CARITAU JAKARTA - Pengamat Politik Citra Institute Yusak Farchan menyoroti ‘silaturahmi’ politik antara Presiden Jokowi dengan lima orang Ketua Umum (Ketum) partai yang ditengarai sebagai bentuk manuver politik dalam rangka menyusun kekuatan menyambut kontestasi Pemilu 2024.
Diketahui, pertemuan tersebut dihadiri oleh lima Ketua Umum partai yang juga merupakan Partai pendukung pemerintah. Lima ketua umum itu yakni Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto, lalu Ketum PAN Zulkifli Hasan, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, dan Ketua Umum PPP Mardiono.
Baca Juga: Surya Paloh Terima Hasil Pilpres, NasDem Lepas Dukungan ke Anies Baswedan?
Menanggapi hal itu, Yusak menilai, pertemuan antara lima Ketum partai pendukung pemerintah tersebut menandakan bahwa dukungan Presiden Joko Widodo tidak diberikan secara tunggal melainkan akan juga diberikan kepada sosok capres lain.
"Dukungan politik pak jokowi tidak tunggal melainkan diberikan kepada banyak capres. Inilah skenario pak jokowi dalam memainkan perannya sebagai king maker pilpres ke depan," kata Yusak dalam keterangan tertulisnya kepada awak media, Senin (10/04/2023).
Selain itu, menurutnya, pertemuan tersebut juga dapat dianalisis sebagai langkah strategi dari Presiden Jokowi dalam membuka peluang untuk membangun kekuatan yang besar dengan cara menyatukan sejumlah elit pimpinan partai.
Sebab, pria yang juga menjabat sebagai Dekan FISIP dari Universitas Sutomo itu menilai, sosok Presiden Jokowi dalam peta politik kontestasi Pemilu 2024 juga acap kali disebut sebagai king maker penentu pengusungan Capres 2024.
Hal itu lantaran, Presiden Jokowi juga memiliki ratusan organisasi relawan yang hingga saat ini masih tegak lurus mengikuti arahan serta juga perintah yang dapat membantu suara dukungan kepada Bakal Capres 2024.
"Pertemuan Presiden Jokowi bersama 5 ketum parpol beberapa waktu lalu bisa dibaca sebagai skenario menaruh telur di banyak keranjang," ujar Yusak.
Disisi lain, menurut Yusak jika nanti PDIP tidak jadi melebur didalam koalisi besar yang saat ini mulai rame digadang-gadang oleh lima Ketum tersebut, maka Presiden Jokowi juga disinyalir bakal tetap memiliki peran andil penentu untuk memberikan dukungan kepada sosok Bacapres yang diusung oleh PDIP.
"Artinya, jika PDIP mengusung capres-cawapres tanpa koalisi, tetap ada andil pak jokowi karena bagaimanapun pak Jokowi adalah bagian dari representasi politik PDIP. Dan dukungan politik jokowi kepada Ganjar itu kan sudah menjadi rahasia umum," tutur Yusak.
Yusak mengungkapkan, dengan begitu agenda pertemuan antara lima Ketum Parpol itu juga dapat disinyalir sebagai langkah strategi dari Presiden Jokowi dalam menebar dukungan kepada sosok-sosok yang bakal didapuk atau diusung menjadi Bacapres di kontestasi Pemilu 2024.
Yusak menambahkan, kalaupun keputusan akhir nanti koalisi besar tidak ada PDIP, maka bukan tidak mungkin Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) bersama KIB yang berencana untuk membentuk poros besar bisa jadi tetap berada didalam kendali Jokowi.
"Kalaupun poros besar bersama PDIP tidak jadi terbentuk, maka poros KKIR bersama KIB juga tetap dalam kendali Jokowi," ungkap Yusak.
"Bahkan di poros Koalisi perubahan sendiri kan pemimpin poros nya Nasdem yang menjadi parpol pendukung pemerintah," tandas Yusak. (GIB/IRN)
Baca Juga: Timnas AMIN Sertakan Pemungutan Suara Ulang dalam Gugatan PHPU di MK
presiden jokowi ketua umum partai koalisi besar manuver politik capres 2024 pilpres 2024 pemilu 2024
PMJAK Desak Bawaslu DKI Tindaklanjuti Soal Dana Ka...
Yuks Ramaikan Kampanye Akbar Andalan Hati di GOR S...
Masyarakat Bantaeng Sambut Kunjungan Andi Sudirman...
GKJ Pererat Hubungan dengan Warga Melalui Jumat Be...
Demi Kepentingan Kaum Betawi, RK dan Eki Pitung Se...