CARITAU JAKARTA – Jaringan Agensi Humas dan Komunikasi Dunia PROI Worldwide memperkirakan disinformasi atau hoaks akan semakin meningkat pada tahun 2022 seiring dengan semakin meningkatnya penggunaan platform media sosial dan aplikasi bertukar pesan.
“Berdasarkan informasi yang dikumpulkan dari para ahli komunikasi di 50 negara, PROI memperkirakan peningkatan serangan informasi dan semakin banyak krisis komunikasi terkait dengan disinformasi,” ujar Partner PROI untuk Indonesia, Jojo S Nugroho, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat, (18/2/2022), dilansir Antara.
Secara umum, hoaks dan disinformasi akan sangat merusak reputasi organisasi manapun, terutama jika organisasi tersebut menjadi sasaran penyebaran berita palsu. Sudah menjadi rahasia umu, hoaks memang sengaja diciptakan untuk membentuk opini yang keliru kepada publik.
Menurut Jojo, salah satu cara menangkal hoaks ialah kemampuan profesi humas dalam memberikan informasi yang benar dan akurat.
“Praktisi humas umumnya dianggap bertanggung jawab untuk memastikan bahwa informasi yang mereka sebarkan adalah benar,” tabah Jojo.
Namun pada kenyataannya, beberapa informasi yang disebarluaskan oleh profesional humas, praktisi media, atau pengguna media sosial malah tidak sepenuhnya akurat, atau bahkan dapat menjadi sebuah kebohongan yang disengaja.
“Penyebaran hoaks tidak akan ada hentinya; Hoaks dan disinformasi dapat berkembang seiring dengan perkembangan teknologi. Sepanjang tahun 2021, kita sering menyaksikan banyak disinformasi seputar pandemi COVID-19 dan informasi vaksinasi,” kata pria yang juga Managing Director Imogen PR itu.
Data yang dihimpun oleh Kominfo sejak COVID-19 muncul di Indonesia hingga Mei 2021, tercatat ada 1.556 hoaks terkait COVID-19 serta 177 hoaks terkait vaksin COVID-19.
“Setiap organisasi menghadapi masalah dan krisis pada tingkat yang berbeda-beda, tidak terkecuali terkait hoaks. Ketika masalah tersebut ditangani dengan buruk, masalah dapat berubah menjadi krisis besar, kemudian memburuk sehingga membahayakan kelangsungan hidup organisasi,” terang Jojo.
PROI meminta agar organisasi memprioritaskan ancaman krisis seperti hoaks. Untuk mendukung hal tersebut, PROI meluncurkan hotline krisis 24/7 untuk menangani krisis ini.
Hotline krisis 24/7 akan memberikan tanggapan cepat bagi organisasi yang membutuhkan nasihat ketika terjadi krisis hoaks dan disinformasi. Hotline itu dikelola langsung oleh praktisi PR dari seluruh wilayah, klien dapat mencari dukungan ini melalui +65 8885 9528 atau menemui perwakilan PROI di wilayah mereka. (RIO)
Semen Curah Dongkrak Volume Penjualan SIG yang Ala...
Panglima Dozer Instruksi Relawan Tancap Gas Memena...
Perkuat Sinergi Bersama Kementerian PPPA RI, Pempr...
Gerindra Dukung Andalan Hati di Pilgub Sulsel, Pen...
Panglima Dozer Perintah Gaspol Menangkan Paslon 02...