CARITAU LUMAJANG – Kondisi hutan yang rusak pascaerupsi Gunung Semeru membuat ratusan kera yang selama ini menghuni hutan di lereng turun ke kampung-kampung atau jalanan untuk mencari makan.
Kera kera bahkan tak takut menghampiri para relawan ataupun warga untuk meminta makanan. Saat para relawan memberikan sisa nasi bungkus dan air mineral, mereka lahap memakannya.
"Mereka turun gunung bukan untuk mengganggu, melainkan mencari sisa makanan. Mereka terlihat kelaparan, "ujar Isman, salah satu relawan di Lumajang seperti dikutip medcom.id, Senin (27/12/2021).
Kawasan perbukitan piket nol, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang merupakan salah satu kawasan hutan di lereng Semeru yang dihuni satwa endemik, mulai burung hingga kera.
Menurut Kepala Bidang II Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Khairul, selain kera atau macaca, sejumlah satwa endemik juga terdampak awan panas, misalnya landak Jawa.
"Kami belum bisa mengkonfirmasi jumlah dan jenis satwa apa saja yang terdampak, sebab pihak TNBTS belum bisa mengakses kawasan Gunung Semeru karena material vulkanik masih cukup panas, " pungkasnya.(GIB)
Pertarungan Dukungan Eks Gubernur Foke dan Anies v...
Buka 35.000 Lowongan Pekerjaan, Pj Teguh Resmikan...
Pj Teguh Instruksikan Perangkat Daerah Bersinergi...
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...