CARITAU JAKARTA - Fenomena astronomis gerhana matahari hibrida terjadi pada hari ini, Kamis 20 April 2023 mendatang. Sebelum di Indonesia, puncak Gerhana Matahari Hibrida juga terlihat terlebih dahulu di langit Australia.
Dilansir dari laman resmi Twitter @infoastronomy puncak Gerhana Matahari Hibrida terjadi pada puku; 10.32 waktu Astralia.
“TOTALITAS! Puncak #GerhanaMatahariHibrida sudah terjadi di langit Exmouth, Australia. Sudah berasa lebih adem dan langit lebih meredup dari sebelumnya?,” tulis akun Twitter @infoAstronomy, dikutip Kamis (20/4/2023).
Lalu bagaimana dengan wilayah di Indonesia? Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan, sejumlah wilayah di Indonesia alami gerhana matahari hibrida. NTB jadi salah satu wilayah yang menurut BMKG bisa melihat fenomena gerhana matahari hibrida tersebut.
Baca Juga: Bibit Siklon 96S Kuatkan Potensi Cuaca Ekstrem Saat Arus Mudik
"Pada 20 April 2023 sejumlah Wilayah Indonesia termasuk di NTB alami gerhana matahari hibrida," kata Prakirawan Stasiun Zaenudin Abdul Majid, Lombok, Anggi Dewita dalam keterangan tertulis di Mataram, Kamis (20/4/2023).
BMKG menyatakan, gerhana matahari bisa di lihat mulai pukul 11.43 WITA di wilayah Provinsi Aceh hingga pukul 13.51 WITA di wilayah Papua. Sedangkan untuk wilayah Nusa Tenggara Barat, gerhana matahari dapat dilihat pukul 11.58 WITA.
Untuk diketahui, Pusat antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkirakan fenomena alam gerhana matahari hibrida ini akan terjadi pada 20 April 2023 atau pada hari ke 29 puasa Ramadhan menjelang Lebaran.
Gerhana Matahari Hibrida adalah Gerhana Matahari yang memiliki dua jenis Gerhana berbeda yang terjadi dalam satu waktu secara berurutan dalam satu fenomena. Dimulai dengan Gerhana Matahari Cincin berubah menjadi Gerhana Matahari Total, kemudian kembali menjadi Gerhana Matahari Cincin dalam waktu singkat dirujuk dari penjelasan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) RI.
Sementara itu, BMKG menjelaskan bahwa Gerhana Matahari Hibrida terjadi saat Matahari, Bulan, dan Bumi berada tepat segaris. Sehingga di suatu tempat tertentu terjadi peristiwa piringan Bulan yang teramati dari Bumi lebih kecil daripada piringan Matahari dan tempat tertentu lainnya terjadi peristiwa piringan Bulan yang teramati dari Bumi sama dengan piringan Matahari.
Proses tersebut menyebabkan saat puncak gerhana di suatu daerah tertentu, membuat Matahari tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya. Sedangkan di daerah lainnya, Matahari seakan-akan tertutupi Bulan.
Gerhana Matahari Hibrida terdiri dari dua tipe, yakni Gerhana Matahari Cincin dan Gerhana Matahari Total. Ada tiga macam bayangan Bulan yang terbentuk saat Gerhana Matahari Hibrida, yaitu antumbra, penumbra, dan umbra.
Di wilayah yang terlewati antumbra, gerhana yang teramati berupa Gerhana Matahari Cincin. Lalu di wilayah yang terkena penumbra, gerhana yang teramatinya berupa Gerhana Matahari Sebagian. Sementar, di daerah tertentu lainnya yang terlewati umbra, gerhana yang teramati berupa Gerhana Matahari Total.
Tahun ini, menurut prakiraan BMKG, gerhana matahari hibrida akan terjadi pada Kamis, 20 April 2023 dan dapat diamati di Indonesia. Gerhana matahari hibrida di Indonesia akan nampak berupa gerhana matahari total dan gerhana matahari sebagian, sementara gerhana matahari cincin tidak dapat diamati. (IRN)
Baca Juga: BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi di Laut Selatan Jabar hingga DIY
gerhana matahari gerhana matahari hibrida bmkg penumbra lapan fenomena astronomi gerhana matahari hibrida 20 april 2023
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024
Pilkada Semakin Dekat, Pj Teguh Ajak Warga Jakarta...