CARITAU LONDON – Presiden Rusia Vladimir Putin mewajibkan negara-negara ‘tidak bersahabat’ membayar dengan rubel untuk pasokan gas yang dibeli dari Rusia, sementara negara-negara di Eropa memiliki ketergantungan dengan pasokan gas Rusia.
Harga gas memang telah melonjak di kawasan Eropa pada Rabu (23/3/2022). Sanksi Amerika Serikat dan beberapa negara Uni Eropa kepada Rusia dikhawatirkan akan memperburuk krisis energi di kawasan itu.
Sanksi berat terhadap Rusia diberlakukan sejak Moskow mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Tetapi Eropa sangat bergantung pada gas Rusia untuk pemanas dan pembangkit listrik, serta Uni Eropa terpecah mengenai apakah akan memberikan sanksi pada sektor energi Rusia.
Pesan Putin sangat jelas: “Jika anda menginginkan gas kami, belilah dengan mata uang kami”.
Masih belum jelas apakah Rusia memiliki kekuatan untuk secara sepihak mengubah kontrak yang ada yang disepakati dalam Euro.
Rubel melonjak sebentar setelah pengumuman mengejutkan itu, ke level tertinggi tiga minggu melewati 95 terhadap dolar. Rubel memangkas kenaikannya tetapi tetap jauh di bawah 100, ditutup pada 97,7 terhadap dolar, turun lebih dari 22% sejak 24 Februari 2022.
Beberapa harga gas grosir Eropa naik hingga 30% pada Rabu (23/3/2022). Harga gas grosir Inggris dan Belanda melonjak.
Gas Rusia menyumbang sekitar 40% dari total konsumsi Eropa. Impor gas Uni Eropa dari Rusia tahun ini berfluktuasi antara 200 juta hingga 800 juta euro (USD880 juta) per hari.
"Rusia akan terus, tentu saja, untuk memasok gas alam sesuai dengan volume dan harga..., tetap dalam kontrak yang disepakati sebelumnya," kata Putin pada pertemuan yang disiarkan televisi dengan para menteri pemerintah.
"Perubahan hanya akan mempengaruhi mata uang pembayaran, yang akan diubah menjadi rubel Rusia," katanya seperti dikutip dari Antara.
Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck menyebut, permintaan Putin sebagai pelanggaran kontrak dan pembeli gas Rusia lainnya menggemakan poin tersebut.
"Ini akan merupakan pelanggaran terhadap aturan pembayaran yang termasuk dalam kontrak saat ini," kata sumber senior pemerintah Polandia, sembari menambahkan Polandia tidak berniat menandatangani kontrak baru dengan Gazprom setelah kesepakatan mereka yang ada berakhir pada akhir tahun ini.
Bank-bank besar enggan memperdagangkan aset Rusia, semakin memperumit permintaan Putin.
Seorang juru bicara pemasok gas Belanda Eneco, yang membeli 15% gasnya dari anak perusahaan raksasa gas Rusia Gazprom, Wingas GmbH mengatakan pihaknya memiliki kontrak jangka panjang dalam mata uang euro.
"Saya tidak bisa membayangkan kita akan setuju untuk mengubah ketentuan itu."
Menurut Gazprom, 58% dari penjualan gas alam ke Eropa dan negara-negara lain pada 27 Januari 2022 diselesaikan dalam euro. Dolar AS menyumbang sekitar 39% dari penjualan kotor dan sterling sekitar 3,0%.
Komoditas yang diperdagangkan di seluruh dunia sebagian besar ditransaksikan dalam dolar AS atau euro, yang merupakan sekitar 80% dari cadangan mata uang dunia.
"Tidak ada bahaya untuk pasokan (gas), kami telah memeriksa, ada rekanan keuangan di Bulgaria yang dapat merealisasikan transaksi juga dalam rubel," kata Menteri Energi Alexander Nikolov kepada wartawan di Sofia.
"Kami mengharapkan semua jenis tindakan di ambang yang tidak biasa tetapi skenario ini telah dibahas, jadi tidak ada risiko untuk pembayaran berdasarkan kontrak yang ada," tambah Nikolov.
Beberapa perusahaan, termasuk perusahaan minyak dan gas Eni, Shell dan BP, RWE dan Uniper - importir gas Rusia terbesar di Jerman - menolak berkomentar.
"Tidak jelas seberapa mudah bagi klien Eropa untuk mengalihkan pembayaran mereka ke rubel mengingat skala pembelian ini," kata Leon Izbicki, associate di konsultan Energy Aspects.
Dia mengatakan, bagaimanapun, bahwa bank sentral Rusia dapat memberikan likuiditas tambahan ke pasar valuta asing yang akan memungkinkan klien dan bank Eropa untuk mendapatkan rubel yang dibutuhkan.
Moskow menyebut tindakannya di Ukraina sebagai ‘operasi militer khusus’, sementara Ukraina dan sekutu Barat menyebutnya sebagai dalih yang tidak berdasar.(IRW)
PMJAK Desak Bawaslu DKI Tindaklanjuti Soal Dana Ka...
Yuks Ramaikan Kampanye Akbar Andalan Hati di GOR S...
Masyarakat Bantaeng Sambut Kunjungan Andi Sudirman...
GKJ Pererat Hubungan dengan Warga Melalui Jumat Be...
Demi Kepentingan Kaum Betawi, RK dan Eki Pitung Se...