CARITAU SURABAYA – Rumah Sakit (RS) Universitas Airlangga (Unair) sedang mengembangkan pelayanan terhadap penyakit kanker melalui kerja sama dengan pusat kanker Icon Cancer Centre, Singapura meliputi tiga bidang pelayanan, pendidikan, dan penelitian.
Direktur RS UNAIR Prof Dr dr Nasronudin SpPD KPTI FINASIM mengatakan merupakan sejarah baru bagi RS Unair atas dilakukannya penandatanganan perjanjian kerja sama dengan Icon Cancer Centre.
Baca Juga: Sempat Dievakuasi Pascagempa, Pasien RS Unair Sudah Kembali ke Kamar Perawatan
“Ini sesuai dengan program pemerintah ya, agar kerja sama terus dibangun. Misal ada pasien yang berobat di Singapura untuk kontrol rutin bisa dilakukan di RS Unair,” ujar Prof Nasronudin melalui keerangannya, Sabtu (8/4/2023).
RS Unair merupakan rumah sakit pertama yang bekerja sama dengan pusat kanker di Singapura tersebut. Upaya ini merupakan salah satu cara yang dilakukan RS UNAIR untuk mewujudkan health tourism yang saat ini tengah digarap.
“Begitu banyak orang Indonesia yang ke Singapura untuk berobat. Harapannya kerja sama ini dapat menjadi awal kolaborasi yang baik antara Indonesia dan Singapura dalam penanganan kanker,” terang Prof Nasron.
Health Tourism
RS Unair memiliki sistem layanan terpadu dalam penanganan kanker. Satu pasien kanker akan ditangani oleh multidisiplin ilmu yang berbeda.
“Dalam penanganan satu pasien ada penanganan dari onkologi, penyakit dalam, bedah, hingga paliatif. RS UNAIR dan Singapura saat ini sama-sama sedang mengembangkan layanan ini,” jelasnya.
Penanganan kanker akan menjadi salah satu layanan unggulan dalam health tourism yang diusung RS Unair “Kanker ini kasusnya begitu banyak dan progresif fatal. Perlu ada teknologi yang dikembangkan bersama agar kemungkinan fatal bisa dikurangi dan kualitas hidup pasien kanker bisa meningkat sehingga angka harapan hidupnya juga panjang,” ungkap Prof Nasron.
Serena Wee Hui Yan CEO Icon SOC Pte Ltd, menerangkan alasan dipilihnya RS UNAIR sebagai mitra kerja sama karena kualitasnya.
“Memang ada banyak rumah sakit di Indonesia namun bagi kami RS UNAIR merupakan mitra yang terbaik dalam melakukan kerja sama,” terangnya.
Serena optimis bahwa kerja sama yang dilakukan ini bisa berjalan dengan baik.
“Kesempatan ini dapat membuat dokter kami bisa menjalin hubungan baik dengan dokter di RS UNAIR untuk berdiskusi dalam memecahkan kasus yang ada. Sehingga bisa meningkatkan kompetensi. Saya rasa kerja sama ini akan berjalan dengan baik,” ucapnya.
Sementara itu, kanker menjadi masalah penyakit tidak menular (PTM) yang angka kejadiannya masih tinggi di Indonesia. dr Pradana Zaky Romadhon SpPD KHOM FINASIM, mengatakan bahwa dalam satu hari RS Unair menerima 10 hingga 20 pasien kanker baru.
“Kalau ditambah dengan pasien lama dalam sehari kami bisa menerima 45 pasien dan angka ini terus meningkat,” kata Manajer Sumber Daya Manusia RS Unair tersebut.
dr Zaky menambahkan bahwa kondisi pasien yang datang berbagai macam mulai dari stadium awal hingga akhir. Kanker payudara masih mendominasi kasus yang terjadi. Selain itu ada kasus lain seperti kanker serviks, kanker paru, kanker getah bening, kanker tenggorokan, dan lainnya. (HAP)
Baca Juga: Bangunan RSUD Soewandhi dan RS Unair di Surabaya Roboh Terdampak Gempa Tuban
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024