CARITAU CHICAGO - Harga emas berjangka ditutup naik pada perdagangan Senin (4/4/2022) atau Selasa pagi WIB). Investor kembali memburu aset-aset aman (safe haven) di tengah prospek penambahan sanksi bagi Rusia dari negara-negara Barat dan kenaikan inflasi.
Meski demikian, penguatan nilai tukar dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS membatasi keuntungan dari menguatnya harga emas.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, naik 0,54%, menjadi USD1.934,00 per ounce. Emas berjangka anjlok 1,55% menjadi USD1.923,70 per ounce pada Jumat (1/4/2022) dan merosot 1,8% untuk minggu lalu.
Ada kemungkinan inflasi menjadi lebih tinggi karena perlambatan pengiriman terkait pandemi di China serta perang di Ukraina, yang menjadi pertanda baik bagi emas, kata Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
Investor juga menantikan rilis risalah dari pertemuan kebijakan terakhir Federal Reserve pada Rabu (6/4/2022) untuk tanda-tanda bahwa bank sentral AS dapat menaikkan suku bunga acuan setengah poin persentase bulan depan.
Mata uang safe-haven dolar naik ke puncak satu minggu, juga didukung oleh kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS di tengah ekspektasi bahwa suku bunga AS akan naik tajam. Pergerakan mata uang dolar menahan kenaikan emas.
Emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, yang meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil sambil meningkatkan dolar.
Kemarahan global menyebar pada Senin (4/4/2022) atas pembunuhan warga sipil di Ukraina utara dan tampaknya akan menggembleng Barat untuk menjatuhkan sanksi tambahan terhadap Moskow, yang mungkin dapat mencakup ekspor energi Rusia.
"Permintaan safe-haven dapat berkurang jika pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina berhasil, tetapi inflasi tampaknya akan tetap tinggi, yang dapat terus mendukung harga emas," tulis analis di Heraeus Precious Metals dalam sebuah catatan.
Keuntungan di Wall Street pada Senin (4/4/2022) juga meredupkan daya tarik emas, karena indeks Nasdaq dan S&P 500 didorong oleh saham-saham megacap dan lonjakan 20% pada saham Twitter. Pedagang juga mencerna komentar Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bahwa negosiasi damai menjadi lebih sulit karena militer Ukraina melaporkan warga sipil yang tewas di kota Bucha, Ukraina.
Sementara itu, Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Senin (4/4/2022) bahwa pesanan pabrik AS turun 0,5% pada Februari setelah melonjak dengan revisi naik 1,5% pada Januari. Penurunan pesanan pabrik ini terjadi untuk pertama kalinya dalam 10 bulan.
Seperti dilansir dari Antara, harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun 0,26% menjadi USD24,59 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 0,24%, menjadi USD991 per ounce. (IRW)
PMJAK Desak Bawaslu DKI Tindaklanjuti Soal Dana Ka...
Yuks Ramaikan Kampanye Akbar Andalan Hati di GOR S...
Masyarakat Bantaeng Sambut Kunjungan Andi Sudirman...
GKJ Pererat Hubungan dengan Warga Melalui Jumat Be...
Demi Kepentingan Kaum Betawi, RK dan Eki Pitung Se...