CARITAU TURIN - Novak Djokovic melaju ke babak semifinal ATP Masters Series di Turin, Rabu (16/11/2022) waktu setempat, dengan kemenangan 6-4, 6-1 atas Andrey Rublev.
Petenis Serbia, yang mengatasi Stefanos Tsitsipas dalam pertandingan pembukanya di Grup Merah, menunjukkan ketangkasan yang luar biasa untuk mempertahankan poin yang cepat dalam menggagalkan unggulan keenam, Rublev.
Mantan petenis peringkat satu dunia itu juga melepaskan pukulan backhand dengan sangat kuat, melakukan hanya enam kesalahan sendiri untuk memastikan kemenangannya yang ke-43 musim ini dalam 68 menit.
"Saya bermain sangat, sangat baik. Salah satu pertandingan terbaik tahun ini tanpa diragukan lagi," kata Djokovic, seperti disiarkan laman ATP.
"Dia adalah lawan yang tangguh. Pesaing yang hebat. Dia memiliki banyak kekuatan dalam permainannya. Saya berhasil menemukan sikap yang tepat dan permainan yang tepat."
"Pada gim ke-10 set pertama, saya pikir dia 40/30 dan kami memainkan reli yang panjang dan saya hanya bertahan di sana dan berkata pada diri sendiri bahwa peluang akan datang," ujar Djokovic.
"Dia sedikit kehilangan energinya di (set) kedua dan saya ingin menggunakan momentum dan energi dari sisi saya di beberapa gim pertama dan itu adalah set kedua yang sempurna."
Petenis berusia 35 tahun itu sekarang memimpin 2-1 ATP head to head melawan Rublev, setelah juga melewati pemain berusia 25 tahun itu pada acara akhir tahun tersebut musim lalu.
Djokovic akan menghadapi Daniil Medvedev dalam pertandingan round-robin terakhirnya pada Jumat, dilansir dari Antara.
Djokovic bertekad untuk menyamai rekor enam gelar Roger Federer di acara tersebut. Dia belum pernah mengangkat Trofi Brad Drewett sejak 2015, dengan hasil terbaiknya adalah babak terakhir pada 2016 dan 2018.
Djokovic, yang menang di Tel Aviv dan Astana bulan lalu, kalah dari Alexander Zverev yang akhirnya menjadi juara di babak semifinal tahun lalu.
Petenis Serbia itu tampil impresif saat melawan Rublev, menyerang tanpa henti dan presisi untuk dengan cepat mencetak poin.
Australia Pastikan Visa Djokovic untuk Australian Open
Sementara itu, Menteri Imigrasi Australia mengatakan bahwa "secara pribadi" dia ikut terlibat dalam keputusan visa bagi Novak Djokovic untuk bermain di turnamen tenis Grand Slam yang akan datang di negara itu.
Mantan petenis nomor satu dunia itu dideportasi dari negaranya menjelang Australian Open awal tahun ini setelah menolak untuk divaksin COVID-19.
Namun, dengan pelonggaran yang signifikan dalam pembatasan pandemi sejak saat itu, Menteri Imigrasi Andrew Giles mengatakan petenis Serbia yang tidak divaksin itu sekarang boleh kembali bermain.
"Sejak pembatalan visa Tuan Djokovic pada Januari 2022, semua pembatasan perbatasan Australia terkait COVID-19 telah dihapus, termasuk persyaratan untuk memberikan bukti status vaksinasi COVID-19 untuk memasuki Australia," kata Giles, seperti disiarkan AFP.
"Tuan Djokovic kemudian diberikan visa sementara untuk memasuki Australia."
Pemerintah Australia sebelumnya melarang Djokovic untuk kembali ke Australia hingga 2025. Giles mengatakan bahwa, sebagai menteri imigrasi negara, dia adalah satu-satunya orang yang memiliki kekuasaan untuk membatalkan larangan tersebut.
"Kekuasaan, hanya boleh dilakukan oleh menteri sendiri," kata Giles.
Djokovic, yang telah memenangi Australian Open sembilan kali, mengaku lega bisa mendapatkan visa.
"Sungguh melegakan mengetahui apa yang saya dan orang-orang terdekat saya dalam hidup saya telah lalui tahun ini dengan apa yang terjadi di Australia dan pasca-Australia, tentu saja," ujar Djokovic.
Djokovic tiba di Melbourne pada Januari untuk Grand Slam pertama tahun ini, mengklaim dia telah memperoleh pengecualian medis untuk dapat memasuki negara itu tanpa divaksinasi karena dia baru saja sembuh dari COVID-19.
Namun, pejabat perbatasan Australia mengatakan dia tidak memenuhi persyaratan untuk dibebaskan dari aturan vaksinasi yang ketat, dan visanya dibatalkan setelah gagalnya banding hukum yang berlarut-larut.
Mantan Menteri Imigrasi Alex Hawke mengatakan pada saat itu bahwa Djokovic "dianggap oleh sebagian orang sebagai jimat" sentimen anti-vaksinasi, dan kehadirannya di negara itu dapat memicu "kerusuhan sipil."
Australia sejak itu mencabut persyaratan bagi pengunjung untuk menunjukkan bukti vaksinasi COVID-19.
(IRN)
novak djokovic stefanos tsitsipas atp finals 2022 grand slam tenis petenis australia open
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024