CARITAU SURABAYA – Produsen kertas dan tisu PT Suparma Tbk optimis kinerja di 2023 masih menunjukkan pertumbuhan positif dengan target penjualan tumbuh 10% menjadi Rp3,4 triliun di tengah tekanan isu resesi global.
“Indonesia optimis dengan pertumbuhan ekonomi tahun depan tidak ikut mengalami resesi. Tahun ini saja, pertumbuhan ekonomi Indonesia relative bagus di angka 5,72 %. Karenanya kami yakin 2023 kinerja tetap bisa tumbuh positif," kata Direktur PT SuparmaTbk, Hendro Luhur Hendro pada paparan publik secara virtual, Jumat (25/11/2022).
Hendro menandaskan perseroan akan memperkuat pasar dalam negeri yang memang memiliki potensi besar. Namun tetap diupayakan memperkuat penjualan ekspor sebagai langkah hedging antara ekspor dan impor di saat terjadi kenaikan harga bahan baku.
"Terkait kenaikan harga bahan baku memang industri kertas ikut terdampak. Sepanjang tahun ini, hingga Oktober, harga bahan baku pulp mengalami kenaikan lebih dari 30 persen, dan jenis pulp yang digunakan adalah lokal yang naiknya bahkan 66 persen dibandingkan harga di awal tahun," ungkap Hendro.
Untuk tahun 2022 ini, perseroan mencatat penjualan bersih per 30 September 2022 mencapai Rp 2,358 triliun, mengalami peningkatan sebesar 22,5% dibandingkan dengan penjualan bersih pada periode yang sama tahun 2021.
"Kenaikan penjualan bersih tersebut disebabkan oleh kenaikan kuantitas penjualan produk kertas dan harga jual rata-rata produk kertas yang masing-masing sebesar 3,6% dan 18%. Pencapaian ini setara dengan 76,1% dari target penjualan bersih perseroan tahun 2022 yang sebesar Rp 3,1 triliun," jelas Hendro.
Dengan kinerja penjualan tersebut, laba komprehensif perseroan per 30 September 2022 mengalami peningkatan Rp 59,3 miliar atau naik 31,7% menjadi Rp 246,49 miliar.
Sedangkan untuk pencapaian penjualan bersih selama periode sepuluh bulan yang berakhir 31 Oktober 2022 adalah sebesar Rp 2,603 triliun dimana pencapaian ini setara dengan 84% dari target penjualan tahun 2022.
Terkait produksi kertas perseroan, Hendro menjelaskan sepanjang tahun 2022 ini mengalami kenaikan sebesar 8,9% dari semula sebesar 152.404 MT menjadi 165.960 MT atau setara dengan 68,4% dari target produksi kertas tahun 2022 yang sebesar 242.500 MT, dengan tingkat utilisasi sebesar 79,3%.
Sedangkan pencapaian produksi kertas selama sepuluh bulan atau per 31 Oktober 2022 adalah sebesar 184.671 MT atau setara dengan 76,2% dari target produksi kertas tahun 2022.
"Kenaikan produksi ibi juga didorong oleh sudah berproduksinya PM10 secara komersial pada 7 Maret 2022 lalu dengan kapasitas terpasang sebesar 55.000 MT dengan komposisi rencana produksi Hand towel (HT) 63%, Wrapping Kraft (WK) 25%, dan MG paper 12%," pungkas Hendro. (HAP)
Demonstrasi PW GPII Desak Penyelidikan Tuntas Kasu...
KJP Plus dan KJMU Tahap II Segera Cair, Disdik DKI...
Steve Madden Buka Store Ketiga di Surabaya
GKJ Siap Kawal Hasil Pilkada 1 Putaran untuk Pramo...
Peluang Pilkada Jakarta Dua Putaran, RK-Suswono Bi...