CARITAU JAKARTA - Ketua Departemen Politik dan Perubahan Sosial Center For Strategi and International Studies (CSIS), Arya Fernandes menyebut kondisi demokrasi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir sedang mengalami regresi atau kemunduran dukungan publik.
Temuan itu, menurut Arya berdasarkan hasil survei CSIS yang telah dilakukan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir atau sejak tahun 2018, yang menunjukan bahwa terjadi penurunan kepuasan publik terhadap iklim demokrasi di Indonesia.
"Ini tidak mengagetkan karena dalam dua atau tiga tahun terakhir kita mengalami yang disebut regresi demokrasi. Yakni terjadinya penurunan kepuasan publik soal demokrasi," ungkap Arya saat memaparkan hasil surveinya yang ditayangkan secara daring, Senin (26/9/2022).
"Dan ini juga mengkonfirmasi temuan riset yang sudah ada sebelumnya, bahwa memang saat ini terjadi demorcatic regration atau regresi demokrasi," sambung Arya.
Arya menuturkan, pada penelitian sebelumnya, yang dilakukan pada 2018 hasil kepuasan publik terhadap demokrasi berhasil melesat keangka 68,5 %, namun sayangnya dalam kurun waktu empat tahun kemudian jumlah itu menurun cukup pesat hingga 5%.
"Tapi empat tahun kemudian (2022) itu turun menjadi 63,8%. Jadi memang ini menemukan dan mengkonfirmasi bahwa terjadi penurunan dukungan publik pada demokrasi, " tutur Arya.
Menurut Arya, penyebab menurunya kepuasan publik terhadap iklim demokrasi di indonesia itu lantaran praktik-praktik kebijakan politik yang dijalankan tidak disukai oleh publik.
Selain itu, aspek merosotnya hak-hak dalam esensi praktik-praktik demokrasi yang dilakukan oleh para pemangku kebijakan saat ini juga diduga menjadi salah satu faktor penyebab iklim demokrasi teregresi.
Bahkan, disatu sisi, berdasarkan hasil survei yang sama juga menunjukan bahwa kepuasan publik terhadap iklim sistem demokrasi di Tanah Air tidak terlampau dominan ataupun besar angka statistiknya.
"Jadi saat kami tanyakan bagaimana kepuasan publik terhadap demokrasi itu tidak terlalu dominan kepuasan publiknya, hanya 62,0% orang yang mengaku puas terhadap demokrasi. Sisanya 35,9% mengaku tidak puas terhadap praktek demokrasi," tandas Arya.
Sebagai informasi tambahan, populasi atau sampel dalam survei yang diterbitkan oleh CSIS ini tersebar di 34 Provinsi di Indonesia dengan populasi sasaran yakni pendiduk Indonesia yang berusia 17-39 tahun.
Survei itu menggunakan teknik penentuan sampel dengan metode multistage random sampling.
Kemudian dalam survei tersebut, jumlah sampel responden telah tersebar secara proporsional di 34 provinsi di Indonesia.
Selanjutnya, setelah dilakukan proses kendali mutu, data yang dinyatakan valid untuk dianalisis yakni sebesar 1.192 sampel.
Sedangkan, margin of error dalam survei ini yaitu sebesar 2,8% yang dilihat pada tingkat kepercayaan dengan angka 95%. (GIB)
survei csis indonesia alami regresi demokrasi kualitas demokrasi di indonesia
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024