CARITAU MAKASSAR – Kepala Unit Reserse Kriminal (Kanit Reskrim) Polsek Tallo, Iptu Faizal dicopot dari jabatannya karena diduga terlibat dalam penggerebakan markas Batalyon 120 yang merupakan inisiasi Wali Kota Makassar Danny Pomanto dan Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Budhi.
Kapolrestabes Makassar mengatakan, dirinya selaku Kapolres mempunyai program dari awal yaitu mendekatkan diri ke masyarakat, salah satunya dengan wadah restoratif justice (RJ) yang diatur dalam Peraturan Polisi nomor 8 tahun 2021.
"Bagaimana masyarakat yang bermasalah dengan hukum ketika para pihak bisa mencabut perkaranya, pidananya dan kita berdamai di situ dan bisa melakukan membantu masyarakat. Ini dibenarkan aturan," katanya saat ditemui awak media, Senin (12/9/2022).
Namun, kata dia, faktanya Kanit Serse (Iptu Faizal) ini tidak melakukan dan ini sudah lama dikeluhkan oleh Kapolsek ke dirinya dan sudah berpikiran dan rencana mau mengganti yang bersangkutan.
"Dan puncaknya kemarin, harusnya Kanit Serse, ketika menerima laporan harusnya dia ke TKP untuk mengklarifikasi, mengecek kebenaran peristiwa tersebut, tapi faktanya dia tidak melakukan. Sehingga apa, berita ini jadi blunder, berita kemana-mana dan ini jadi tidak benar," bebernya.
Maka dari itu, lanjutnya, supaya berita ini diluruskan sesuai dengan fakta, ia minta pengganti atas saran dari Kapolsek, mana yang kira-kira mampu menjalankan tugas dengan baik di Polsek Tallo.
"Penggantinya pun namanya saya tidak tahu, itu adalah usulan dari Kapolsek. Pergantian Kanit Reskrim ini karena ketidakprofesionalannya, ketidakmaksimalnya dia bekerja, bahkan menyelewengkan apa yang menjadi kebijakan pimpinan, yaitu tentang bagaimana polisi dekat dengan masyarakat dan mengedapankan PP nomor 8 tahun 2021 tentang RJ. Itu salah satunya, tapi sudah lama dikeluhkan Kapolsek tentang ketidakprofesionalnya dalam melakukan penahanan," jelasnya.
Sebelumnya, Kanit Reskrim Polsek Tallo Iptu Faizal membenarkan dirinya dicopot
"Saya dapat kabar pencopotan saya itu dari kapolsek. Kata kapolsek, dia ditelepon langsung sama kapolrestabes," kata Faizal ke awak media, Senin (12/9/2022).
Akan tetapi, ia mengaku dirinya belum mengetahui alasan dirinya dicopot dari jabatannya. Pencopotan tersebut dilakukan hanya melalui sambungan telepon setelah penangkapan komunitas Batalyon 120 dan dirinya sempat diminta untuk melepaskan seluruh anggota komunitas itu.
"Saya memang ditelepon (diminta) untuk melepas [yang ditangkap] pagi-pagi, sama kapolrestabes. Tapi itu perintah lisan saja. Jadi saya takut juga lakukan, karena pertanggungjawabannya nanti," kata Faizal.
Meskipun begitu, ia mengaku pasrah dengan pencopotan dirinya sebagai Kanit Reskrim Polsek Tallo. Ia pun mengaku sudah berpamitan dengan seluruh anggotanya.
"Tidak apa-apa kalau saya mau dicopot, saya rasa yang saya lakukan ini sudah benar. Sudah banyak laporan dari warga soal Batalyon, coba tanya sendiri. Warga sudah tidak respect lagi," tandasnya. (KEK)
terlibat penggerebekan markas batalyon 120 kanit reskrim polsek tallo dicopot dari jabatan
PMJAK Desak Bawaslu DKI Tindaklanjuti Soal Dana Ka...
Yuks Ramaikan Kampanye Akbar Andalan Hati di GOR S...
Masyarakat Bantaeng Sambut Kunjungan Andi Sudirman...
GKJ Pererat Hubungan dengan Warga Melalui Jumat Be...
Demi Kepentingan Kaum Betawi, RK dan Eki Pitung Se...