CARITAU JAKARTA – Sirkuit Jakarta International E-Prix (JIEC) di ancol sukses menggelar balapan Formula E, akhir pekan lalu. Namun, banyak yang meragukan kegunaan sirkuit tersebut di masa yang akan datang. Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR) Hari Purwanto juga sanksi apakah ada lagi ajang balapan internasional yang mungkin digelar lagi di JIEC. 

Terlebih, lanjut Hari, secara spesifikasi, sirkuit JIEC di Ancol kalah jauh jika dibandingkan dengan Sirkuit di Mandalika ataupun Sentul yang juga sama-sama pernah menggelar balapan kelas dunia. 

Baca Juga: Tegas! Truk Tinja Buang Limbah Sembarangan Terancam Sanksi Denda dan Kurungan 60 Hari

" Ya, sepertinya bakal nggak kepakai lagi, karena pengerjaanya dikebut buat formula E. Design dan speknya kan ikut standa FEO. Lantas kira-kira kegiatan apalagi yang bisa diselenggarakan disitu?" tanya Hari saat dihubungi caritau.com, Selasa (7/6/2022).

Meski perkataannya tadi sebatas prediksi, namun satu hal yang disoroti Hari selepas balapan Formula E kelar adalah tidak ada manfaat yang dirasakan masyarakat luas dengan terselenggaranya balapan mobil listrik paling bergengsi di dunia tersebut di Jakarta.

"Kalau keberadaan sirkuit dimasa depan belum bisa diprediksi, namun kalau dikaitkan formula E nyaris tidak ada manfaatnya bagi masyarakat luas," kata Hari Purwanto, Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR) kepada caritau.com, Selasa (7/6/2022). 

Hal tersebut, kata Hari, berbanding terbalik dengan penyelenggaraan balapan MotoGP di Mandalika. Menurutnya saat ajang Moto GP International digelar di Mandalika, masyarakat sekitar banyak yang dilibatkan dan ikut merasakan dampak ekonominya. 

"Beda dengan Mandalika, disana rakyat jelas kecipratan. Ada yang sebagai tukang ojek, jual makanan dadakan, home stay, hingga jadi crew pendukung balapan," pungkasnya. (GIBS) 

Baca Juga: Satpol PP DKI Jakarta Berpatroli Dengan Sepeda Listrik