CARITAU SURABAYA – Produsen makanan olahan, PT Sekar Laut Tbk (SKLT) menargetkan kinerja pendapatan samapi akhir tahun ini bisa tumbuh 20% persen seiring meningkatnya penyerapan pasar baik ekspor maupun domestik.
Direktur Sekar Laut John C. Gozal mengatakan kinerja perseroan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp1,53 triliun atau naik 13,4% dibandingkan 2021 sebesar Rp1,35 triliun.
“Pada kuartal I tahun ini, perseroan sudah berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp463 miliar atau naik 20% dibanding kuartal I 2022, sesuai yang ditargetkan. Jadi hingga akhir tahun ini pendapatan kita proyeksikan tumbuh 20%,” ungkap John dalam Paparan Publik Sekar Laut di Surabaya, Selasa (23/5/2023).
Sementara laba bersih perseroan 2022 tercatat Rp75 miliar atau turun dibandingkan laba bersih pada 2021 yang mampu mencapai Rp85 miliar. Penurunan ini disebabkan adanya peningkatan beban penjualan seperti biaya distribusi.
“Meski laba sempat turun tahun lalu, tapi per Maret 2023 ini sudah berjalan membaik. Pada prinsipnya kalau perusahaan sudah laba, maka neraca dan rasio-rasio lainnya juga baik,” ujarnya.
John optimistis dengan target tahun ini karena adanya peningkatan penyerapan pasar baik pasar ekspor maupun local. Terutama pasar ekspor di mana pada kuartal I 2023, pasar ekspor naik hingga 50% disbanding periode sama tahun lalu.
“Peningkatan ekspor yang sangat besar pada tahun ini karena sekarang ongkos freight sudah kembali normal setelah tahun lalu ongkosnya sangat tinggi,” imbuhnya.
John menyebut pasar Sekar Laut masih didominasi local sementara komposisi pasar ekspor saat ini masih di kisaran 15% meski pertumbuhannya sangat pesat. Pasar ekspor perseroan dengan kode emiten SKLT ini meliputi wilayah Asia seperti Korea, Jepang serta Negara Eropa Belanda, Inggris dan Jerman.
Produk Andalan Baru
Direktur Produksi Sandiono Sungkono menambahkan untuk mencapai target pertumbuhan tahun ini perseroan meluncurkan beberapa produk baru sebagai andalan penjualan yakni jenis sambel selain produk olahan krupuk.
“Tahun ini kami sudah mengenalkan sambal uleg rasa rendang, teri, udang dan geprek. Nanti bulan Juli 2023 rencananya akan meluncurkan jenis chilis saos,” katanya.
Sandiono mengatakan respson pasar terhadap produk sambal sangat bagus. Tak hanya di pasar local saja, di mana masyarakat Indonesia sangat menggemari sambal, namun sambal uleg juga sudah diekspor.
“Kontriusi produk sambal sudah mencapai 30% dari total penjualan. Saat ini sudah ada 10 varian sambal uleg, yang paling dominan penjualannya varian sambal terasi,” katanya.
Selain sambal dan krupuk, perseroan juga akan masuk ke pasar ritel untuk produk tepung-tepungan yang pasarnya juga bagus seperti tepung bumbu ayam, tepung serbaguna dan tepung goreng tempe.
Guna mendukung target kinerja tahun ini, perseroan menyiapkan belanja modal atau capex sekitar Rp50 miliar yang akan digunakan untuk membeli gudang dan mesin-mesin produksi kerupuk dan sambal, serta untuk peremajaan.
“Pembelian gudang atau depo terutama akan dilakukan untuk membentuk agen penjualan di luar pulau Jawa seeperti di Medan Sumatera, Pontianak di Kalimantan, Makassar dan Kendari Sulawesi. Ini dilakukan untuk mendekatkan produk diri ke konsumen agar mudah mendapatkan produk Sekar Laut,” katanya.
Saat ini kapasitas produksi Sekar Laut untuk produk sambal mencapai 17.000 ton/tahun, sedangkan produk kerupuk mencapai 15.000 ton/tahun.
“Dari total kapasitas tersebut, tingkat utilisasi produksi saat ini berada di angka 75% sehingga masih bisa dinaikkan lagi,” pungkas John Gozali. (HAP)
Viral! Video Oknum Relawan Paslon Kotabaru 02 H Fa...
Cara Upgrade Skill Gaming dengan Samsung Galaxy A1...
Masuk Minggu Tenang, Pj Teguh Pastikan Jakarta Ber...
Cawagub 02 Fatmawati Dua Bulan Keliling 24 Kabupat...
Kampanye Akbar 02 Andalan Hati, Panglima Dozer: Su...