CARITAU RAMADHAN – Danau Mawang adalah sebuah danau terbesar yang terletak di Kelurahan Borongloe, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa.
Tempat ini memiliki luas danau kurang lebih 2,99 km ditambah daratan sepanjang tepian danau yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik danau antara 50-100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat sehingga total luas kawasan adalah 12,4 km.
Mawang merupakan kata dari bahasa daerah Makassar yang berarti ‘Terapung’. Danau Mawang memiliki tanggul yang biasanya dijadikan masyarakat sebagai tempat untuk menikmati sunset dan sunrise.
Di kawasan Danau Mawang pada sore hari dimanfaatkan oleh beberapa orang untuk menjala dan memancing. Tidak hanya itu di pagi dan sore hari banyak penduduk melakukan olahraga joging menelusuri pinggiran danau. Danau ini dikelilingi banyak pohon rindang sehingga suasananya sangat sejuk.
Terlepas dari itu, Danau Mawang ternyata memiliki sejarah panjang. Danau ini diyakini menjadi saksi pembuktian kesaktian tiga penyiar Islam yang menyebarkan Agama Islam di tanah Makassar.
Ketiganya ialah Syech Yusuf Tuanta Salamaka, Nene Lomo' Ri Antang, dan Datuk Ri Paggentungang.
Ditemui Tim caritau.com, salah satu penjaga Makam Nene Lo'mo Ri Antang, Daeng Beta mengatakan, Nene Lo'mo Ri Antang menyebarkan agama islam bersama dengan Syech Yusuf dan Datuk Ri Paggentungang.
"Dulunya Datuk Paggentungang meminta Lo'mo Ri Antang untuk mengundang Syech Yusuf untuk datang ke tempatnya di Danau Mawang, Kabupaten Gowa untuk memancing ikan," bebernya.
Keesokan harinya, kata Dg Beta, bertemulah ketiganya di Danau Mawang dan memancing ikan.
Di sana mereka duduk betiga di atas batu yang membentuk gundukan yang dinamakan Pa'bumbungan dan memancing.
"Saat memancing hujan deras turun dan membasahi mereka. Di situlah mereka awal mula memperlihatkan masing-masing kemampuannya," ungkapnya.
Saat itu, kata Dg Beta, ketiganya dalam kondisi basah dan mereka ingin merokok dan tak ada korek waktu itu.
"Awalnya Datuk Paggentungang melinting rokoknya, setelah melinting ia kemudian mengangkat tangannya ke atas, seketika rokok itu tersambar petir dan terbakarlah rokoknya," jelasnya.
Saat kejadian itu dilihat oleh Nene Lo'mo Ri Antang, kata dia, Nene Lo'mo Ri Antang pun merasa tertantang dan ingin memperlihatkan kemampuannya juga.
"Setelah itu Nene Lo'mo kemudian berdoa kemudian melinting juga rokoknya. Ia membakar rokoknya melalui tetesan air hujan yang menetes di sarungnya ia kemudian mengambil air itu dan seketika mencelupkan rokoknya dan rokok itu pun terbakar," jelasnya.
Melihat apa yang dilakukan kedua Sufi itu, Syech Yusuf juga merasa tertantang. Tanpa mengeluarkan sepatah katapun ia langsung menyimpang pancingnya di atas batu, kemudian turun ke pinggir danau.
"Setelah air sampai di pinggang Syech Yusuf, beliau mengambil rokoknya dan menenggelamkan tangannya hingga bahu yang masih memegang rokok. Begitu ia mengangkat tangannya ke atas rokok pun terbakar," tandasnya.
Diketahui, ketiganya merupakan penyiar agama Islam di tanah Makassar. Nene Lo'mo Riantang menyebarkan agama Islam di tanah Antang. Sementara Syech Yusuf dan Datuk Ri Paggentungang menyebarkan di tanah Gowa. (KEK)
sejarah danau mawang pembuktian tiga kekuatan penyiar islam di tanah makassar lo'mo ri antang
Masyarakat Bantaeng Sambut Kunjungan Andi Sudirman...
GKJ Pererat Hubungan dengan Warga Melalui Jumat Be...
Demi Kepentingan Kaum Betawi, RK dan Eki Pitung Se...
Pertarungan Dukungan Eks Gubernur Foke dan Anies v...
Buka 35.000 Lowongan Pekerjaan, Pj Teguh Resmikan...