," ucap Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib di Jakarta, Jumat (3/3/2023).
Kostaman mengatakan kredit pada awal tahun ini sudah mulai diberikan kepada beberapa sektor antara lain sektor telekomunikasi, baik dilakukan oleh Bank Mega maupun sindikasi.
Pada 2022, Bank Mega mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 15,84% dari 2021 yang sebesar Rp60,68 triliun.
Kostaman menuturkan tren suku bunga kredit maupun simpanan Bank Mega saat ini mengikuti arah suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dan tingkat bunga penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Meski, suku bunga BI sudah mencapai puncak kenaikan yakni saat ini di level 5,75 persen, LPS baru saja menaikkan tingkat bunga penjaminan menjadi 4,25 persen.
"Jadi, nasabah melihat dua faktor ini, bunga BI maupun LPS. Kalau keduanya naik, mereka menuntut bunga lebih tinggi," katanya.
Kostaman berharap suku bunga acuan BI akan perlahan menurun menuju akhir tahun sehingga tren suku bunga perbankan pun akan mengikuti.
Sejauh ini, mayoritas suku bunga Bank Mega yakni sekitar 60-70%turut menggunakan suku bunga referensi (reference rate) seperti Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR) 3 bulan.
“Dengan demikian perubahan suku bunga Bank Mega turut mengikuti suku bunga,” pungkas Kostaman. (HAP)
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024